EFEK EVAPORASI DAN SUHU PENGERINGAN SPRAYDRYING TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK DAN KIMIA WHEY BUBUK
Abstract
Whey merupakan produk samping (limbah) dari pembuatan keju dengan koagulan rennet. Persentase whey yang dihasilkan tergolong tinggi (±93,2%) daripada keju yang diperoleh. Whey masih memiliki kandungan nutrisi yang tinggi yaitu whey protein dan laktosa sehingga perlu dimanfaatkan menjadi whey bubuk. Spray drying adalah metode pengeringan yang banyak dipakai di industri pangan karena memiliki kecepatan pengeringan yang tinggi. Proses evaporasi dapat mengurangi beban pengeringan pada spray drying. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati karakteristik fisik dan kimia whey bubuk yang dihasilkan melalui metode spray drying pada suhu pengeringan yang berbeda yaitu suhu 160, 165 ,170 ,175, dan 180oC dan adanya perlakuan pra-pengeringan yaitu evaporasi dan non-evaporasi pada whey. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental dengan 2 kali ulangan. Parameter pengamatan meliputi kadar air, laju dan tingkat higroskopisitas, nilai kecerahan, dan rendemen, serta pengamatan penunjang yaitu kandungan protein dan laktosa. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa perlakuan evaporasi dan tanpa evaporasi pada suhu pengeringan 160-180oC tidak memberikan hasil yang berbeda nyata pada kadar air, laju higroskopistas, tingkat higroskopisitas, dan warna. Rendemen pada perlakuan evaporasi memberikan hasil yang berbeda nyata karena terjadi fenomena lengket pada dinding tabung pengering akibat kandungan laktosa yang tinggi. Peningkatan suhu hanya memberikan hasil yang berbeda nyata pada kadar air sampel whey bubuk tanpa evaporasi sedangkan parameter lainnya tidak berbeda nyata. Whey bubuk yang dihasilkan memiliki kandungan protein 10,85% dan laktosa 74,20%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa proses evaporasi perlu dilakukan pada suhu 160-180oC karena tidak banyak mengubah parameter seperti yang disebutkan sehingga beban pengeringan yang tinggi pada proses spray drying bisa berkurang.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
AOAC. 1990. Official Methods of Analysis. Association of Official Analytical Chemists. Washington, DC, USA
Apriyantono, Fardiaz, Puspitasari, Sedarnawati, dan Budiyanto. 1989. Petunjuk Laboratorium Analisis Pangan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Dirjen Pendidikan Tinggi. PAU-IPB. Bogor.
Buchi. 2006. Training Papers Spray Drying. http://www.buchi.com
Chandan, Kilara, dan Shah. 2008. Dairy Processing and Quality Assurance. Wiley-Blackwell. Iowa, USA.
Chandan dan Kilara. 2011. Dairy Ingredients for Food Processing. Wiley-Blackwell, USA.
Agricultural Sciences .
Codex Standard 289-1995. 2010. Standard for Whey Powders. http://www.codex.com
deMan, M John. 1997. Kimia Makanan. Bandung: ITB
Effendi. 2000. Mikroenkapsulasi Minyak Atsiri Jahe dengan Campuran Gum Arab Maltodekstrin dan Variasi Suhu Inlet Spray-Drier. [Tesis]. Yogyakarta: Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada
GEA Niro Research Laboratory, 2005. GEA Niro Analytical Method. http://www.niro.com/methods
Heldman dan Lund. 2007. Handbook of Food Engineering, Second Edition. CRC Press/Taylor & Francis.
Heldman dan Singh. 2009. Introduction to Food Engineering, Fourth Edition. Elsevier, USA.
Jaya dan Das. 2004. Effect of maltodextrin, glycerol monostearate and tricalcium phosphate on vacuum dried mango powder properties. Journal of Food Engineering.
O’Connor. 1993. Traditional cheesemaking manual. ILCA (International Livestock Centre for Africa), Addis Ababa, Ethiopia.
SNI 01-2891-1992. 1992. Cara Uji Makanan dan Minuman. Badan Standardisasi Nasional
Tamime. 2009. Dairy Powders and Concentrated Milk Products. Willey-Blackwell, United Kingdom.
Yoneda. 2003. Pemanfaatan Whey Dalam Pembuatan Nata De Whey Dengan Penambahan Amonium Sulfat dam Glukosa. Skripsi Teknologi Hasil Ternak, Fakultas Peternakan IPB. Bogor.
Refbacks
- There are currently no refbacks.