Studi Komparasi Model Pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) dan Double Loop Problem Solving (DLPS) Ditinjau dari Kemampuan Matematik terhadap Prestasi Belajar Siswa Materi Larutan Penyangga Kelas XI IPA SMA Negeri Kebakkramat
Abstract
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan desain faktorial 2x2. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri Kebakkramat tahun pelajaran 2017/2018. Sampel penelitian terdiri dari 2 kelas yaitu XI IPA 1 dan XI IPA 3 yang diperoleh dengan menggunakan teknik cluster random sampling. Kelas XI IPA 1 diberikan model pembelajaran TAPPS dan XI IPA 3 diberikan model pembelajaran DLPS. Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan uji statistic non parametrik Kruskal Wallis. Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui: (1) perbedaan penggunaan model pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) dan Double Loop Problem Solving (DLPS) pada materi larutan penyangga terhadap prestasi belajar siswa, (2) perbedaan kemampuan matematik yang tinggi dan yang rendah terhadap prestasi belajar siswa, (3) interaksi antara model pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) dan Double Loop Problem Solving (DLPS) dengan kemampuan matematik terhadap prestasi belajar siswa pada materi larutan penyangga. Dilihat dari hasil penelitian yang telah dilakukan, kesimpulan yang diperoleh yaitu: (1) prestasi belajar ranah kognitif menunjukkan rerata model pembelajaran TAPPS lebih baik daripada model pembelajaran DLPS, namun tidak ada perbedaan prestasi belajar ranah afektif dan psikomotorik terhadap model pembelajaran, (2) siswa dengan kemampuan matematika tinggi mempunyai prestasi belajar kognitif yang lebih baik daripada siswa dengan kemampuan matematik rendah namun tidak ada perbedaan terhadap prestasi belajar ranah afektif dan psikomotorik, (3) terdapat interaksi antara model pembelajaran TAPPS dan DLPS dengan kemampuan matematik terhadap prestasi belajar ranah kognitif, namun tidak ada interaksi pada ranah afektif dan psikomotorik.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Hidayat, S. 2013. Pengembangan Kurikulum Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Hamid, H. (2013). Pengembangan Sistem Pendidikan di Indonesia. Bandung: Pustaka Setia.
Chang, R. (2005). Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti (Jilid 1, Edisi 3), Terj. Muh. Abdulkadir. Jakarta: Erlangga.
Abduhan, R. 2016. JPK FKIP UNS. 4(4): 71-79.
Lochhead, J. & Whimbey, A. 1987. Teaching Analytical Reasoning Through Thinking Aloud Pair Problem Solving. San Francisco: Jossey-Bass Inc., Publishers.
Wah, L.L.K. 1998. Journal Teaching and Learning Institute of Education Singapore. 18(2): 89-95.
Umiyaroh, F & Handoyo, B. 2017. International Interdisciplinary Journal of Scholarly Research. 3(1): 27-35.
Dooley, J. 1999. Problem Solving as A Double Loop Learning System. New York: Adaptive Learning Design.Tersedia: http://www.bmt.smm.lt/wpcontent/uploads/2009/09/6-100209-Jeff-Dooley-Problem-solving-as-a-Double-Loop-Learning-System.pdf.
Artut, P.D. 2009. International Journal of Educational Research. Cukurova University, Faculty of Education, Department of Elementary Education, 01330, Turkey, hlm. 378.
Pate, M. L & Miller, G. 2011. Journal of Agricultural Education. 52 (1): 120-131.
Johnson, S. D., & Chung, S. P. (1999). Journal of Industrial Teacher Education. 37(1): 1- 18.
Merdekawati, K. 2013. Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan. 2: 26-31.
Sari, D.K., Mulyani, B, & Mulyani, S. 2014. Jurnal Pendidikan Kimia UNS. 3(1): 51-57.
Wulandari, A.N. 2013. Unnes Journal of Mathematics Education. 2(3): 40- 46.
Handayani. L.S. 2014. Jurnal Pendidikan Matematika UNP. 3(1): 50-55.
Refbacks
- There are currently no refbacks.