AKTUALISASI SIKAP KEAGAMAAN DALAM RANAH SOSIAL (Rekonstruksi Peran IPS dalam Pengembangan Sikap Keagamaan)
Abstract
: Dalam sejarah pendidikan di Indonesia, setidaknya telah terjadi delapan kali perubahan kurikulum, diantaranya adalah kurikulum 2013 (K-13) yang sekaligus merupakan kurikulum pertama yang memiliki dasar-dasar pemikiran yang progresif. Ini terkait dengan penggunaan filsafat Rekonstruksionisme Sosial dan teori Gestalt sebagai landasan pengembangannya. Atas dasar kedua teori-filsafat itu pula, Kurikulum 2013 mampu mewahanai prinsip keterpaduan, keutuhan, atau integralitas antar-konten atau isi kurikulum; antara konten kurikulum dengan realitas kehidupan; dan berorientasi pada pembentukan pengetahuan, sikap, dan keterampilan fungsional secara terintegrasi. Termasuk integrasi kajian keagamaan di dalam semua mata pelajaran di sekolah. Tulisan ini mengkaji dan mendeskripsikan dimensi-dimensi sikap keagamaan dalam kurikulum 2013, baik dalam mata pelajaran Pendidikan Agama, maupun mata-mata pelajaran lain; integrasi kompetensi sikap keagamaan dalam IPS; dan model pengorganisasian pembelajaran IPS-Tematik dalam rangka pembentukan dan aktualisasi sikap keagamaan dalam realitas kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Kata kunci: abstrak, esensi penelitian, mesin pencari.
Full Text:
PDFReferences
Afriki dkk. (2013a). Tema 1 Indahnya Kebersamaan. IPS Kelas IV SD/MI. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kemendikbud.
Afriki dkk. (2013b). Tema 2 Selalu Berhemat Energi. IPS Kelas IV SD/MI. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kemendikbud.
Afriki dkk. (2013c). Tema 3 Peduli Terhadap Makhluk Hidup. IPS Kelas IV SD/MI. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kemendikbud.
Afriki dkk. (2013d). Tema 4 Berbagi Pekerjaan. IPS Kelas IV SD/MI. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kemendikbud.
Andayani. (Agustus 2008). ”Aplikasi Pendekatan Tematis untuk Pembinaan Kompetensi Komunikatif Bahasa Indonesia Pada Siswa SLTP”, Paedagogia: Jurnal Penelitian Pendidikan, jilid 11, no. 2, pp. 91 – 100.
Assagaf, L. dkk. (2013a). Tema 1 Diriku. IPS Kelas I SD/MI. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kemendikbud.
Assagaf, L. dkk. (2013b). Tema 2 Kegemaranku. IPS Kelas I SD/MI. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kemendikbud.
Assagaf, L. dkk. (2013c). Tema 3 Kegiatanku. IPS Kelas I SD/MI. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kemendikbud.
Assagaf, L. dkk. (2013d). Tema 4 Keluargaku. IPS Kelas I SD/MI. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kemendikbud.
Blogdetik.com. Politik Pendidikan; Sebuah Perspektif Kekinian, Retrieved October 19, 2013, from http://bsy09.blogdetik.com/2009/01/05/politik-pendidikan-sebuah-perspektif-kekinian.html.
Brameld, Th. (1965). Education as Power. New York: Holt, Rinehart and Winston, Inc..
Buchori, M. (2001). Pendidikan Antisipatoris. Yogyakarta: Kanisius.
Bussière, P., Cartwright, F., & Knighton, T. (2004). The Performance of Canada’s Youth in Mathematics, Reading, Science and Problem Solving: 2003 First Findings for Canadians Aged 15. Ottawa-Canada: Human Resources and Skills Development Canada, Council of Ministers of Education.
Bussière, P., Knighton, T., & Pennock, D. (2007). The Performance of Canada’s Youth in Science, Reading and Mathematics: 2006 First Results for Canadians Aged 15. Ottawa-Canada: Human Resources and Skills Development Canada, Council of Ministers of Education.
Collie, William E. & Smith, Lee H. (1981). ‘Teaching About Religion in the Schools: The Continuing Challenge’, Social Education, vol. 45(1), pp. 1-16.
Cornbelth, C. (2001). ‘Research on Context, Research in Context’, James P. Shaver (ed). Handbook of Research on Social Studies Teaching and Learning. New York: Macmillan Publishing Company.
Dahar, Ratna W. (1991). Teori-teori Belajar. Bandung: Erlangga.
Daniel, K. (2011). “Students’ Attitudes on the Teaching of Christian Religious Education in Secondary Schools in Kenya,” International Journal of Psychology and Behavioral Sciences, vol.1(1), pp. 48-54 DOI: 10. 5923/j.ijpbs.20110101.07
Depdiknas. (1999). Suplemen Garis-garis Besar Program Pengajaran Matapelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar. Jakarta: Pusbangkurrandik.
Depdiknas. (2002). Kurikulum Berbasis Kompetensi Matapelajaran Ilmu Sosial Sekolah Dasar. Jakarta: Pusbangkurrandik.
Dilek, D. (2007). “Using A Thematic Teaching Approach Based on Pupil's Skill and Interest in Social Studies Teaching”, The International Journal, vol. 7(1), pp. 1-8.
Ellis, Arthur K. (1998). Teaching and Learning Elementary Social Studies (6th Edition). Boston: Allyn & Bacon.
Fajar, A. Malik dkk. (2001). Platform Reformasi Pendidikan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Logos.
Gagne, Robert M. (1977). The Conditions of Learning. New York: Holt, Rinehart & Winston.
Gunawan, R. dkk. (2013). Sejarah Indonesia untuk Kelas X. Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kemendikbud.
Hasan, A. Hamid. (29 Nopember 2002 ). ‘Pendidikan Sebatas Transfer Ilmu’, Pikiran Rakyat.
Kaymakcan, R., & Meydan, H. (2012). “Values in the Curricula of Religious Education and Social Studies in Primary Schools in the Context of Local-Universal Dilemma”, Educational Sciences: Theory & Practice, vol. 12(2) [Supplementary Special Issue], Spring, pp. 1588-1591.
Kemendikbud. (2012). Dokumen kurikulum 2013. Jakarta: Puskur-Kemendikbud.
Kemendikbud. (2013a). Kurikulum 2013: Kompetensi Dasar Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI). Jakarta: Puskur-Kemendikbud.
Kemendikbud. (2013b). Kurikulum 2013: Kompetensi Dasar Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs). Jakarta: Puskur-Kemendikbud.
Kemendikbud. (2013c). Kurikulum 2013: Kompetensi dasar Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA). Jakarta: Puskur-Kemendikbud.
Koçoğlu, E. (2016). “Social Studies Teachers’ Perspective of Religion Education in Turkey,” International Online Journal of Educational Sciences, vo. 7(1), pp. 145-159.
Kosim, M. (2011). “Urgensi Pendidikan Karakter”, Karsa, vol. IXI(1), pp. 85-92.
Koster, W. (2000). ‘Pengaruh Input Sekolah terhadap Outcome Sekolah: Survai di SLTP Negeri DKI Jakarta’, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, th. 6(025), pp. 358-368.
Krathwohl, D.R. (ed). (2002). A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing: A Revision of Bloom's Taxonomy of Educational Objectives. New York: Longman.
Lombok, J.L.L. (2003). ‘Peningkatan Mutu Luaran Pendidikan Dasar dan Menengah dalam Mendukung Terwujudnya Perguruan Tinggi Yang Tangguh’, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, th. 9(044), pp. 602-617.
NCSS. (1989). Charting A Course: Social Studies for the 21st Century. USA: NCSS.
NCSS. (1994). Expectations of Excellence: Curriculum Standards for Social Studies. Washington, D.C.: National Council for the Social Studies.
NCSS. A Vision of Powerful Teaching and Learning in the Social Studies: Building Social Understanding and Civic Efficacy. Retrieved October 23, 2016 from http://www.socialstudies.org/
NCSS. Curriculum Guidelines for Social Studies Teaching and Learning. Retrieved October 23, 2016 from http://www.socialstudies.org/.
NCSS. National Curriculum Standards for Social Studies: A Framework for Teaching, Learning, and Assessment. Silver Spring, MD: NCSS, 2010.
NCSS. Study about Religions in the Social Studies Curriculum. Retrieved October 23, 2016 from http://www.socialstudies.org/
Noviani, L. (2010). “Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Melalui Integrated Learning Pada Mata Pelajaran IPS SMP”, Paedagogia: Jurnal Penelitian Pendidikan, vol. 13(2), pp. 173 – 187.
Ogawa, M. “Science As the Culture of Scientist: How to Cope with Scientism?” Retrieved January 27, 2017 from www.ouhk.edu.hk/cridal/misc/ogawa.html.
Ozer, A. et.al., (2012,). ‘Determining Candidates of Religion Culture and Moral Knowledge Teachers’ Attitude Towards Art and Role of Art in Contributing to Their Personal Development’, Procedia - Social and Behavioral Sciences, vol. 51, pp. 1039 – 1043.
Ricoeur, P. (1991). From text to action: Essays in hermeneutics. Illinois: Northwestern University Press.
Setiawan, I. dkk. (2013). Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VII SMP/MI. Jakarta: Kemendikbud.
Soedijarto. (2004). ‘Kurikulum, Sistem Evaluasi, dan Tenaga Pendidikan sebagai Unsur Strategis dalam Penyelenggaraan Sistem Pengajaran Nasional’, Jurnal Pendidikan Penabur, th.III(3), pp. 89-107.
Somantri, N. (2000). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Dedi Supriadi & Rohmat Mulyana, eds., Bandung: PPS-FPIPS UPI dan PT. Remadja Rosda Karya.
Sraman, S. (2012). ‘Buddhist Attitude Towards Culture and Other Religions’, Proceedings Archi-Cultural Translations through the Silk Road 2nd International Conference. Mukogawa Women’s University, Nishinomiya, Japan, pp. 296-3001.
Stemler, S. (2012). An Overview of Content Analysis. Practical Assessment, Research & Evaluation, 7(17): 1-10.
Sukadi, (2005). “Pendidikan IPS Yang Powerful dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi”, Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, Th. XXXVIII(4), pp. 1-23.
Sumantri, M. (2002). Pengembangan Potensi Siswa dengan Kurikulum Terpadu untuk Menjadi Manusia Indonesia Seutuhnya. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap dalam Bidang Ilmu Perencanaan Kurikulum pada FIP-UPI. Bandung: UPI.
Supriyoko, K. (8 Juni 2001). ‘Menuai Dampak Panjang Pendidikan’, Harian Suara Pembaharuan.
Suyanto. (6 Oktober 2003). ‘Persoalan Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi’, Kompas, Didaktika.
Wahab, A. Azis. (1986). Materi Pokok Metodologi Pendidikan IPS. Jakarta: Universitas Terbuka.
Ward, G. (2003). ‘Using Theme Cycles’, Total Literacy: Reading, Writing and Learning. Belmont, CA: Wadsworth/Thomson Learning, pp. 439-465.
Welton, David A. & Malan. (2004). Children and Their World: Strategies for Teaching Social Studies. Boston: Houghton Mifflin College Div.
Wertheimer, M. (1999). “Gestalt Theory”, Gestalt Theory Jurnal, vol. 21(3), pp. 181-183.
Winataputra, Udin S. (2001a). Jatidiri Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Wahana Sistemik Pendidikan Demokrasi: Suatu Kajian Konseptual dalam Konteks Pendidikan IPS. Disertasi tidak dipublikasikan. Bandung: Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia.
Winataputra, Udin S. (2001b). Reorientasi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Mengantisipasi Perubahan Sosial di Era Global. Makalah disajikan dalam
Refbacks
- There are currently no refbacks.