KINETIKA PENGERINGAN TEMU GIRING(Curcuma heyneana Valeton & van Zijp)MENGGUNAKAN CABINET DRYER DENGAN PERLAKUAN PENDAHULUAN BLANCHING
Abstract
Permintaan bahan baku obat yang tinggi atau sekitar Rp. 12,9 triliun masih diperoleh dari impor dan terus meningkat setiap tahun. Di lain pihak, isu yang berkembang di masyarakat menuntut pangan dan produk kesehatan agar “back to nature” karena efek samping yang hampir tidak ada sehingga lebih aman daripada bahan kimiawi. Salah satu bahan baku alamiah yang digunakan untuk membuat produk kesehatan adalah simplisia. Temu giring sebagai salah satu simplisia yang potensial di Indonesia sering dipergunakan untuk lulur, penyembuh luka, pelangsing tubuh, mengatasi perasaan tidak tenang bahkan melarutkan kolesterol yang menyumbat pembuluh darah. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji kinetika pengeringan temu giring (Curcuma heyneana Valeton & van Zijp)menggunakan cabinet dryer dengan perlakuan pendahuluan blanching, sehingga dapat menghasilkan simplisia temu giring yang masih mengandung senyawa aktif namun memenuhi kadar air maksimal simplisia. Uji kualitas mutu produk dilakukan dengan mengukur penurunan kadar air metode gravimetri, mengukur kadar kurkumin metode spektrofotometri, dan menguji intensitas warna dengan kromametri. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Faktorial (RAF) dengan dua faktor yang digunakan yaitu perlakuan blanching dan non blanching pada suhu pengering (50, 60, 70oC) dengan pengulangan sampel tiga kali dan pengulangan uji tiga kali.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengeringan dengan menggunakan suhu 50, 60 dan 70oC selama 5,4 dan 3 jam baik perlakuan blanching dan non blanching menghasilkan simplisia dengan kadar air di bawah 10%. Hasil laju penguapan pada hampir semua suhu pengeringan didapatkan perlakuan blanching lebih tinggi dibandingkan non blanching. Efisiensi pengering yang didapat pada suhu 50, 60, 70oC pada perlakuan blanching lebih besar dari tanpa perlakuan blanching.
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)Refbacks
- There are currently no refbacks.