Analisis Miskonsepsi dengan Tes Diagnostik Two-Tier Multiple Choice dan In-Depth Interview pada Materi Asam Basa

Nur Laeli Azizah, Lina Mahardiani, Sri Yamtinah

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui miskonsepsi yang dialami siswa, menganalisis penyebab terjadinya miskonsepsi, dan mencari strategi penyelesaian yang dapat dilakukan untuk mengurangi/mencegah terjadinya miskonsepsi materi asam basa pada siswa kelas XII MIPA salah satu SMA negeri di Surakarta. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu kualitatif deskriptif. Data diperoleh melalui tes diagnostik two tier multiple choice didukung dengan wawancara mendalam dan studi literatur review dengan sumber pustaka berupa jurnal penelitian yang relevan untuk memperkuat data penyebab miskonsepsi. Tes diagnostik dilakukan pada 65 siswa kelas XII MIPA dan 14 responden wawancara diambil dengan metode purposive sampling berdasarkan pertimbangan hasil tes diagnostik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa miskonsepsi terjadi pada semua konsep asam basa pada kategori sedang, miskonsepsi disebabkan oleh beberapa faktor yaitu cara belajar dengan menghafal, kemampuan siswa, minat belajar, metode mengajar, dan prakonsepsi yang salah. Strategi yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengurangi terbentuknya miskonsepsi dapat dilakukan dengan cara mengungkap masalah belajar yang dialami oleh siswa dengan memberikan pertanyaan sebelum pembelajaran dimulai, mengkaji upaya perbaikan strategi pembelajaran sehingga mampu meningkatkan minat siswa saat belajar kimia dan memberikan pengalaman belajar bermakna, dan menerapkan model pembelajaran yang sudah dikembangkan untuk mereduksi miskonsepsi seperti conceptual change dan ECIRR (Elicit, Confront, Identify, Resolve, Reinforce).

Keywords

miskonsepsi; asam basa,;Two-Tier Test; wawancara mendalam

Full Text:

PDF

References

[1] E. Kean and C. Middlecamp, Panduan Belajar IPA Dasar. Jakarta: PT Gramedia, 1985.

[2] R. A. Marsita, S. Priatmoko, and E. Kusuma, “Analisis Kesulitan Belajar Kimia Siswa Sma Dalam Memahami Materi Larutan Penyangga Dengan Menggunakan Two-Tier Multiple Choice Diagnostic Instrument,” J. Inov. Pendidik. Kim., vol. 4, no. 1, pp. 512–520, 2011.

[3] K. Sheppard, “High school students’ understanding of titrations and related acid-base phenomena,” Chem. Educ. Res. Pract., vol. 7, no. 1, pp. 32–45, 2006, doi: 10.1039/B5RP90014J.

[4] P. Indrayani, “Analisis Pemahaman Makroskopik, Mikroskopik, dan Simbolik Titrasi Asam-Basa Siswa Kelas XI IPA SMA serta Upaya Perbaikannya dengan Pendekatan Mikroskopik,” J. Pendidik. Sains, vol. 1, no. 2, pp. 109–120, 2013,

[5] C. W. Sari and I. Helsy, “Analisis Kemampuan Tiga Level Representasi Siswa Pada Konsep Asam-Basa Menggunakan Kerangka Dac (Definition, Algorithmic, Conceptual),” JTK (Jurnal Tadris Kim., vol. 3, no. 2, pp. 158–170, 2018.

[6] Suwarno, Pengembangan Tes Diagnostik dalam Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2013.

[7] D. K. Gurel, A. Eryilmaz, and L. C. McDermott, “A review and comparison of diagnostic instruments to identify students’ misconceptions in science,” Eurasia J. Math. Sci. Technol. Educ., vol. 11, no. 5, pp. 989–1008, 2015.

[8] R. J. Beichner, “Testing student interpretation of kinematics graphs,” Am. J. Phys., vol. 62, no. 8, pp. 750–762, 1994.

[9] C. Tüysüz, “Development of two-tier diagnostic instrument and assess students ’ understanding in chemistry,” no. September, 2015.

[10] N. Usu, Rahmanpiu, and M. A. Murhadi, “Analisis Miskonsepsi Siswa Pada Materi Kesetimbangan Kimia Menggunakan Tes Diagnostik Two Tier Multiple Choice,” J. Pendidik. Kim. FKIP, vol. 4, no. 3, pp. 226–237, 2019.

[11] F. M. Dawati, S. Yamtinah, S. B. Rahardjo, A. Ashadi, and N. Y. Indriyanti, “Analysis of students’ difficulties in chemical bonding based on computerized two-tier multiple choice (CTTMC) test,” J. Phys. Conf. Ser., vol. 1157, no. 4, 2019.

[12] A. L. Chandrasegaran, D. F. Treagust, and M. Mocerino, “The development of atwo-tier multiple-choice diagnostic instrument for evaluating secondary school students’ ability to describe and explain chemical reactions using multiple levels of representation,” Chem. Educ. Res. Pract., vol. 8, no. 3, pp. 293–307, 2007.

[13] D. Rositasari, N. Saridewi, and S. Agung, “Pengembangan Tes Diagnostik Two-Tier untuk Mendeteksi Miskonsepsi Siswa SMA pada Topik Asam Basa,” EDUSAINS, vol. VI, no. 02, pp. 170–176, 2014.

[14] T. Satriana, S. Yamtinah, N. Y. Indriyanti, and S. Wijaya, “Pengembangan instrumen computerized two tier multiple choice (CTTMC) untuk mendeteksi miskonsepsi siswa pada materi kesetimbangan kimia siswa kelas XI” Pros. SNPS, vol. 21, pp. 81–85, 2019, [Online].

[15] M. Singamurti, S. Yamtinah, S. Utomo, and M. Ashadi, “Development of Two-Tier Multiple Choice Question Assessment Instruments for Measuring Science Process Skills Global Warming,” no. January, 2017.

[16] P. Heller and D. Huffman, “Interpreting the force concept inventory: A reply to Hestenes and Halloun,” Phys. Teach., vol. 33, no. 8, pp. 503–503, 1995.

[17] B. K. Bayrak, “Using Two-Tier Test to Identify Primary Students’ Conceptual Understanding and Alternative Conceptions in Acid Base,” Mevlana Int. J. Educ., vol. 3, no. 2, pp. 19–26, 2013.

[18] R. I. Izza, N. Nurhamidah, and E. Elvinawati, “Analisis Miskonsepsi Siswa Menggunakan Tes Diagnostik Esai Berbantuan Cri (Certainty of Response Index) Pada Pokok Bahasan Asam Basa,” Alotrop, vol. 5, no. 1, pp. 55–63, 2021.

[19] I. Meylindra, “Identifikasi Pemahaman Konsep Larutan Asam Basa Melalui Gambaran Mikroskopik pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 5 Malang,” J. Online Univ. Negeri Malang, vol. 2, no. 2, pp. 1–11, 2013.

[20] I. Utami, B. Mulyani, and S. Yamtinah, “Identifikasi Miskonsepsi Asam – Basa dengan Two Tier Multiple Choice Dilengkapi Interview,” J. Pendidik. Kim., vol. 9, no. 1, pp. 89–97, 2020,

[21] R. K. Irawati, “Pengaruh Pemahaman Konsep Asam Basa terhadap Konsep Hidrolisis,” J. Nat. Sci. Teach., vol. 02, no. 01, pp. 1–6, 2019.

[22] W. Parastuti, S. Suharti, and S. Ibnu, “Miskonsepsi Siswa pada Materi Larutan Buffer,” J. Pendidik. - Teor. Penelitian, dan Pengemb., vol. 1, no. 12, pp. 2307–2313, 2016.

[23] S. Sadhu, “Uncover Student ’ s Alternative Conception in Acid -Base Theory Using a Modified Certainty of Response Index Instrument,” vol. 9, no. 1, pp. 11–22, 2019.

[24] K. A. Chairan, M. Danial, D. E. Pratiwi, and U. N. Makassar, “Analisis Miskonsepsi Peserta Didik Kelas XI MIA 1 SMA Negeri 7 Makassar Menggunakan Instrumen Test Diagnostik Two Tier ( Studi pada Materi Pokok Asam – Basa ) Analysis of Student Misconception in Class XI MIA 1 SMA Negeri 7 Makassar Using Instrument Test ,” vol. 2, pp. 55–67, 2021.

[25] Z. M. Harizal, “Analyzing of Students’ Misconceptions on Acid-Base Chemistry at Senior High Schools in Medan,” J. Educ. Pract., vol. 3, pp. 65–74, 2012,

[26] J.-W. Lin, M.-H. Chiu, and J.-C. Liang, “Exploring Mental Models and Causes of Students’ Misconceptions in Acids and Bases,” Narst 2004, no. May 2014, pp. 1–12, 2004.

[27] T. I. Putro, S. R. Dwi Ariani, and S. Yamtinah, “Identifikasi Miskonsepsi Siswa dengan Two-Tier Diagnostic Test Dilengkapi Certainty of Response Index (CRI) pada Sub Materi Hidolisis Garam Sebagian,” J. Pendidik. Kim., vol. 8, no. 2, p. 251, 2019.

[28] P. Suparno, Miskonsepsi dan Perubahan Konsep dalam Pendidikan Fisika. Jakarta: PT Grasindo, 2005.

[29] M. Asy’ari, “Identifikasi Miskonsepsi Mahasiswa Pendidikan Fisika Pada Materi Rangkaian Listrik,” Lensa J. Kependidikan Fis., vol. 4, no. 2, p. 98, 2016.

[30] C. Stoyanovich, A. Gandhi, and A. B. Flynn, “Acid-base learning outcomes for students in an introductory organic chemistry course,” J. Chem. Educ., vol. 92, no. 2, pp. 220–229, 2015.

[31] S. Sholeha and Suyono, “Reduksi Miskonsepsi dengan Model Pembalajaran Conceptual Change pada Konsep Stoikiometri,” Unesa J. Chem. Educ., vol. 3, no. 3, pp. 161–168, 2014.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.