TINDAK TUTUR MEMERINTAH PADA DIALOG FILM DAN IMPLIKASINYA TERHADAP LASKAR PELANGI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP

Supriyati Supriyati, Wini Tarmini

Abstract

Penelitian ini tentang tindak tutur memerintah pada dialog film Laskar Pelangi dan implikasinya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada dua cara tuturan memerintah, yakni perintah langsung dan tidak langsung. Perintah langsung terdiri atas: (1) perintah biasa yang ditandai dengan kata kerja dasar;  (2) perintah permintaan yang ditandai dengan perintah coba, nak, mohon, akhiran -kan, dan  -lah ; (3) permintaan ajakan yang ditandai dengan perintah ayo, ayolah, dan yuk; (4) perintah suruhan yang ditandai dengan perintah biar; (5) perintah desakan yang ditandai dengan perintah cepat dan harus; (6) perintah larangan ditandai dengan perintah dan jangan, ndak usah, ndak boleh, ndak kurang, janganlah. Perintah tidak langsung terdiri atas: (1) bertanya, (2) meminta, (3) menolak, (4) menasihati, (5) perintah modus menyatakan, (6) modus melibatkan orang sekitar, (7) modus memuji. Pemanfaatan konteks terdiri atas: (1) waktu, (2) situasi, (3) tempat, dan (4) keberadaan orang sekitar.

Keywords

tindak tutur memerintah; perintah langsung; perintah tidak langsung; konteks; pragmatik

Full Text:

PDF

References

Alwi, Hasan, Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa, dan Anton M. Moeliono. 2000. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Aslinda & Leni Syafyahya. 2007. Pengantar Sosiolinguistik. Bandung: Refika Aditama.

Badudu, J.S. 1983. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar. Jakarta: Gramedia.

Chaer, Abdul & Leonie Agustina. 2004. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka

Cipta.

Gunarwan, Asim. 1994. “Kesantunan Negatif di Kalangan Dwibahasawan Indonesia-Jawa di Jakarta” dalam PELBA 7. Jakarta: Unika Atmajaya Press.

Hirata, Andrea. 2008. Laskar Pelangi. Yogyakarta: Bentang Pustaka.

Ibrahim, Abd. Syukur. 1993. Kajian Tindak Tutur. Surabaya: Usaha Nasional.

Leech, Geoffrey. 1993. Prinsip-prinsip Pragmatik. Terjemahan oleh Oka, M.D.D. Universitas Indonesia: Jakarta.

Margono, S. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Reneka Cipta.

Moleong, L. J. 1998. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mulyasa. E. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT Remaja Persada Karya.

Muslich, Mansur. 2007. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Rahardi, R. Kunjana.2003. Berkenalan dengan Ilmu Bahasa Pragmatik. Malang: Dioma.

____________. 2005. Prakmatik Kesatuan Imperatif Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Rusminto, N.E. & Sumarti. 2006. Analisis Waacana Bahasa Indonesia (Buku Ajar). Universitas Lampung: Lampung.

Rustono. 1999. Pokok-pokok Pragmatik. Semarang: CV IKIP Semarang Press.

Sadiman, Arifin S. Rahardjo, R., Haryono, Anung, & Rahardjito. 2006. Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Serly, Fatmayanti. 2009. “Tindak Ilokusi pada Interaksi Belajar Mengajar Kelas V SD Islam Terpadu Permata Bunda Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2007/2008" dalam Skripsi. Lampung : Universitas Lampung.

Supardo, Susilo. 1988. Bahasa Indonesia dalam Konteks. Jakarta: Depdikud Direktorat Jenderal.

Suyono. 1990. Pragmatik: Dasar-dasar dan Pengajarannya. Malang Ya3

Tarigan, Henry Guntur. 1990. Pengajaran Pragmatik. Bandung: Angkasa.

Wijana, I. Dewa Putu. 1996. Dasar-Dasar Pragmatik. Yogyakarta: Andi.

Yule, George. 1996. Pragmatik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.