PENGEMBANGAN MODUL FISIKA BERBASIS SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA
Abstract
Pembelajaran yang digunakan masih bersifat konvensional sehingga masih kurangnya pemahaman siswa dalam memahami konsep pembelajaran fisika terkait aplikasinya pada kehidupan sehari-hari. Rata-rata hasil ujian nasional di sekolah menengah atas tahun 2013/2014 adalah 68,76 ini menunjukkan permasalahan dalam proses pembelajaran fisika, sehingga diperlukan alat bantu pembelajaran berbentuk modul. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk:1) mendeskripsikan karakteristik modul fisika berbasis STM untuk meningkatkan motivasi belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa SMA pada materi suhu dan kalor, 2) mengembangkan modul fisika berbasis STM yang layak untuk meningkatkan motivasi belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa SMA pada materi suhu dan kalor,3)meningkatkan motivasi belajar siswa SMA pada materi suhu dan kalor, 4) meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa SMA pada materi suhu dan kalor, dan 5) meningkatkan hasil belajar siswa SMA pada materi suhu dan kalor. Penelitian ini merupakan penelitian Research and Developmentyang mengadaptasi model 4-D dari Thiagarajan(1974) yang meliputi tahapdefine, design, developdan disseminate. Instrumen yang digunakan adalah angket, lembar observasi dan tes. Uji lapangan operasional menggunakan one group pretest-posttest design. Analisis data yang digunakan dalam penelitian dalam tahap define adalah analisis deskriptif, pada tahap design menggunakan analisis KD, tahap develope menggunakan analisis kuantitatif deskriptif dengan cara mengkonversi data menjadi kategori skala 4 untuk hasil validasi modul, hasil penilaian sikap dan hasil penilaian keterampilan sedangkan penilaian motivasi belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa dianalisis menggunakan n-gain ternormalisasi. Tahap disseminate menggunakan analisis deskriptif dari hasil penilaian modul dalam kategori skala 4. Berdasarkan analisis data diperoleh hasil penelitian dan pengembangan sebagai berikut:1) modul yang dikembangkan berbasis STM, dengan tahapan: invitasi, pembentukan konsep, aplikasi konsep, pemantapan konsep dan evaluasi; 2) modul memenuhi kategori sangat baik dari hasil validasi oleh validator materi, media, bahasa, review dan peer review. Aspek kelayakan isi & penyajian, kelayakan bahasa dan kelayakan kegrafikan; 3) modul efektif meningkatkan motivasi belajar siswa. Hasil perhitungan N-gain yaitu 0,5dari pretest dan posstest yang dikategorikan sedang; 4)modul efektif meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa, hasil perhitungan N-gain yaitu 0,39 yang dikategorikan sedang. Hasil perhitungan N-gain yaitu 0,5dari pretest dan posstest yang dikategorikan sedang; 5) pembelajaran menggunakan modul berbasis STM dapat meningkatkan hasil belajar siswa terlihat bahwa 93% siswa mencapai KKM.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Dahar, R, W. (1989). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.
Depdiknas. (2008). Teknik Penyusunan Modul. Jakarta: Depdiknas.
Depdiknas. (2015). Pedoman Umum Ejaan Bhasa Indonesia. Jakarta: Direktorat PLP, Ditjen Dikdasmen, Depdiknas.
Daryanto. (2013). Menyusun Modul Bahan Ajar untuk Persiapan Guru dalam Mengajar. Yogyakarta: Gava Media.
Facione, P.A. (2013). Critical Thinking: What It Is and Why It Counts. California: Measured Reason and The California Academic Press.
Fisher, A. 2009. Berpikir Kritis : Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga.
Kiong, T.T. et al. (2011). Procedia – Social and Behavioral Sciences, The Development And Evaluation Of The Qualitis Of Buzan Mid Mapping Module. Malaysia: Universiti Tun Hussein.
Perdana, F A. (2016). Pengembangan Modul Elektronik Fisika Berbasis Keterampilan Proses Sains untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Motivasi Belajar Siswa SMA/MA Kelas X Pada Materi Dinamika Partikel. PPS UNS: Surakarta.
Poedjiadi, A. (2010). Sains Teknologi Masyarakat Model Pembelajaran Kontekstual Berbasis Nilai. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Putra, S R. (2013). Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains.Yogyakarta:DIVA Press.
Puspendik. (2013). Laporan Hasil Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2012/2013. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Puspendik. (2014). Laporan Hasil Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2013/2014. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Rohmadi, Mukhlis. (2011). Pendekatan dengan Pembelajaran CEP (Chemo-Entrepreneurship) yang Bervisi SETS (Science, Environment, Technology and Society) guna Meningkatkan Kualitas Pembelajaran. PPS UNS: Surakarta.
Sadia, I W. (2014). Model-Model Pembelajaran Sains Konstruktivisme. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sanjaya, W. (2009).penelitian tindakan kelas.Jakarta: Prenada Media Grup.
Sardiman. (2008). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sukiman. (2012). Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: Pedagogia.
Sungkono. (2003). Pengembangan Bahan Ajar.Yogyakarta: FIP UNY.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R & D. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Thiagarajan, Sivasailam, DS, & Melvyn, S. (1974). Instruction Development for Training Teacher of Exceptional children. Minneapolis: Indian University.
Winkel. (2009). Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi.
Refbacks
- There are currently no refbacks.