Kerentanan Ekosistem Mangrove terhadap Ancaman Gelombang Ektrim/Abrasi Di Kawasan Konservasi Pulau Dua Banten
Abstract
Ekosistem Mangrove merupakan ekosistem unik di pesisir sebagai pelindung daratan baik pelindung dari abrasi, intrusi dan sebagai habitat berbagai macam spesies. Besarnya fungsi mangrove ini akan sangat disayangkan ketika terjadi kerusakan karena akan berdampak ke berbagai aspek seperti matinya spesies, berubahnya garis pantai karena abrasi, masuknya air asin ke air tanah dan lain sebagainya sehingga perlunya pemeliharaan ekosistem ini. Pemeliharaan ini perlu dilakukan dengan pengenalan kondisi kawasan ini sehingga tindakan yang akan dilakukan lebih tepat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengenali kondisi ekosistem mangrove dan lingkungannya antara lain ancaman, kerentanan dan kerusakan yang bisa terjadi. Metode penelitian ini menggunakan analisis kualitatif semi-kuantitatif dengan statistik sederhana.. Pengambilan data dilakukan dengan analisis data sekunder dan observasi lapangan. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan indeks ancaman gelombang terhadap ekosistem mangrove meliputi tinggi gelombang, arus, bentuk garis pantai dan ada tidaknya karang penghalang. Indikator tersebut merupakan indikator yang memperkuat besarnya energi gelombang. Kemudian mengguanakan indeks kerentanan mangrove dari gelombang meliputi luasnya vegetasi mangrove, zonasi mangrove dan fungsi hutan mangrove. Indikator tersebut akan memperkuat kondisi kerentanan mangrove dari gelombang. Selanjutnya tingkat kerusakaan menggunakan persamaan bencana, dimana tingkat ancaman dan kerentanan saling menguatkan terhadap kerusakan. Hasil analisis setiap indikator diklasifikasikan ke dalam 3 kelas menurut Rumus Sturgess, sedangkan tingkat kerusakan terhadap gelombang dikelaskan menurut matrik Peraturan KA BNPB No 02 Tahun 2012 yang dimodifikasi. Hasil penelitian antara lain (1) Ancaman gelombang terhadap ekosistem mangrove di Kawasan Konservasi Pulau Dua pada tingkat sedang (2) Kerentanan ekosistem mangrove terhadap gelombang di Kawasan Konservasi Pulau Dua pada tingkat sedang (3) Berdasarkan kondisi ancaman dan kerentanan maka dapat dilihat tingkat kerusakan pada kelas sedang. Dengan pengenalan kondisi ini diharapkan dapat menjadi pedoman bagi pemerintah maupun masyarakat untuk bertindak sebagai upaya pengantisipasian dan pengurangan kerusakan ekosistem mangrove dikarenakan gelombang.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 02 Tahun 2013 Tentang Pedoman Umum Pengkajian Risiko Bencana
Pratikto, W.A, Armono H.D, Suntoyo. (1997). Perencanaan Fasilitas Pantai Dan Laut. Edisi Pertama. Bpfe. Yoyakarta. 226 Hlm.
Tarigan, Salam, M. (2005). Perubahan Garis Pantai Di Wilayah Pesisir Perairan Cisadane, Provinsi Banten. Jurnal. Bidang Dinamika Laut, Pusat Penelitian Oseanografi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Jakarta
Undang-Undang No. 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana
DOI: https://doi.org/10.20961/bioedukasi-uns.v8i2.3870
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2016 Bioedukasi
|
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.