Pembelajaran seni tari di Rumah Budaya Sukuraga Kota Sukabumi: Etnografi praktik pendidikan seni non-formal

Dewi Rachmawati, Trianti Nugraheni, Nanang Ganda Prawira, Irna Khaleda Nurmeta

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan proses pembelajaran tari Kudu Leumpang di RBS. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode etnografi. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, studi literatur, dan dokumentasi. Partisipan penelitian yakni pelatih, para peserta pelatihan di RBS serta masyarakat dan budayawan sekitar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa RBS sebagai tempat eduwisata dan media pendidikan karakter yang disampaikan oleh para tokoh Wayang Sukuraga. Untuk pembelajaran tari, RBS memiliki beberapa komponen, yang pertama adalah seniman tradisi yang sudah diakui profesionalitasnya di lingkungan Sukabumi dan Jawa Barat, materi fokus pada tari Sunda kreasi khususnya tari Kudu Leumpang, peserta didik berasal dari usia sekolah dasar hingga mahasiswa yang merupakan penggiat seni di RBS. Selain itu, beberapa komponen lain di RBS masih belum terpenuhi di antaranya belum ada tingkatan kelas sesuai dengan materi yang dipelajari, materi tari masih fokus pada pengembangan tari Kudu Leumpang, kurangnya keterlibatan peserta mengikuti lomba-lomba tari, serta sarana-prasarana yang perlu dilengkapi untuk menunjang proses pembelajaran.

 

Dance learning at Rumah Budaya Sukuraga, Sukabumi City: An ethnography of non-formal art education practices

 

Abstract: This research aims to describe the learning process of Kudu Leumpang Dance at RBS. This research used a qualitative approach with the ethnographic method. Data collection techniques were observation, interview, literature study, and documentation. The research participants were trainers, trainees at RBS, and the surrounding community and cultural experts.  The results showed that RBS is a place for education and a medium for character education delivered by Wayang Sukuraga figures. For dance learning, RBS has several components, the first is traditional artists who have been recognized for their professionalism in Sukabumi and West Java, the material focuses on Sundanese dance creations, especially Kudu Leumpang Dance, students come from elementary school age to university students who are art activists at RBS. In addition, several other components at RBS are still not fulfilled, including no grade level according to the material studied, dance material still focuses on the development of Kudu Leumpang Dance, lack of participant involvement in dance competitions, and infrastructure that needs to be equipped to support the learning process.

Keywords

Pembelajaran Seni Tari; Rumah Budaya Sukuraga; Kota Sukabumi; Dance Learning; Sukuraga Cultural House; Ethnography; Art Education; Non-formal

Full Text:

Fulltext PDF

References

Dewi, G. D. K. (2020). Metode pembelajaran Tari Rumeksa di Sanggar Dharmo Yuwono Purwokerto [Institut Seni Indonesia Yogyakarta]. http://digilib.isi.ac.id/7992/

Haerullah, H., & Elihami, E. (2020a). Dimensi perkembangan pendidikan formal dan non formal. Jurnal Edukasi Nonformal, 1(1), 199–207. https://ummaspul.e-journal.id/JENFOL/article/view/504

Haerullah, H., & Elihami, E. (2020b). Dimensi perkembangan pendidikan formal dan non formal. Jurnal Edukasi Nonformal, 1(1), 199–207.

Kurniasari, F. D. (2018). Pembelajaran tari thengul di sanggar Pamardisiwi Kabupaten Bojonegoro [Universitas Negeri Malang]. http://repository.um.ac.id/13758/

Lyesmaya, D., & Nurmeta, I. K. (2022). Buku seri penguatan karakter di sekolah dasar (Modul practice-based research literasi sains dan karakter) Wayang Suku Raga. Deepublish.

Maulinda, F., & Sugito, B. (2018). Pembelajaran Seni Tari di Sanggar Tari Kapencot Ateh Kabupaten Pamekasan. Jurnal Pendidikan Sendratasik, 7(1), 1–19. https://doi.org/10.26740/JPS.V7N1.P

Mulyono, D. (2012). Menegaskan karakter pendidikan nonformal. Empowerment : Jurnal Ilmiah Program Studi Pendidikan Luar Sekolah, 1(1), 63–68. https://doi.org/10.22460/EMPOWERMENT.V1I1P

Nabila, A. F. (2022). Strategi practice rehearsal pairs pada pembelajaran tari untuk anak usia sekolah dasar di Sanggar Tari Kembang Sore Kabupaten Tulungagung. Jurnal Seni Tari, 11(2), 117–123. https://doi.org/10.15294/JST.V11I2.59691

Nurasiah, I., Arita, A., MS, Z., & Edwita, E. (2022). Analisis penggunaan aplikasi wayang sukuraga sebagai media pembelajaran untuk menumbuhkan karakter siswa sekolah dasar. Jurnal Cakrawala Pendas, 8(1), 229–237. https://doi.org/10.31949/JCP.V8I1.1933

Nurjatisari, T., Narawati, T., Nugraheni, T., & Riyadi, L. (2023). Empowering the potential of local cultural wisdom in the packaging of performing arts: a force for forming community identity in the Kampung Seni Edas Bogor City. Gelar : Jurnal Seni Budaya, 21(2), 162–174. https://doi.org/10.33153/GLR.V21I2.4734

Nurzaman, A. M. I. (2016). Wayang Sukuraga di Kota Sukabumi: Perkembangan serta perannya dalam mengembangkan pendidikan karakter dan mendorong ekonomi kreatif tahun 1996-2015 [Disertasi]. Universitas Pendidikan Indonesia.

Putri, S. T. (2014). Pembelajaran Tari Tenun Santri di Sanggar Surya Budaya Kabupaten Pekalongan. Jurnal Seni Tari, 3(1), 1–11. https://doi.org/10.15294/JST.V3I1.4070

Riyadi, L., & Budiman, N. (2023). Capaian pembelajaran seni musik pada Kurikulum Merdeka sebagai wujud Merdeka Belajar. Musikolastika: Jurnal Pertunjukan Dan Pendidikan Musik, 5(1), 40–50. https://doi.org/10.24036/MUSIKOLASTIKA.V5I1.104

Rizky, E. N. (2022). Peranan Rumah Budaya Sukuraga dalam menjaga eksistensi kesenian wayang Sukuraga khas Kota Sukabumi tahun 2016-2021. Historiography: Journal of Indonesian History and Education, 2(3), 338–351. https://doi.org/10.17977/UM081V2I32022P338-351

Rosalina, V., & Yuda, F. (2020). Kajian kritis terhadap peserta lomba FLS2N cabang tari tingkat SMP Tahun 2019 di Provinsi Sumatera Barat. Melayu Arts and Performance Journal, 3(1), 27–36. https://doi.org/10.26887/MAPJ.V3I1.1340

Sinaga, F. S. S., Maestro, E., Winangsit, E., & Yensharti, Y. (2019). Learning and singing: thematic children songs in kindergarten. Proceedings of the Seventh International Conference on Languages and Arts (ICLA 2018), 143–151. https://doi.org/10.2991/ICLA-18.2019.23

Suardi, A. (2020). Wayang Sukuraga dari Bahasa Rupa ke bahasa pertunjukan. PANTUN: Jurnal Ilmiah Seni Budaya, 4(1), 1–12. https://doi.org/10.26742/PANTUN.V4I1.1103

Sudjana, N. (2014b). Dasar-dasar proses belajar mengajar. Sinar Baru Algensindo.

Sugiyono. (2013). Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D. Alfabeta. https://digilib.unigres.ac.id/index.php?p=show_detail&id=43

Sulfasyah, A. A., & Arifin, J. (2016). Implikasi pendidikan nonformal pada remaja. Equilibrium: Jurnal Pendidikan, 4(2). https://doi.org/10.26618/EQUILIBRIUM.V4I2.506

Syaparuddin, S., & Elihami, E. (2019). Peranan pendidikan nonformal dan sarana pendidikan moral. Jurnal Edukasi Nonformal, 1(1), 173–186. https://ummaspul.e-journal.id/JENFOL/article/view/317

Yuda, F., Winangsit, E., Hidayat, H. A., & Sinaga, F. S. S. (2020). Limited creativity as a form of Minangkabau Traditional Randai preservation. Proceedings of the Eighth International Conference on Languages and Arts (ICLA-2019), 379–383. https://doi.org/10.2991/ASSEHR.K.200819.076

Refbacks

  • There are currently no refbacks.