KERAGAMAN, DISTRIBUSI DAN NILAI PENTING MAKRO ALGA DI PANTAI SEPANJANG GUNUNG KIDUL
Abstract
Pantai Sepanjang merupakan salah satu pantai di selatan Provinsi DIY tepatnya berada di Desa Kemadang, Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta. Pantai Sepanjang merupakan pantai berpasir putih dengan substrat pantai terutama berupa karang mati dan karang berpasir, yang sangat cocok sebagai habitat tumbuhan dan hewan laut. Salah satu tumbuhan yang mendominasi daerah pasang surut adalah makro alga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaman spesies makroalga yang ada di Pantai Sepanjang beserta distribusi dan nilai pentingnya. Penelitian ini menggunakan metode line transek menurut Trono (1998). Sampling makro alga dilakukan di daerah intertidal pada saat air surut yang berlangsung 1-2 jam sebelum air laut mengalami pasang kembali. Hasil penelitian di lapangan diidentifikasi di laboratorium Botani Pendidikan Biologi dengan menggunakan buku panduan makro alga menurut Trono; Tjitrosoepomo; Adi Yudianto; V.K. Dhargalkar dan Devanand Kavlekar; Emma Wells; Guillermo Diaz-Pulido dan Laurence J. McCook; W.F. Prud’homme van Reine dan G.C. Trono Jr (editor). Penghitungan Nilai Penting yang terdiri atas komponen Densitas Relatif, Dominansi Relatif dan Frekuensi Relatif menurut Trono (1998). Hasil penelitian menunjukkan adanya 13 spesies makro alga yang terbagi dalam 3 (tiga) kelas, yaitu Clorophyceae 6 spesies, Rodophyceae 5 spesies dan 2 spesies Paeophyceae. Spesies Boergesenia forbesii dari kelas Clorophyceae memiliki distribusi yang paling merata. Sedangkan Enteromorpha flexuosa memiliki Nilai Penting (NP) tertinggi yaitu 69.84 dengan nilai Densitas Relatif (DsR) = 30.98, Dominansi Relatif (DR) = 24.92 dan Frekuensi Relatif (FR) = 13.94. Nilai penting terendah adalah Caulerpa racemosa dari kelas Clorophyceae yaitu sebesar 1.08 dengan nilai Densitas Relatif (DsR) = 0.05, Dominansi relatif (DR) = 0.21 dan Frekuensi Relatif (FR) = 0.82.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Anonym. (1999). Prosea. Plant Resources of South-East Asia 15 (1) Cryptogams: Algae, no 15 (1).
Emma Wells. A Field Guide to the British Seaweeds: As required for assistance in the classification of water bodies under the Water Framework Directive. Wells Marine Surveys: British
G.C. Trono, Jr. (1998). The living marine resources of theWestern central Pacific. Volume 1. seaweeds, corals,bivalves and gastropods. food and agriculture organization of the united nations: Rome
Gembong Tjitrosoepomo. (2003). Taksonomi Tumbuhan (Scizophyta, Thallophyta,Bryophita,Pteridophyta )Gadjah Mada University Press: Yogyakarta
Guillermo Diaz-Pulido and Laurence J. McCook (2008). Environmental Status: Macroalgae (Seaweeds). Great Barrier Reef Marine Park Authority: Australia
Suroso Adi Yudianto. (1992). Pengantar Cryptogamae. Tarsito: Bandung
Tarsoen, Waryono.(2001). Biogeografi Alga Makro (Rumput Laut) Di Kawasan Pesisir Indonesia. Makalah Dalam Seminar Ikatan Geografi Indonesia (IGI) di Malang Oktober 2001
V.K. Dhargalkar dan Devanand Kavlekar. (2004). Seaweeds - A field Manual. National Institute of Oceanography: Dona Paula, Goa. 403 004
DOI: https://doi.org/10.20961/bioedukasi-uns.v6i1.3908
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2016 Bioedukasi
|
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.