Mengintegrasikan Kekayaan Budaya dalam Program Anti Nakal (Anak Tidak Lupa Kearifan Lokal) sebagai Pilar Pendidikan Karakter
Abstract
Lunturnya karakter banyak dijumpai dewasa ini, sehingga perlu diupayakan penguatan pendidikan karakter. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji mengenai kebudayaan-kebudayaan lokal yang dapat diintegrasikan dalam pendidikan sebagai pilar pendidikan karakter siswa sekolah dasar. Penulis telah mengkaji beberapa sumber pustaka dan menemukan beberapa kebudayaan lokal yang dapat dijadikan pendidikan karakter. Kebudayaan lokal yang dapat dijadikan pendidikan karakter di antaranya: Tari Cepetan membantu pendidikan karakter pada siswa melalui nilai solidaritas, persaudaraan, dan sebagainya, legenda gunung wurung karangsambung, Nilai-nilai pendidikan karakter pada legenda gunung wurung meliputi karakter religius, hormat dan patuh, dan lainnya, tradisi cepetan alas karanggayam, tradisi cepetan alas mengandung nilai karakter gotong royong dan perjuangan. Selanjutnya ada tradisi jembaran, tradisi mecah maruk, dan wayang kulit. Tradisi jembaran dapat meningkatkan minat belajar melalui kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan seperti mengamalkan ibadah puasa sunnah, bersyukur, bersedekah dan berdoa, adapun tradisi maruk yang bermakna slametan kehamilan dari dua atau lebih perempuan bersaudara yang hamil dalam waktu bersamaan, tradisi wayang kulit yang dapat membangun pendidikan karakter bagi siswa melalui tokoh pandawa yang menggambarkan 5 tiang agama islam.
Keywords
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.