Analysis of Shoreline Dynamics on the Coast of Bantul and Kulonprogo Regencies Using the Digital Shoreline Analysis System (DSAS) Method

Santi Asih, Afrinia Lisditya Permatasari

Abstract

Pendayagunaan wilayah pesisir memerlukan pemahaman dan pertimbangan kelestarian agar tidak terjadi kerusakan. Observasi ini bertujuan untuk mengetahui perubahan garis pantai, jarak, laju dan prediksi perubahannya pada tahun 2031 mendatang di Pesisir Bantul dan Kulonrogo dengan Digital Shoreline Analysis System (DSAS) Method. Hasil menunjukkan bahwa terjadi peristiwa abrasi dan akresi dengan nilai yang berbeda disepanjang pantai disebabkan oleh aktivitas manusia serta pemanfaatan lahan di wilayah pesisir. Jarak rata-rata abrasi yang menyebabkan perubahan garis pantai tahun 1991-2001 adalah -71.62m laju -7.22m di Desa Srigading, tahun 2001-2011 sebesar -88.78m laju -8.85m di Desa Poncosari, tahun 2011-2021 sebesar -56.78m laju -5.67m di Desa Bugel. Jarak rata-rata akresi tertinggi tahun 1991-2001 sebesar 41.32m laju 4.17m di Desa Pleret, tahun 2001-2011 sebesar 50.66m laju 5.05m di Desa Bugel, tahun 2011-2021 sebesar 61.71m laju 6.17m di Desa Gadingsari. Prediksi perubahan tahun 2031 akresi tertinggi sebesar 78.67m laju 7.86m di Desa Gadingsari sedangkan abrasi tertinggi sebesar 94.51m laju -9.43m di Desa Bugel.

Keywords

Landsat, DSAS, Perubahan Garis Pantai

Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.