Analisis kemampuan operasional guru dalam literasi digital pada implementasi kurikulum merdeka di Sekolah Dasar
Abstract
This research is entitled Analysis of Teacher Capabilities in Digital Literacy in the Implementation of the Merdeka Curriculum at Leran Wetan I Palang Tuban Elementary School. The aim of this research is to describe teachers' abilities in digital literacy in the implementation of the Independent Curriculum at Leran Wetan I Palang Tuban Elementary School. This research uses a qualitative approach with descriptive methods. Data collection techniques use observation, interviews and questionnaires. The research results show that teachers have operational abilities in digital literacy. The conclusion of this research is that teachers master operational skills in digital literacy.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Analisis kemampuan literasi digital guru pada implementasi kurikulum merdeka di sd
N D Dwi Mubarok1*, S Marmoah2, and Supianto2
1 Mahasiswa PGSD, Universitas Sebelas Maret, Jl. Slamet Riyadi No. 449, Pajang, Laweyan, Kota Surakarta, Jawa Tengah, 57126, Indonesia
2 Dosen PGSD, Universitas Sebelas Maret, Jl. Slamet Riyadi No. 449, Pajang, Laweyan, Kota Surakarta, Jawa Tengah, 57126, Indonesia
Abstract. This research is entitled Analysis of Teacher Capabilities in Digital Literacy in the Implementation of the Merdeka Curriculum at Leran Wetan I Palang Tuban Elementary School. The aim of this research is to describe teachers' abilities in digital literacy in the implementation of the Independent Curriculum at Leran Wetan I Palang Tuban Elementary School. This research uses a qualitative approach with descriptive methods. Data collection techniques use observation, interviews and questionnaires. The research results show that teachers have operational abilities in digital literacy. The conclusion of this research is that teachers master operational skills in digital literacy.
Keywords: teacher ability, digital literacy, elementary school, and merdeka curriculum
1. Pendahuluan
Era digital adalah zaman dengan perkembangan teknologi yang sangat maju, memungkinkan hampir semua kegiatan penting dilakukan secara digital. Teknologi dan akses informasi memiliki peran besar dalam kemajuan suatu bangsa. Menurut Linda Novitasari, era digital telah membawa perubahan besar dalam pendidikan, terutama dalam hal aksesibilitas, personalisasi, dan kualitas pendidikan. Teknologi digital memungkinkan akses pendidikan bagi semua orang, tanpa memandang lokasi geografis, latar belakang ekonomi, atau kemampuan fisik mereka[1]. Pendidikan dan pembelajaran di era digital menawarkan banyak potensi positif, termasuk peningkatan kualitas pendidikan, percepatan pencarian informasi, peningkatan kecakapan hidup, dan kemudahan bagi guru dalam proses pembelajaran[2] . Mahendra dalam penelitianya menyebutukan bahwa bahan ajar digital mampu meningkatkan keaktifan belajar siswa sehingga dapat meningkatkan prestasi siswa[3].
Pergantian kurikulum seiring perkembangan teknologi dan zaman tidak bisa dihindarkan, terutama sejak pandemi Covid-19 pada tahun 2020 yang membawa transformasi besar dalam sektor pendidikan [4]. Kurikulum Merdeka yang mulai diterapkan pada tahun pelajaran 2022/2023 menghadirkan tantangan baru, termasuk penekanan pada pengembangan keterampilan berliterasi digital yang sudah diterapkan sejak pandemi melalui pembelajaran online dan hybrid. Kemendikbutristek mendefinisikan literasi digital merupakan bagian dari gerakan literasi nasional yang dimulai sejak 2016 dan dianggap sebagai fondasi utama literasi abad ke-21[5]. Penerapannya di Sekolah Dasar terkait dengan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang bertujuan meningkatkan tingkat literasi di Indonesia, meskipun hasil tes PISA menunjukkan bahwa tingkat literasi digital masih belum memadai.
Kemampuan literasi digital sangat penting bagi guru untuk menentukan kualitas pendidikan online selama pandemi[6]. Namun, survei Kemkominfo menunjukkan indeks literasi digital Indonesia masih pada tingkat sedang, dan laporan dari Microsoft menunjukkan indeks keadaban digital Indonesia berada di posisi rendah[7][8]. Hal ini menunjukkan literasi digital masyarakat Indonesia belum tinggi, menekankan pentingnya pengembangan literasi digital bagi guru agar mereka memiliki keterampilan yang memadai dalam pengelolaan pembelajaran di era digital[9].
Urgensi penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan literasi digital guru dalam kurikulum merdeka. Hal ini dikarenakan keterampilan, pengetahuan, dan pemahaman literasi digital menjadi sangat penting seiring dengan meningkatnya budaya digital di antara kaum muda dan anak-anak[10]. Kemampuan literasi digital dalam pendidikan merujuk pada kemampuan pendidik dalam menggunakan dan mengintegrasikan Teknologi Informasi dan Komunikasi ke dalam pembelajaran [11]. Dengan menguasai keterampilan literasi digital, guru dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan lain yang relevan dengan perkembangan teknologi[12]. Teknologi sendiri dapat menigkatkan kualitas siswa. Teknologi dapat meningkatkan hasil belajar dan kemandirian siswa. Sepertihalnya pembuatan LKPD secara interaktif dan penggunaan aplikasi dalam belajar. media belajar LKPD Interaktif memiliki manfaat yang signifikan dalam pembelajaran di sekolah dasar untuk meningkatkah hasil belajar peserta didik pada pembelajaran di kelas[13]. Sedangkan penggunaan aplikasi belajar dapat meningkatkan kemandirian siswa [14].Keterampilan literasi digital memberikan manfaat bagi guru untuk dengan mudah menggunakan teknologi dalam proses pengajaran[15].
Penelitian serupa pernah dilaksanakan oleh Nahdi & Jatisunda berjudul “Analisis Literasi Digital Calon Guru SD Dalam Pembelajaran Berbasis Virtual Classroom Di Masa Pandemi Covid-19” . 69 orang mahasiswa PGSD sebagai subjek dalam penelitian ini. Hasil penelitian tersebut dijelaskan bahwa mahasiswa sebagian besar memiliki kemampuan dalam berinternet dan mampu menggunakan internet secara efektif[16]. Kedua, penelitian Hastiolivia dari Universitas Sanata Dharma Yogyakarta melaksanakan penelitian serupa. Penelitian ini berjudul “Analisis Kemampuan Literasi Digital Siswa Kelas V Sekolah Dasar Se-Kecamatan Mlati Sleman”[17]. Hasil berada di kategori tinggi dengan rata rata kemampuan 243 siswa (81%). Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Nafisah dengan Indikator penggunaan memperoleh persentase tinggi sebesar 80,23% yang artinya peserta didik sudah mampu dalam mengakse steknologi digital dengan baik[18].
2. Metode Penelitian
Metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif menjadi metode yang digunakan pada penelitian ini. Anslem Strauss, dalam Murdiyanto menjelaskan bahwa penelitian kualitatif merupakan jenis penelitian di mana hasilnya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau metode penghitungan lainnya [19]. Sedangkan Imam Gunawan penelitian kualitatif adalah penelitian yang tidak berasal dari kerangka teori yang telah dipersiapkan sebelumnya, melainkan dimulai dari pengamatan langsung di lapangan berdasarkan lingkungan alaminya [20]. Pada pendekatan ini, peneliti membentuk suatu gambaran yang komprehensif, menyelidiki kata-kata, laporan terperinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang alamiah. Peneliti melaksanakan penelitian di SD Negeri Leran Wetan I Palang Tuban selama tiga bulan, yaitu pada bulan April sampai dengan bulan Juni 2023. Menurut Adiputra mendefinisikan penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan fenomena yang ada, baik itu fenomena alam maupun fenomena buatan manusia. Penelitian deskriptif bertujuan untuk menganalisis atau menjelaskan hasil subjek penelitian tanpa bermaksud untuk memberikan implikasi yang lebih luas [21]. Dengan kata lain, penelitian deskriptif fokus pada penyajian data dan informasi yang menjelaskan karakteristik, sifat, atau keadaan dari fenomena yang sedang diteliti tanpa melakukan interpretasi atau generalisasi yang mendalam. Tujuan utamanya adalah memberikan gambaran yang jelas dan akurat mengenai fenomena yang sedang diamati. Subjek penelitian ini yaitu guru kelas 1 dan 4 yang sudah menerapkan kurikulum merdeka. Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti melalui observasi, wawancara, dan angket. Analisis data terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan membuat kesimpulan sesuai dengan model interaktif Miles dan Huberman. Uji validitas data menggunakan triangulasi teknik.
3. Hasil dan Pembahasan
Kompetensi pengoperasian dalam literasi digital mencakup beberapa aspek, termasuk kemampuan pengoperasian fisik dan kemampuan pengoperasian perangkat lunak. Kemampuan pengoperasian fisik melibatkan pemahaman dan keahlian dalam menggunakan berbagai fitur dan fungsi pada fisik pada laptop. Sedangkan kemampuan pengoperasian perangkat lunak mengarah pada system yang berada pada perangkat fisik. Dalam literasi digital, keterampilan teknologi melibatkan kemampuan untuk mengoperasikan perangkat teknologi, seperti komputer, smartphone, dan lain-lain, serta mengakses informasi digital[22].
Pengoperasian perangkat fisik komputer seperti menghidupkan dan mematikan laptop, mengetahui fungsi dari berbagai jenis bidang dan tombol pada keyboard, mengoperasikan fungsi mouse, menyambungkan laptop pada wifi, dan mengidentifikasi browser di laptop. Namun masih ada beberapa guru yang memang tidak mengetahui salah satu browser yakni edge. Dalam penelitian yang dilakukan terhadap empat guru,hanya satu guru yang mengetahui browser tersebut.
Pada pengoperasian perangkat lunak guru SD Negeri Leran Wetan dapat menguasai pengoperasian seperti mesin pencarian google, mengidentifikasi ikon tautan web, menunjukkan kemampuan membagikan teks, gambar, dan video, menentukan kata kunci,menyimpan file, bekerja di berbagai perangkat lunak secara bersamaan, membuat bookmarks, dan membuat penulisan yang rapi. Namun ada beberapa guru yang membang belum dapat menguasai pembuatan bookmark situs. Jumlah tiga dari empat guru yang belum bisa. Dalam membagikan gambar, teks, dan video juga masih ada satu dari empat guru yang belum menguasai. Namun hal tersebut terjadi pada saat membagikannya di email saja. Kalau di Wa sudah menguasai. Berikut ini merupakan tabel hasil kemampuan operasional.
Table 1.Tabel Hasil Kemampuan Operasional
Aspek Kemampuan Literasi Digital
Indikator
Muncul/ Tidak Muncul
Kemampuan Operasional
- Kemampuan Perangkat Keras
Baik
- Kemampuan Perangkat Lunak
Baik
Hasil dari penelitian terkait dengan kemampuan guru dalam literasi digital SD Negeri Leran Wetan I berdasarkan segi aspek kemampuan operasional secara keseluruhan guru sudah mampu menguasai kemampuan operasional. Guru secara keseluruhan menguasai dalam hal pengoperasian fisik komputer maupun pengoperasian perangkat lunak. Hasil angket menunjukkan 94,64 persen dengan jawaban mampu. Pada observasi yang dilakukan peneliti pendidik memiliki kemampuan operasional yang baik. Hal tersebut dilihat dalam kegiatan sehari-hari yang menggunakan menggunakan laptop secara cekatan dalam pembelajaran. Sedangkan pada hasil wawancara pendidik mampu untuk menjelaskan fungsi dari tombol dan icon pada laptop dengan benar.
Literasi digital menurut Glister adalah “the ability to understand and use informations in multiple formats from a wide range of sources when it is presented via komputers”. Literasi digital diartikan sebagai kemampuan untuk memahami dan menggunakan informasi dalam berbagai format dari berbagai sumber ketika disajikan melalui komputer. Gilster menekankan sumber melalui perangkat komputer. Selaras dengan Bawden yang menekankan pemahaman baru mengenai literasi digital yang berakar pada literasi komputer dan literasi informasi. Sedangkan kominfo mendefinisikan hal tersebut sebagai Digital skill, didefinisikan sebagai kemampuan individu untuk mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras, perangkat lunak, serta sistem operasi digital dalam kehidupan sehari-hari[23].
Hasil penelitian mengenai kemampuan literasi digital guru di SD Negeri Leran Wetan I menunjukkan bahwa para guru secara keseluruhan telah menguasai aspek operasional komputer, baik perangkat keras maupun perangkat lunak, dengan tingkat kemampuan mencapai 94,64 persen berdasarkan angket. Observasi dan wawancara juga menguatkan temuan ini, di mana guru dapat menggunakan laptop dengan cekatan dalam pembelajaran serta menjelaskan fungsi tombol dan ikon dengan benar. Hal ini sejalan dengan definisi literasi digital menurut Glister sebagai kemampuan memahami dan menggunakan informasi dari berbagai sumber yang disajikan melalui komputer, serta Bawden yang menekankan bahwa literasi digital berakar pada literasi komputer dan informasi. Definisi Kominfo tentang keterampilan digital sebagai kemampuan memahami dan menggunakan perangkat digital dalam kehidupan sehari-hari juga mendukung temuan ini. Dengan demikian, kemampuan operasional guru di SD Negeri Leran Wetan I mencerminkan literasi digital yang komprehensif sesuai dengan teori dari Glister, Bawden, dan Kominfo.
Namun, masih ada beberapa area di mana beberapa guru mungkin perlu meningkatkan kemampuan literasi digital mereka, seperti pemahaman yang lebih baik tentang browser tertentu, kemampuan membuat bookmark situs web, atau kemampuan dalam membagikan gambar, teks, dan video melalui email. Perbaikan dalam area ini dapat membantu guru-guru lebih efektif dalam mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran mereka dan berkomunikasi dengan siswa dan rekan kerja.
Penelitian serupa yang dilakukan oleh Dinata yang mengarah pada kemampuan dalam menggunakan komputer dan memanfaatkan internet mengarah pada hasil yang baik. Penelitian tersebut memperoleh hasil 82. Berdasarkan hasil tersebut, maka disimpulkan bahwa responden memiliki kemampuan yang sangat baik dalam mengoperasikan komputer serta memiliki kemampuan TIK dalam bidang internet pada komponen functional skill dan beyond[24]. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian yang peneliti lakukan mengenai kemampuan operasional. Pada penelitian ini menghasilkan hasil yang serupa yakni baik dan memuaskan. Sesuai dengan penelitian dari Nahdi dan Jatisunda bahwa kemampuan dasar dalam mengakses internet sebagian besar mahasiswa sudah baik. Kemampuan mahasiswa dalam menggunakan teknologi menjadi hal yang urgen dalam menvisualisasikan kemampuan literasi digital karena kemampuan literasi digital pasti berkaitan dengan penggunaan teknologi. Kemampuan literasi komputer sangat diperlukan calon pendidik untuk menunjang perkuliahan seperti membuat tugas kuliah dan pembelajaran. Fitrihana melakukan penelitian mengenai pentingnya literasi komputer pada pembelajaran SMK, hasil penelitian menjelaskan bahwa literasi komputer diperlukan untuk meningkatkan proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil pembelajaran yang lebih baik[25].
Berdasarkan penelitian terhadap kemampuan operasional literasi digital para guru di SD Negeri Leran Wetan I, dapat disimpulkan bahwa mayoritas guru telah menguasai pengoperasian perangkat keras dan perangkat lunak dengan baik. Data hasil angket, observasi, dan wawancara menunjukkan tingkat kemampuan yang memuaskan, dengan 94,64 persen responden menyatakan mampu dalam pengoperasian perangkat digital. Kemampuan operasional yang terjaga ini mengindikasikan kesiapan para guru dalam memanfaatkan teknologi digital sebagai alat pembelajaran yang efektif, sesuai dengan perkembangan zaman dan tuntutan pendidikan modern khususnya pada kurikulum merdeka ini.
4. Kesimpulan
Kompetensi pengoperasian dalam literasi digital mencakup aspek kemampuan pengoperasian fisik dan perangkat lunak. Kemampuan pengoperasian fisik melibatkan pemahaman dan keterampilan dalam menggunakan fitur fisik pada laptop, sedangkan kemampuan pengoperasian perangkat lunak berkaitan dengan penggunaan sistem dalam perangkat fisik. Pada aspek pengoperasian perangkat fisik komputer, guru di SD Negeri Leran Wetan I mampu melakukan tindakan seperti menghidupkan dan mematikan laptop, memahami tombol-tombol dan fungsi keyboard, mengoperasikan mouse, menyambungkan ke WiFi, dan mengenali berbagai browser. Namun, ada beberapa guru yang belum memahami sepenuhnya seperti browser "Edge". Browser ini memang sekarang jarang digunakan oleh kebanyakan pendidik. Browser yang sering digunakan yakni chrome dan mozilla. Dalam pengoperasian perangkat lunak, para guru mampu menguasai berbagai tindakan seperti pencarian di Google, mengidentifikasi ikon tautan web, berbagi teks, gambar, dan video, menen tukan kata kunci, menyimpan file, bekerja di berbagai perangkat lunak secara bersamaan, serta membuat bookmark dan format penulisan yang rapi. Meskipun mayoritas guru memiliki kemampuan yang baik, terdapat beberapa area di mana peningkatan pemahaman diperlukan, seperti pembuatan bookmark dan pembagian gambar, teks, dan video melalui email.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas guru di SD Negeri Leran Wetan I memiliki kemampuan operasional yang baik dalam literasi digital. Hasil dari angket, observasi, dan wawancara menunjukkan tingkat kemampuan yang memuaskan, dengan sekitar 94,64% guru menyatakan mampu dalam pengoperasian perangkat digital. Kemampuan operasional yang solid ini mencerminkan kesiapan para guru dalam memanfaatkan teknologi digital sebagai alat pembelajaran yang efektif, sesuai dengan perkembangan zaman dan tuntutan kurikulum modern seperti Kurikulum Merdeka. Penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian serupa dan menunjukkan bahwa literasi digital merupakan komponen penting dalam pendidikan yang mempengaruhi keberhasilan penggunaan teknologi dalam proses pembelajaran
5. Referensi
[1] Linda Novitasari, “PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN DI ERA DIGITAL,” Perpustakaan Universitas Jambi. [Online]. Available: https://librarynew.unja.ac.id/pendidikan-dan-pembelajaran-di-era-digital/
[2] L. Hakim, “Manfaat Tekhnologi Digital Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik,” Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. [Online]. Available: https://ppg.kemdikbud.go.id/news/manfaat-tekhnologi-digital-terhadap-motivasi-belajar-peserta-didik
[3] H. H. Mahendra and R. Z. Nurani 2020 “Pengaruh Penggunaan DLM (Digital Learning Material) Terhadap Aktivitas Belajar IPS Siswa Kelas V Sekolah Dasar,” DWIJA CENDEKIA J. Ris. Pedagog., vol. 4, (1) 26.
[4] A. Faiz and I. Kurniawaty 2020 “Faiz, Aiman Kurniawaty, Imas,” vol. 12, (2) 155–164.
[5] Kemendikbudristek, “Kurikulum Merdeka,” Direktorat Pendidik. Dasar, p. https://ditpsd.kemdikbud.go.id/hal/kurikulum-merde, 2022, [Online]. Available: https://ditpsd.kemdikbud.go.id/hal/kurikulum-merde
[6] A. Rifai 2021, “Urgensi Literasi Digital Bagi Guru Smp Yabujah Di Masa Pandemi Covid-19,” SINAU J. Ilmu Pendidik. dan Hum., vol. 7, (2) 58–70.
[7] Kominfo 2022, “Budaya Digital Membaik, Indeks Literasi Digital Indonesia Meningkat-Siaran Pers No. 15/HM/KOMINFO/01/2022,” Jakarta.
[8] D. Nugraha 2022, “Literasi Digital dan Pembelajaran Sastra Berpaut Literasi Digital di Tingkat Sekolah Dasar,” J. Basicedu, vol. 6 (6) 9230–9244.
[9] N. W. W. Astuti and K. S. Artawan 2023, “Pentingnya Meningkatkan Literasi Digital Guru untuk Menjawab Tantangan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19,” Transform. Pendidik. melalui Digit. Learn. Guna Mewujudkan Merdeka Belajar, no. Prospek Ii, 270–276.
[10] N. Nafi’ah Setiani and N. Barokah 2021, “Urgensi Literasi Digital dalam Menyongsong Siswa Sekolah Dasar menuju Generasi Emas Tahun 2045,” Pros. SEMAI Semin. Nas. PGMI 2021, 411–427.
[11] W. Warsiyah, M. Y. Madrah, A. Muflihin, and A. Irfan 2022, “Urgensi Literasi Digital bagi Pendidik dalam Meningkatkan Keterampilan Mengelola Pembelajaran,” Dimas J. Pemikir. Agama untuk Pemberdaya., vol. 22, (1) 115–132.
[12] S. N. Afifah, H. Mahfud, and R. Ardiansyah 2021, “Literasi digital guru sd negeri dan sd swasta: perceived competency dan implementasi,” Didakt. Dwija Indria, no. 449.
[13] L. E. W. Fajari and R. Meilisa 2022, “The Development of Augmented Reality to Improve Critical Thinking and Digital Literacy Skills of Elementary School Students,” DWIJA CENDEKIA J. Ris. Pedagog., vol. 6, (3) 688.
[14] D. Y. Saputri, “Efektivitas Penggunaan Edmodo Berbasis Project Based Learning untuk Meningkatkan Kemandirian Belajar Mahasiswa,” Equilib. J. Pendidik., vol. 9, (2) 242–249.
[15] H. Mahfud, F. Purnama Adi, I. R. Widianto Atmojo, and R. Ardiansyah 2019, “Peningkatan kompetensi evaluasi pembelajaran berbasis teknologi pada guru SD di kota Surakarta,” J. Pendidik. Dasar, vol. 7, (2) 1-5.
[16] D. S. Nahdi and M. G. Jatisunda 2020, “Analisis Literasi Digital Calon Guru Sd Dalam Pembelajaran Berbasis Virtual Classroom Di Masa Pandemi Covid-19,” J. Cakrawala Pendas, vol. 6, (2) 116–123.
[17] C. Hastiolivia 2020, “Analisis kemampuan literasi digital siswa kelas V SD se-kecamatan Mlati Sleman,” Pap. Knowl. . Towar. a Media Hist. Doc., no. July, 1–23.
[18] A. Nafisah, I. R. W. Atmojo, and R. Ardiansyah 2023, “Tingkat kemampuan literasi digital peserta didik kelas V SD se-Kecamatan Laweyan,” J. Pendidik. Dasar, vol. 11, (1).
[19] E. Murdiyanto 2020, Metode Penelitian Kualitatif (Sistematika Penelitian Kualitatif).
[20] M. P. K. Imam Gunawan 2013, “Metod-Kualitatif,”.
[21] i made sudarma Adiputra 2012, “Metodologo Penelitian Kesehatan,” p. 144.
[22] W. Techataweewan and U. Prasertsin 2018, “Development of digital literacy indicators for Thai undergraduate students using mixed method research,” Kasetsart J. Soc. Sci., vol. 39, (2) 215–22.
[23] A. Irhandayaningsih 2020, “Pengukuran Literasi Digital Pada Peserta Pembelajaran Daring di Masa Pandemi COVID-19,” Anuva J. Kaji. Budaya, Perpustakaan, dan Inf., vol. 4 (2) 231–240.
[24] K. B. Dinata 2021, “Analisis kemampuan literasi digital mahasiswa Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,” Edukasi J. Pendidik., vol. 19, (1) 105–119.
[25] N. Fitrihana 2016, “Urgensi Literasi Komputer Pada Pembelajaran Di Smk Tata Busana Untuk Menyiapkan Generasi Emas Indonesia,” 318–333.
Refbacks
- There are currently no refbacks.