Lila, wani, korban: karakter tokoh werkudara pada lakon wahyu eka bawana sebagai wahana pendidikan karakter dan nilai-nilai etika dasar bagi anak sekolah dasar

Bimo Kuncoro, Andi Wicaksono, Joko Daryanto

Abstract

This study aims to analyze and map the alternative character representation of Werkudara in the traditional Javanese puppet performance (pakeliran) titled Lakon Wahyu Eka Bawana, specifically focusing on its potential as a medium for character education and fundamental ethical values for primary school children. Werkudara, commonly known for his strength, is uniquely interpreted through three principles: Lila (sincere sacrifice/sincerity), Wani (moral courage/integrity), and Korban (collective self-sacrifice). Employing a qualitative approach with textual analysis and Malinowski's functional theory, the study finds that these three principles transcend mere narrative function. Functionally, Lila serves as a basis for fundamental ethics (honesty and humility), Wani as moral inspiration (integrity and responsibility), and Korban as a strengthener of social solidarity (mutual cooperation and social care). The value mapping demonstrates that Werkudara's character is highly relevant and can be integrated into the primary school curriculum as a concrete model rooted in local wisdom. The study concludes that traditional arts like wayang kulit are living and functional cultural media, effective in instilling noble values and preserving morality within the community.

Keywords

Wayang Werkudara, Lakon Wahyu Eka Bawana, Character Education, Primary School.

Full Text:

PDF

References

A. Birlina, S. Slamet, and J. I. S. Poerwanti, “Analisis unsur-unsur intrinsik dalam karangan narasi peserta didik kelas IV sekolah dasar,” Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Unsyiah, vol. 5, no. 3, pp. 248-253, 2020. [2] Y. H. Aulia, J. Daryanto, and S. B. Kurniawan, “Kontinuitas nilai-nilai pendidikan karakter ajaran ki hajar dewantara pada buku pelajaran bahasa jawa kelas v sekolah dasar,” Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Unsyiah, vol. 5, no. 3, pp. 464-471, 2020. [3] P. Purwadi, Jati Diri Orang Jawa: Antara Mitos dan Realitas. Yogyakarta: Media Pressindo, 2006. [4] H. S. Sudjarwo, Sumari, dan U. Wiyono, Rupa dan Karakter Wayang Purwa. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Hanoman, 2006. [5] H. Purnomo, “Karakter Psikologi Tokoh Wayang Kulit dalam Perspektif Jawa,” Jurnal Psikologi, vol. 5, no. 2, pp. 112–125, 2017. [6] Nugraha, “Sifat dan Karakteristik Tokoh Wayang,” dalam Prosiding Seminar Nasional Budaya Jawa, 2019, pp. 112–120. [7] Pandanwangi, “Representasi Sifat Tokoh Wayang dalam Karya Seni Tradisional,” Jurnal Seni dan Budaya, vol. 15, no. 2, pp. 55–68, 2020. [8] R. A. Ramadhani, J. I. S. Poerwanti, and Sularmi, “Analisis kesesuaian nilai karakter cerita fiksi pada buku siswa kelas IV tema 8 sekolah dasar dengan nilai karakter kurikulum 2013,” Didaktika Dwija Indria, vol. 9, no. 3, pp. 23-28, 2020. [9] W. Istari, R. Winarni, dan A. Surya, “Analisis nilai karakter cerita legenda dalam buku siswa kelas iv sd tema 8 ‘daerah tempat tinggalku’ kurikulum 2013,” Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Unsyiah, vol. 5, no. 3, pp. 165-172, 2020. [10] B. Ardhi, N. Bahari, dan S. P. Adi, “Karakter Bima sebagai Sumber Inspirasi dalam Karya Seni Grafis,” Jurnal Seni Rupa, vol. 7, no. 1, pp. 45–56, 2018. [11] Z. Effendi, “Unsur-Unsur Islam dalam Wayang,” Jurnal Studi Keislaman, vol. 10, no. 1, pp. 78–90, 2012. [12] B. Kuncoro, “Kajian Mitologi Lakon Wahyu Eka Bawana Sajian Ki Sri Susilo Thengkleng,” Tesis, Program Pascasarjana Institut Seni Indonesia Surakarta, Surakarta, 2018. [13] H. S. Ahimsa, Strukturalisme Levi-Strauss. Yogyakarta: Galang Press, 2001.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.