Diseminasi Budidaya Padi Gogo, Jagung, dan Kacang Tanah Sistem Agroforestri Berbasis Tegakan Sengon di KPH Blitar
Abstract
Tujuan kegiatan pengabdian adalah memberikan informasi teknologi budidaya padi gogo, jagung dan kacang tanah di bawah tegakan sengon, khususnya dalam perolehan cahaya, sehingga tanaman di bawah tegakan dapat tumbuh dan memberikan hasil yang optimal. Hal ini dilakukan karena selama ini hasil yang diperoleh tanaman di bawah tegakan belum maksimal. Pengabdian diselenggarakan mulai bulan Oktober sampai Desember 2018 di desa Maliran, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar dengan melibatkan pihak perhutani dan masyarakat di sekitar hutan (petani agroforestri). Kegiatan pengabdian meliputi pembuatan demplot, penyuluhan dan diskusi (focus group discussion/FGD) yang dilaksanakan di kantor KBH Blitar dengan melibatkan pihak Perhutani dan petani. Pembuatan demplot dilakukan dengan penanaman jagung, padi gogo dan kacang tanah di bawah tegakan sengon umur 3, 4, dan 5 tahun. Hasil FGD diperoleh kesepakatan bahwa diperlukan pemangkasan kanopi pohon bagian bawah sepertiga dari tinggi kanopi. Hal ini diperlukan sebagai upaya menyediakan cahaya bagi tanaman di bawah tegakan saat sengon mencapai umur di atas 3 tahun, sehingga tanaman di bawah tegakan dapat tumbuh dan memberikan hasil yang optimal. Dari hasil demplot menunjukkan padi gogo dan jagung yang ditanam pada tegakan sengon umur lebih dari 3 tahun tanpa pemangkasan tidak memberikan hasil, tetapi kacang tanah masih dapat menghasilkan. Setelah terlibat langsung dalam kegiatan demplot, petani menyatakan bahwa pemangkasan kanopi memberikan wawasan baru dalam melakukan budidaya di bawah tegakan pohon. Selain itu, juga diperoleh informasi bahwa seresah sengon dapat digunakan sebagai pupuk hijau, dan tanaman kacang-kacangan (legum) sangat potensial sebagai tanaman sela, serta tanaman dibawah tegakan dapat digunakan sebagai alternatif sumber pangan organik.
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Affandi, Z., Purnomo, D., & Supriyono, S. (2019). A Study of Light Intensity and Fertilizer on Soybean in Albizia chinensis Agroforestry System. SAINS TANAH - Journal of Soil Science and Agroclimatology, 16(1), 46. https://doi.org/10.20961/stjssa.v16i1.25872
Arifin, H. S., Wulandari, C., Pramukato, Q., & Kaswanto, R.L. (2014). Analisis Lanskap Agroforestri: Konsep, Metode, dan Pengelolaan Agroforestri Skala Lanskap dengan Studi Kasus Indonesia, Filipina, Laos, Thailand, dan Vietnam. IPB Press.
Budiastuti, M. S., & Purnomo, D. (2012). Agroforestri, untuk pengelolaan lahan berwawasan lingkungan. UNS Press.
Hartoyo, A. P. P., Wijayanto, N., & Budi, R. S. W. (2014). Respon Fisiologi dan Produksi Kedelai (Glycine max ( L .) Merrill ) Toleran Naungan Berbasiskan Agroforestri Sengon ( Paraserianthes falcataria ( L .) Nielsen ) The Physiological Response and Production of Soybeans ( Glycine max ( L .) Merrill ) Tolerant. Jurnal Silvikultur Tropika, 05(2), 84–90.
Hartoyo, A. P. P., Wijayanto, N., & Budi, R. S. W. (2015). Pertumbuhan dan Produksi Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) Berbasiskan Agroforestri Sengon (Paraserianthes falcataria ( L .) Nielsen ). Seminar Nasional Agroforestry, November 2015.
Khalif, U., Utami, S., & Kusuma, Z. (2014). Pengaruh Penanaman Sengon (paraserianthes faccataria) terhadap kandungan C dab N Tanah di Desa Slamparejo, Jabung, Malang. Jurnal Tanah Dan Suumberdaya Lahan, I(1), 9–15.
Mellisse, B. T., van de Ven, G. W. J., Giller, K. E., & Descheemaeker, K. (2017). Home garden system dynamics in Southern Ethiopia. Agroforestry Systems, 92(6), 1579–1595. https://doi.org/10.1007/s10457-017-0106-5
Nasielski, J., Furze, J. R., Tan, J., Bargaz, A., Thevathasan, N. V., & Isaac, M. E. (2015). Agroforestry promotes soybean yield stability and N2-fixation under water stress. Agronomy for Sustainable Development, 35(4), 1541–1549. https://doi.org/10.1007/s13593-015-0330-1
Ningrum, D., Wijayanto, N., & Wulandari, A. (2019). Pertumbuhan Sengon dan Produksi Padi Gogo Pada Taraf pemupukan P yang Berbeda dalam Sistem Agroforestri. Jurnal Silvikultur Tropika, 10(01), 1–6.
Pangan, B. K. (2018). Petunjuk Teknis Optimalisasi Pemanfaatan Lahan Pekarangan Melalui Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL).
Purnomo, D., Sitompul, S., & Budiastuti, M. (2013). Solar radiation in agro-forestry system. Journal of Biotechnology and Biodiversity, 1(1), 14–19.
Rachman, E., & Hani, A. (2014). Pola Agroforestry Sengon (Falcataria moluccana L.) dan Cabai Merah Keriting Di Dataran Tinggi Ciamis Jawa Barat. Penelitian Agroforestry, 2(1), 35–44.
Susanto, A., Mujiyo, M., Purnomo, D., & Budiastuti, Mt. S. (2018). Characteristics of sengon (Paraserianthes falcataria) stands in forest Blitar. International Journal of Forest, Animal and Fisheries Research, 2(3), 108–112. https://doi.org/10.22161/ijfaf.2.3.3
Van Noordwijk, M., Coe, R., & Sinclair, F. (2016). Central hypotheses for the third agroforestry paradigm within a common definition (No. 233).
Wahyu, I., Pranoto, H., & Supriyanto, B. (2018). Kajian Produktivitas Tanaman Semusim pada Sistem Agroforestri di Kecamatan Samboja Kabupaten Kutai Kartanegara Cash Crop Productivity Analysis of Agroforestry System in Samboja , Kutai Kartanegara District. Jurnal Agroekoteknologi Tropika Lembab, 1(1), 24–33.
DOI: https://doi.org/10.20961/prima.v5i1.43693
Refbacks
- There are currently no refbacks.
View My Stats
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.