Perbedaan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Sekolah Dasar Ditinjau dari Tingkat Kepercayaan Diri dan Rasa Ingin Tahu
Abstract
Students' mathematical problem-solving abilities are significantly influenced by affective aspects, particularly self-confidence and curiosity. Therefore, strengthening these aspects becomes crucial in the learning process to build a solid foundation for dealing with complex cognitive challenges. This study aims to examine differences in students' mathematical problem-solving abilities based on varying levels of self-confidence and curiosity. The research was conducted at a primary school in Tangerang Regency using a comparative quantitative approach. The sample consisted of 30 students categorized into high and low groups based on questionnaire results. Research instruments included a Likert-scale questionnaire to measure self-confidence and curiosity, as well as an essay test to assess problem-solving ability. Data analysis using a t-test revealed significant differences between students with high and low levels of self-confidence, as well as between those with high and low curiosity. These findings emphasize the importance of integrating affective reinforcement in mathematics instruction to enhance students' problem-solving skills.
Kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika secara nyata dipengaruhi oleh aspek afektif, khususnya tingkat kepercayaan diri dan rasa ingin tahu. Oleh karena itu, penguatan aspek-aspek tersebut menjadi bagian krusial dalam proses pembelajaran, guna membangun fondasi yang kokoh dalam menghadapi tantangan kognitif yang kompleks. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematika berdasarkan variasi tingkat kepercayaan diri dan rasa ingin tahu siswa. Studi dilakukan di salah satu sekolah dasar di Kabupaten Tangerang dengan menggunakan pendekatan kuantitatif komparatif. Sampel terdiri atas 30 peserta didik yang diklasifikasikan ke dalam kategori tinggi dan rendah berdasarkan hasil angket. Instrumen penelitian meliputi angket skala Likert untuk mengukur kepercayaan diri dan rasa ingin tahu, serta tes uraian untuk menilai kemampuan pemecahan masalah matematika. Analisis data menggunakan uji-t menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara siswa dengan kepercayaan diri tinggi dan rendah, begitu pula antara siswa dengan tingkat rasa ingin tahu yang tinggi dan rendah. Hasil ini menegaskan bahwa pembelajaran matematika perlu melibatkan penguatan aspek afektif guna meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Achdiyat, M. (2016). Prestasi belajar matematika ditinjau dari kepercayaan diri. Jurnal Ilmiah Pendidikan, 6(1), 50–61.
Amalia, N. F., & Pujiastuti, E. (2013). Kemampuan berpikir kritis dan rasa ingin tahu melalui model PBL. Prosiding Seminar Nasional Matematika, 523–531.
Amri, S., Widada, W., & Susanta, A. (2020). Mathematical problem solving capabilities: Self-confidence, self-efficacy, emotional intelligence, and concept understanding ability. Jurnal Pendidikan Matematika, 4(3), 20–26.
Anitra, R., & Husna, N. (2024). Rasa ingin tahu siswa sekolah dasar dan kaitannya dengan keterampilan berpikir kritis. Pedadidaktika: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 11(1), 55–68.
Basuki, K. H., & Lestari, I. (2020). Pengaruh berpikir kreatif dan percaya diri terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika. Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA, 2682, 213–222.
Creswell, J. W. (2012). Educational research: Planning, conducting, and evaluating quantitative and qualitative research (4th ed.). Boston: Pearson.
Ermawati, D., Febbilla, R. F., Setiawati, H. I., Wulandari, R. W., & Anggira, R. (2024). Analisis kemampuan penalaran siswa dalam pemecahan masalah matematika soal HOTS siswa kelas III SDN 1 Kedungdowo. APOTEMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika, 10(1), 1–14.
Etikan, I., Musa, S. A., & Alkassim, R. S. (2016). Comparison of convenience sampling and purposive sampling. American Journal of Theoretical and Applied Statistics, 5(1), 1–4. https://doi.org/10.11648/j.ajtas.20160501.11
Fitayanti, N., Rahmawati, A., & Asriningsih, T. M. (2022). Pengaruh self-confidence terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. JPMI (Jurnal Pembelajaran Matematika Inovatif), 5(2), 335. https://doi.org/10.22460/jpmi.v5i2.9678
Lumban, G. P., Khumaedi, M., & Masrukan. (2017). Pengembangan instrumen penilaian karakter percaya diri pada mata pelajaran matematika sekolah menengah pertama. Journal of Research and Educational Research Evaluation, 6(1), 63–70.
Monica, H., Kesumawati, N., & Septiati, E. (2019). Pengaruh model problem based learning terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis dan keyakinan matematis siswa. MaPan: Jurnal Matematika dan Pembelajaran, 7(1), 155–166. https://doi.org/10.24252/mapan.2019v7n1a12
Muharni, F., Anitra, R., & Husna, N. (2024). Rasa ingin tahu siswa sekolah dasar. Pedadidaktika: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 11(1), 55–68.
Muliadi, R., Suryana, D., & Nursidik, S. (2023). Curiosity siswa dalam penyelesaian masalah matematika berbasis HOTS. Jurnal Pendidikan Matematika, 8(1), 77–85.
Riduwan. (2015). Metode dan teknik menyusun skripsi. Bandung: Alfabeta.
Shaputra, H., & S., D. (2019). Hubungan rasa ingin tahu dengan kemampuan pemecahan masalah siswa dalam pembelajaran matematika. Jurnal EduMatSains, 8(1), 11–20.
Sudiantara, I. N., & Sadra, I. W. (2016). Pengaruh model blended learning terhadap hasil belajar dan kepercayaan diri siswa. Jurnal Pendidikan Indonesia, 5(2), 178–185.
Sugiyono. (2017). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sulastri, E., Mariani, S., & Mashuri, M. (2015). Penerapan strategi LC-5E untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Jurnal Pendidikan, 16(3), 220–229.
Suyantana, I. W. (2023). Strategi pemecahan masalah matematika berdasarkan tingkat kepercayaan diri siswa. Jurnal Ilmu Pendidikan Dasar, 10(1), 45–56.
Refbacks
- There are currently no refbacks.