Pelatihan Pembuatan Modul Cerita Rakyat Madura Berbasis Kearifan Lokal Bagi Guru SD melalui Literasi Digital Libraries The University of Iowa

Abstract

This community service initiative was motivated by the suboptimal preservation of local culture through primary education due to limited learning resources integrated with local wisdom. This study aims to enhance the knowledge and skills of elementary school teachers in developing Madurese folktale modules based on local wisdom through digital literacy-based training, particularly utilizing the Digital Libraries from The University of Iowa. The method used was descriptive qualitative in the form of community service, consisting of preliminary study, training design, implementation, and evaluation stages. The data were analyzed qualitatively using data reduction, data display, and conclusion drawing techniques. The results showed that the training successfully improved teachers' ability to access digital references, develop contextual folktale modules, and strengthen collaboration between schools and local communities in documenting culture. Teachers also demonstrated increased creativity and enthusiasm in adapting folktales into teaching media suited to students’ characteristics. Thus, the training proved effective in empowering teachers to develop culturally-based learning relevant to the digital era and contributing to sustainable education.

Pengabdian ini dilatalarbelakangi belum optimalnya pelestarian budaya lokal melalui pendidikan dasar karena keterbatasan sumber belajar yang terintegrasi dengan kearifan lokal. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guru SD dalam menyusun modul cerita rakyat Madura berbasis kearifan lokal melalui pelatihan berbasis literasi digital, khususnya memanfaatkan Digital Libraries dari The University of Iowa. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dalam bentuk pengabdian kepada masyarakat dengan tahapan studi pendahuluan, desain pelatihan, pelaksanaan, dan evaluasi. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif melalui teknik reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil menunjukkan bahwa pelatihan ini berhasil meningkatkan kemampuan guru dalam mengakses referensi digital, menyusun modul cerita rakyat yang kontekstual, serta memperkuat kolaborasi antara sekolah dan komunitas lokal dalam pendokumentasian budaya. Guru-guru juga menunjukkan peningkatan kreativitas dan antusiasme dalam mengadaptasi cerita rakyat ke dalam media ajar yang sesuai dengan karakteristik siswa. Dengan demikian, pelatihan ini efektif sebagai upaya pemberdayaan guru dalam mengembangkan pembelajaran berbasis budaya lokal yang relevan dengan era digital dan berkontribusi pada pendidikan berkelanjutan.