Uma Lengge ’Lumbung Padi’ di Bima: Makna Simbolik dan Upaya Pemertahanannya

Nur Qayimah, Sumarwati Sumarwati, Edy Suryanto

Abstract

Uma lengge merupakan rumah adat warisan nenek moyang yang digunakan sebagai tempat tinggal sekaligus tempat penyimpanan bahan pangan pokok masyarakat Bima. Berbeda dengan rumah modern, uma lengge memiliki arsitektur serta fungsi memepertahankan kearifan lokal daerah, namun generasi muda tidak memahami makna di balik kearifan lokal tersebut. Padahal kearifan lokal yang dilakukan oleh generasi terdahulu banyak mengandung simbol yang bermakna mendalam dan bermanfaat bagi kehidupan.  Hal tersebut juga dimiliki oleh masyarakat Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat yang mempunyai kearifan lokal mengenai pemertahanan pangan serta mengandung makna-makna tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi makna simbolik kearifan lokal yang memanfaatkan uma lengge sebagai bentuk pemertahanan pangan berdasarkan perspektif masyarakat Bima. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan strategi etnografi. Sumber data pada penelitian ini adalah informan yang terdiri dari ketua adat, masyarakat lokal serta bangunan uma lengge. Pengambilan sampel dilaksanakan dengan snowball sampling. Pengumpulan data dilaksanakan dengan wawancara mendalam serta observasi lapangan terhadap bentuk arsitektur dan lingkungan di sekitar uma lengge. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masyarakat Bima memiliki perspektif mengenai makna simbolik terhadap kearifan lokal dalam memanfaatkan uma lengge sebagai bentuk pemertahanan pangan. Makna arsitektur Uma lengge yang dibangun tinggi dan terdapat papan penahan tikus yang terpasang disetiap tiang bertujuan agar bahan pangan terhindar dari hama tikus. Lingkungan uma lengge tidak boleh dilintasi oleh kabel listrik bertujuan agar terhindar dari arus pendek listrik yang dapat menyebabkan kebakaran.

Keywords

kearifan lokal; makna simbolik; pangan.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.