KETIDAKADILAN GENDER PADA FILM PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN KARYA ABIDAH EL KHALIEQY DAN GADIS KRETEK KARYA RATIH KUMALA

Fatimah Anza Nisha Madhuri, Kharisma Nur Febriana, Luthfiyyah Yovilandis, Wisnu Adwitia, Visa Putri Aprilia, Meidila Meidila

Abstract

Tujuan artikel ini adalah memaparkan ketidakadilan gender pada film Perempuan Berkalun Sorban dan Gadis Kretek. Ketidakadilan gender masih menjadi masalah serius yang tercermin dalam berbagai karya sastra dan film adaptasi, termasuk film Perempuan Berkalung Sorban dan Gadis Kretek. Artikel ini bertujuan untuk mengungkap bentuk-bentuk ketidakadilan gender yang terdapat dalam kedua film tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan teknik analisis data berupa menonton film, memahami struktur dan makna, mengelompokkan data sesuai rumusan masalah, dan mendeskripsikan data secara lengkap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk-bentuk ketidakadilan gender yang ditemukan antara lain marginalisasi, subordinasi, stereotip, dan kekerasan fisik dan psikis terhadap perempuan. Dalam film Perempuan Berkalung Sorban, tokoh Anissa digambarkan mengalami pengekangan dalam pendidikan dan pernikahan yang didasarkan pada tafsir agama yang patriarkis. Sementara itu, dalam film Gadis Kretek, tokoh Jeng Yah menghadapi diskriminasi dalam dunia kerja dan eksploitasi seksual dalam industri kretek yang didominasi oleh laki-laki. Kedua film ini memiliki kesamaan dalam menyoroti perjuangan perempuan melawan sistem patriarki, tetapi berbeda dalam hal latar sosial: satu film berfokus pada norma agama konservatif, dan film lainnya berfokus pada dunia ekonomi dan industri.

Keywords

Film, Gadis kretek, Ketidakadilan gender, Perempuan berkalung sorban

Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.