THE CONCEPT OF PENAL MEDIATION FOR DEFAMATION DELICT IN THE INDONESIA ITE LAW AS A MANIFESTATION OF RESTORATIVE JUSTICE

Yaris Adhial Fajrin, Ach. Faisol Triwijaya

Abstract

The paper aimed to analyze the position of defamation as a complaint delict in the ITE Law and  the chances of applying penal mediation in the settlement of criminal defamation charges in the ITE Law. This research uses a normative legal research with qualitative analysis techniques. The research result shows that defamation in the field of ITE is a complaint delict that the settlement of the case can be done through the Alternative Dispute Resolution (ADR) outside the court through penal mediation mechanism. The settlement of criminal cases through penal mediation has been in line with the direction of the renewal of Indonesian criminal law which is moving towards improving the impact of a criminal act as part of the purpose of criminalization. Penal mediation that promotes the values of consensus deliberation is also in line with the basic values of Pancasila, to encourage peace between the conflicting parties and improve the reputation, self-esteem, and dignity of victims damaged by defamation committed by the perpetrators. The advantages of penal mediation have not been followed by the rule of law of the event that regulates specifically the procedure of penal mediation so that not a few cases of defamation are ultimately decided by criminal sanctions to the perpetrators. Therefore, the mechanism of penal mediation needs to be regulated in the Indonesian Criminal Code in the future, to provide guarantees of a fair and beneficial criminal settlement for all parties, as well as a guarantee of the right to free responsible speech.

Keywords

Penal Mediation; Defamation; Information and Electronic Transactions; renewal of national criminal law

Full Text:

PDF

References

Ali, A. (2012). Menguak Teori Hukum (Legal Theory) Dan Teori Peradilan (Judicial Prudence) Termasuk Interpretasi Undang-Undang (Legisprudence) - Vol.1 Pemahaman Awal. Jakarta: Kencana.

Ali, M. (2010). Pencemaran Nama Baik Melalui Sarana Informasi dan Transaksi Elektronik. Jurnal Konstitusi, 7(6), 120–146. https://doi.org/doi.org/10.31078/jk%25x

Arief, B. N. (2008). Mediasi Penal Dalam Penyelesaian Perkara di Luar Pengadilan. Semarang: Penerbit UNDIP.

Aulia, M. Z. (2018). Hukum Pembangunan dari Mochtar Kusumaatmadja: Mengarahkan Pembangunan atau Mengabdi pada Pembangunan? Undang: Jurnal Hukum, 1(2), 363–392. https://doi.org/10.22437/ujh.1.2.363-392

Chazawi, A. (2009). Hukum Pidana Positif Penghinaan. Surabaya: Putra Media Nusantara.

Christianto, H. (2020). Konsep Hak Untuk Dilupakan Sebagai Pemenuhan Hak Korban Revenge Porn Berdasarkan Pasal 26 Undang-Undang Informasi Dan Transaksi Elektronik. Mimbar Hukum, 32(2), 175–192. https://doi.org/10.22146/jmh.51110

CNN Indonesia. (2018). Kasus Augie Fantinus, Sembrono Gunakan Medsos Berujung Bui. Retrieved June 15, 2019, from CNN Indonesia website: https://www.cnnindonesia.com/nasional/20181017070202-20-339068/kasus-augie-fantinus-sembrono-gunakan-medsos-berujung-bui

CNN Indonesia. (2020). Polri Tangani 4.656 Kasus Siber, Pencemaran Nama Baik Dominan. Retrieved January 3, 2020, from CNN Indonesia website: https://www.cnnindonesia.com/nasional/20201229094838-12-587280/polri-tangani-4656-kasus-siber-pencemaran-nama-baik-dominan

Faisal. (2011). Mediasi Penal Sebagai Alternatif Penyelesaian Perkara Pidana di Luar Pengadilan. Pranata Hukum, 6(1), 81–90.

Fajrin, Y. A., & Triwijaya, A. F. (2019a). Arah Pembaharuan Hukum Pidana Indonesia di Tengah Pluralisme Hukum Indonesia. Ekspose: Jurnal Penelitian Hukum Dan Pendidikan, 18(1), 734–740. https://doi.org/10.30863/ekspose.v18i1.361

Fajrin, Y. A., & Triwijaya, A. F. (2019b). Perempuan dalam Prostitusi: Konstruksi Pelindungan Hukum Terhadap Perempuan Indonesia dari Perspektif Yuridis dan Viktimologi (Women in prostitution: Construction of Legal Protection Towards Indonesian Women from a Juridical and Victimitarian Perspective). Negara Hukum: Membangun Hukum Untuk Keadilan Dan Kesejahteraan, 10(1), 67–88. https://doi.org/10.22212/jnh.v10i1.1203

Harefa, B. (2015). Diversi Sebagai Perlindungan Hukum Terhadap Hak Asasi Anak Dalam Sistem Peradilan Pidana Anak Di Indonesia. Jurnal Komunikasi Hukum (JKH), 1(1), 1–13. https://doi.org/10.23887/jkh.v1i1.5009

Hermawan, S. (2019). Pembabakan Kebijakan Lingkungan Hidup Nasional Berbasis Kearifan Lokal sebagai Strategi Adaptasi Menghadapi Perubahan Iklim. Majalah Ilmiah Cakrawala Hukum, 21(1), 1-11.

Hiariej, E. O. S. (2009). Memahami Pencemaran Nama Baik. Kompas. Retrieved from https://malang.aji.or.id/2009/06/06/memahami-pencemaran-nama-baik/

Iswara, I. M. A. M. (2017). Penguatan Kejaksaan Dalam Penanganan Perkara Pidana Melalui Plea Barganing. Jurnal Advokasi, 7(1), 24–37. Retrieved from http://library1.nida.ac.th/termpaper6/sd/2554/19755.pdf

K Tejomurti, I Handayani. (2020). Application of the Proportionality Principle in the Credit Restructuring Policy for the SMEs Financial Performance During the Covid-19 Pandemic in Indonesia. The 2nd International Conference of Law, Government and Social Justice (ICOLGAS 2020). Atlantis Press

Kumendong, W. J. (2017). Kemungkinan Penyidikan Delik Aduan Tanpa Pengaduan. Jurnal Hukum Unsrat, 23(9), 53–62.

Laksana, A. W. (2017). Keadilan Restoratif Dalam Penyelesaian Perkara Anak Yang Berhadapan Dengan Hukum Dalam Sistem Peradilan Pidana Anak. Jurnal Pembaharuan Hukum, 4(1), 57–64. https://doi.org/10.26532/jph.v4i1.1644

Lamintang, P. A. F. (2013). Dasar-dasar Hukum Pidana Indonesia. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Lasmadi, S. (2011). Mediasi Penal Dalam Sistem Peradilan Pidana Indonesia. Inovatif, 4(5), 1–10.

Maerani, I. A. (2015). Implementasi Ide Keseimbangan Dalam Pembangunan Hukum Pidana Indonesia Berbasis Nilai-Nilai Pancasila. Jurnal Pembaharuan Hukum, 2(2), 329–338. https://doi.org/dx.doi.org/10.26532/jph.v3i3.1364

Mulyadi, L. (2013a). Eksistensi Hukum Pidana Adat Di Indonesia: Pengkajian Asas, Norma, Teori, Praktik dan Prosedurnya. Jurnal Hukum Dan Peradilan, 2(2), 225–246. https://doi.org/10.25216/jhp.2.2.2013.225-246

Mulyadi, L. (2013b). Mediasi Penal Dalam Sistem Peradilan Pidana Indonesia: Pengkajian Asas, Norma, Teori Dan Praktik. Yustisia, 2(1), 1–14. https://doi.org/doi.org/10.20961/yustisia.v2i1.11054

Mulyadi, L. (2015). Mediasi Penal Dalam Sistem Peradilan Pidana Indonesia. Bandung: Alumni.

Mulyono, G. P. (2017). Kebijakan Formulasi Tindak Pidana Pencemaran Nama Baik Dalam Bidang Teknologi Informasi. Jurnal Cakrawala Hukum, 8(2), 160–170. https://doi.org/10.26905/idjch.v8i2.1669

Nisa, C. U., & Jaya, N. S. P. (2020). Penerapan Bentuk Mediasi Penal Dengan Pendekatan Keadilan Restoratif Dalam Sistem Peradilan Pidana Anak. Jurnal Komunikasi Hukum (JKH), 6(1), 253–265. https://doi.org/dx.doi.org/10.23887/jkh.v6i1.23492

Notanubun, P. G. (2014). Tinjauan Yuridis Terhadap Kebebasan Berbicara Dalam Ketentuan Pasal 27 Ayat 3 UU Nomor 11 Tahun 2008 Tentang ITE Dalam Hubungan Dengan Pasal 28 UUD 1945. Mimbar Keadilan:Jurnal Ilmu Hukum, 12(2), 111–120.

Respationo, H. S., & Hamzah, M. G. (2013). Putusan Hakim: Menuju Rasionalitas Hukum Refleksif Dalam Penegakan Hukum. Yustisia Jurnal Hukum, 2(2), 101–107. https://doi.org/10.20961/yustisia.v2i2.10194

Rumadan, I. (2013). Problem Lembaga Pemasyarakatan Di Indonesia Dan Reorientasi Tujuan Pemidanaan. Jurnal Hukum Dan Peradilan, 2(2), 263. https://doi.org/10.25216/jhp.2.2.2013.263-276

Sahabuddin, S. (2014). Reorientasi Kebijakan Kriminal Dalam Menyelesaikan Kasus Ringan (Dari Due Process Model ke Reintegrative Model). Dinamika Hukum, 14(1), 162–175. https://doi.org/dx.doi.org/10.20884/1.jdh.2014.14.1.285

Santoso, S. (2015). Implementation Balancing Idea in the Development of Criminal Law in Indonesia. QIJIS (Qudus International Journal of Islamic Studies), 3(1), 1–22. https://doi.org/dx.doi.org/10.21043/qijis.v3i1.1595

Saripudin, H. (2010). Kajian Terhadap Perda Bermasalah Dari Sudut Pandang HAM. Yuriska, 2(1), 13–27. https://doi.org/doi.org/10.24903/yrs.v2i2.196

Sihotang, N. S. (2016). Penerapan Asas Sederhana, Cepat Dan Biaya Ringan Di Pengadilan Negeri Pekanbaru Berdasarkan Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman. Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Riau, 3(2), 1–15.

Sullivan, D., & Tifft, L. (2006). Handbook of Restorative Justice: A Global Perspective (1st ed.). Retrieved from https://www.taylorfrancis.com/books/9780203346822

Sunarso, S. (2012). Viktimologi Dalam Sistem Peradilan Pidana. Jakarta: Sinar Grafika.

Tami, N. D. P., & Jaya, N. S. P. (2013). Studi Komparasi Pengaturan Pencemaran Nama Baik Menurut Hukum Pidana dan Hukum Perdata di Indonesia. Law Reform, 9(1), 106–123. https://doi.org/doi.org/10.14710/lr.v9i1.12437

Tarigan, F. A. R. (2015). Upaya Diversi Bagi Anak Dalam Proses Peradilan. Lex Crimen, 4(5), 104–112.

Wahyuningsih, S. E. (2014). Urgensi Pembaharuan Hukum Pidana Materiel Indonesia Berdasarkan Nilai–Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa. Jurnal Pembaharuan Hukum, 1(1), 17–23. https://doi.org/dx.doi.org/10.26532/jph.v1i1.1457

Wibowo, A. (2013). Kebijakan Kriminalisasi Delik Pencemaran Nama Baik di Indonesia. Pandecta: Research Law Journal, 7(1), 1–12. https://doi.org/10.15294/pandecta.v7i1.2358

Yudianto, O. (2016). Karakter Hukum Pancasila Dalam Pembaharuan Hukum Pidana Indonesia. DIH: Jurnal Ilmu Hukum, 12(23), 35–44. https://doi.org/doi.org/10.30996/dih.v12i23.890

Yusriando. (2015). Implementasi Mediasi Penal Sebagai Perwujudan Nilai- Nilai Pancasila Guna Mendukung Supremasi Hukum. Jurnal Pembaharuan Hukum, 2(1), 23–45. https://doi.org/dx.doi.org/10.26532/jph.v2i1.1413

Refbacks

  • There are currently no refbacks.