Krisis Kasih Sayang, Kesepian Jiwa, dan Kesiapan Kematian pada Lansia di Panti Jompo

Noviatun Puji Astuti, Asrowi Asrowi, Naharus Surur

Abstract

Abstract: The purpose of this study is to describe the behavior of the crisis of affection, the loneliness of the soul, and readiness for death. This research uses a qualitative approach with a case study method at Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta. Subjects were taken using snowball sampling. Data collection techniques using observation, interviews, and document studies. The results showed that all behaviors that occurred in Y, S, and J regarding the problem of crisis of affection, mental loneliness, and readiness for death, were almost the same. Both have an attitude of indifference, disrespect, and disobedience to personal, family, environmental, and spiritual aspects and feel alienated. The factors that caused Y, S, and J to fall into this problem include internal factors (his desires, desires, and physical conditions that have begun to decline), external factors (closeness to family, lack of friends or relations due to lack of activities outside the orphanage). And economic factors (unfit for habitation and no money). The impacts that occur on Y, S, and J are low self-confidence, fear of being abandoned, problems with closeness with other people, isolation, not having friends, boredom, and always being shrouded in excessive anxiety and fear.

Abstrak: Tujuan penelitian ini yaitu mendeskripsikan perilaku krisis kasih sayang, kesepian jiwa, kesiapan kematian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta. Pengambilan subjek menggunakan snowball sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan studi dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Semua perilaku yang terjadi pada Y, S, J terhadap masalah krisis kasih sayang, kesepian jiwa, dan kesiapan kematian, sebenarnya hampir sama. Sama-sama memiliki sikap tidak peduli, sikap tidak menghargai, dan sikap durhaka pada pribadi, keluarga, lingkungan, dan spiritual, serta  memiliki perasaan-perasaan terasing. Faktor-faktor yang menyebabkan Y, S, J terjerumus pada masalah tersebut antara lain faktor internal (keinginannya, hasratnya, dan kondisi fisik yang sudah mulai menurun), faktor eksternal (kedekatannya dengan keluarga, berkurangnya teman atau relasi akibat kurangnya aktifitas di luar panti) dan faktor ekonomi (rumah tidak layak huni dan tidak ada uang). Dampak yang terjadi pada Y, S, J yaitu kepercayaan diri rendah, takut ditelantarkan, masalah kedekatan bersama orang lain, isolasi, tidak mempunyai sahabat, bosan, dan selalu diselimuti rasa cemas dan takut berlebihan.

Keywords

Affection Crisis; Lonely Soul; Death Readiness

Full Text:

PDF

References

Deaux, Dane dan Wrightsman, S. (2003). Social Psychology (2nd Edition). California Wadsworth. Publishing Company Inc

Hidayat, K. (2006). Psikologi Kematian: Mengubah Ketakutan Menjadi Optimisme. Jakarta.

Hikmah Irfani, N. (2008). Hubungan Antara Persepsi Terhadap Kematian Dengan Ketakutan Akan Kematian Pada Wanita Penderita Kanker Payudara. Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma

Siahaan. (2009). Studi Fenomenologi Persepsi Lansia dalam Mempersiapkan Diri Menghadapi Kematian. Jurnal Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau

Maryam, dkk. (2003: 37). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya, Jakarta. Selemba Medika

Meiner, S. (2006). Gerontologic Nursing (3rd ed.). United States of America. Mosby Inc

Menkes. (2019). Indonesia Masuki Periode Aging Population (online). diakses pada tanggal 3 September 2020 dari https://www.kemkes.go.id/article/view/19070500004/indonesia-masuki-periode-aging-population.html

Potter, P. A. & Perry, A. G. (2009). Buku ajar fundamental keperawatan Manula (7th ed.). Jakarta. Salemba Medika

Sampao, A.M. (2005). Kesepian Jiwa. Yogyakarta. Mutiara Media Tjhin, J. (2018). Krisis Kasih Sayang. Yogyakarta. Ampera Utama

Refbacks

  • There are currently no refbacks.