INTERFERENSI BAHASA MANDAILING DALAM PEMEROLEHAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS 1 SEKOLAH DASAR

M. Habibi, Puguh Ardianto Iskandar, Chandra Chandra, Ari Suriani

Abstract

Mayoritas bahasa pertama anak-anak di daerah Tapanuli Selatan, Sumatera Utara Indonesia, adalah bahasa Mandailing. Bahasa ini berkedudukan sebagai bahasa tunggal hingga memasuki jenjang sekolah dasar. Saat memasuki usia sekolah (kelas I sekolah dasar) mereka mulai mempelajari bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua. Keadaan ini menjadikan siswa kelas I sekolah dasar di daerah Tapanuli Selatan sebagai penutur bilingual, sehingga menyebabkan terjadinya interferensi bahasa Mandailing dalam setiap tuturan bahasa Indonesia. Penelitian ini mengadopsi pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus dan menggunakan metode deskriptif dalam menjelaskan hasil temuan. Penelitian bertujnuan untuk mendeskripsikan bentuk interferensi bahasa Mandailing terhadap pemerolehan bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua pada siswa kelas I sekolah dasar di daerah Tapanuli Selatan. Hasil penelitian menunjukkan telah terjadi interferensi bahasa pada tataran fonologi sebanyak 8 kasus, interferensi pada tataran morfologi sebanyak 12 kasus, interferensi pada tataran leksikon sebanyak 20 kasus, dan interferensi pada tataran sintaksis sebanyak 7 kasus. Penyebab terjadinya interferensi adalah: (1) kedwibahasaan penutur, (2) perbendaharaan kosakata yang masih minim, (3) kosakata bahasa kedua jarang digunakan, dan (4) terbawanya kebiasaan bahasa ibu. Hasil penelitian ini bermanfaat bagi guru dalam menciptakan lingkungan belajar yang membiasakan penggunaan bahasa kedua, yaitu bahasa Indonesia.

Keywords

interferensi; bahasa Mandaling; pemerolehan bahasa; bahasa kedua

Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.