ANALISIS KONTRASTIF BAHASA JAWA NGOKO MADIUNAN DAN BAHASA INDONESIA
Abstract
Penelitian ini mengkaji perbandingan verba dan nomina hasil proses afiksasi dalam Bahasa Jawa Ngoko (BJ) yang digunakan di daerah Madiun dan Bahasa Indonesia (BI). Dalam analisis perbandingan tersebut digunakan metode analisis kontrastif untuk membandingkan kedua bahasa tersebut. Kridalaksana (2001: 13) menegaskan bahwa analisis kontrastif adalah metode sinkronis dalam menganalisis bahasa untuk menunjukkan persamaan dan perbedaan antara dua bahasa atau dialek untuk mencari pokok yang dapat digunakan untuk masalah sederhana, seperti dalam pengajaran dan penerjemahan bahasa. Analisis data difokuskan pada persamaan dan perbedaan kedua bahasa tersebut. Persamaan bahasa ditemukan pada pembentukan kata kompleks dengan menggunakan afiks. Misalnya kata nakoni (BJ) berimbuhan n-i pada kata takon sejajar dengan pembentukan kata tanya (BI) yang diberi imbuhan me-i menjadi menanyai. Perbedaan penggunaan bahasa Jawa dan bahasa Indonesia, antara lain terjadi pada nomina yang terbentuk dari proses afiksasi pa- yang dalam penerjemahannya membutuhkan kata keterangan berupa frase atau kata yang kompleks karena tidak ada paralelisme dalam Bahasa Indonesia, contohnya pakethik artinya ‘orang yang mengambil kuda’. Contoh lain adalah verba yang dibentuk dengan menambahkan prefiks ke- dalam bahasa Jawa yang memiliki alomorf /k/ atau /kek/. Kedua alomorf terjadi jika prefiks ke- bertemu kata dengan fonem vokal, misalnya ke+antem ‘pukul’ menjadi keantem yang dalam bahasa Indonesia adalah terpukul.
Keywords
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.