SEMIOTIKA LIRIK LAGU “NANGI DANA TAMBORA” IHWAL LETUSAN GUNUNG TAMBORA

Muhammad Nur, Misbahus Surur

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh meningkatnya popularitas lagu-lagu daerah di tengah masyarakat, salah satunya lagu “Nangi Dana Tambora” yang berasal dari wilayah Bima-Dompu. Lagu ini tidak hanya menarik perhatian karena melodinya yang khas, tetapi juga karena kandungan pesannya yang menggambarkan peristiwa dahsyat letusan Gunung Tambora. Dengan lebih dari 2,6 juta penayangan di YouTube dan penyebaran luas di media sosial, lagu ini menjadi representasi budaya yang penting untuk dikaji. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis lirik lagu “Nangi Dana Tambora” melalui pendekatan semiotika Roland Barthes, guna mengungkap makna denotatif, konotatif, dan mitologis yang terkandung di dalamnya, serta menilai kesesuaiannya dengan realitas historis letusan Tambora. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan teknik analisis isi, melalui tahapan mendengarkan, mencatat, menerjemahkan, dan mengaitkan lirik dengan konteks sejarah. Proses analisis mengikuti model Miles dan Huberman yang meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lirik lagu tersebut tidak hanya merepresentasikan peristiwa fisik letusan, tetapi juga membentuk konstruksi ideologis yang membingkai bencana sebagai kehendak alam yang mutlak. Dalam lapisan mitologisnya, lagu ini cenderung mengabaikan dimensi sosial-politik dan menggiring pemahaman yang menormalisasi penderitaan. Temuan ini menegaskan pentingnya membaca representasi budaya secara kritis, terutama dalam konteks wacana populer yang membentuk cara pandang masyarakat terhadap sejarah dan bencana.

Keywords

semiotic analysis; tambora; regional songs; mbojo ethnic

Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.