KAJIAN KARAKTERISTIK SENSORIS DAN KIMIA SALA LAUAK DENGAN BAHAN DASAR BEBERAPA MACAM IKAN DAN TEPUNG BERAS (Oryza sativa) SEBAGAI PELENGKAP MAKANAN PADA ANAK AUTIS
Abstract
ABSTRAK
Anak autis diketahui alergi terhadap beberapa makanan. Penyandang autisme harus melakukan diet CFGF (casein free gluten free)
yang berarti menghindari sumber makanan yang mengandung kasein dan gluten. Salah satu makanan tradisional asli Indonesia ada
yang berpotensi menjadi CFGF (casein free gluten free) sebagai makanan anak autis, yaitu sala lauak yang berasal dari tepung
beras dan ikan asin. Namun, penyandang autis tidak diperbolehkan mengonsumsi daging, ikan, atau ayam yang diawetkan. Ikan asin
dalam sala lauak ini diganti dengan menggunakan tiga jenis ikan segar yaitu ikan nila, ikan kembung, dan ikan bandeng. Sedangkan
gluten diganti dengan menggunakan beras. Sala lauak dalam penelitian ini dibuat dari bahan pangan berprotein tinggi yaitu ikan dan
tepung beras yang ditujukan untuk menambah variasi makanan pelengkap dan makanan tambahan yang dapat dikonsumsi oleh anak
autis. Penelitian ini terdiri dari dua percobaan. Percobaan pertama dilakukan untuk mengetahui pengaruh variasi penggunaan jenis
ikan terhadap sifat sensoris sala lauak. Percobaan kedua dilakukan untuk mengetahui pengaruh variasi penggunaan jenis ikan
terhadap karakteristik kimia sala lauak. Setiap percobaan dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa penggunaan berbagai jenis ikan tidak berpengaruh pada parameter rasa dan aroma tetapi
berpengaruh terhadap parameter kenampakan, tekstur, dan overall dari sala lauak. Uji kimia menunjukkan bahwa Sala lauak ikan
kembung merupakan sala lauak yang memiliki komposisi gizi paling baik sehingga dapat dijadikan alternatif makanan tambahan
dan makanan pelengkap untuk memenuhi kecukupan gizi pada anak autis serta dapat dijadikan sebagai camilan sehat untuk anak
anak dan masyarakat pada umumnya.
Kata kunci : Anak Autis, Sala Lauak, Macam Ikan, Tepung Beras
Anak autis diketahui alergi terhadap beberapa makanan. Penyandang autisme harus melakukan diet CFGF (casein free gluten free)
yang berarti menghindari sumber makanan yang mengandung kasein dan gluten. Salah satu makanan tradisional asli Indonesia ada
yang berpotensi menjadi CFGF (casein free gluten free) sebagai makanan anak autis, yaitu sala lauak yang berasal dari tepung
beras dan ikan asin. Namun, penyandang autis tidak diperbolehkan mengonsumsi daging, ikan, atau ayam yang diawetkan. Ikan asin
dalam sala lauak ini diganti dengan menggunakan tiga jenis ikan segar yaitu ikan nila, ikan kembung, dan ikan bandeng. Sedangkan
gluten diganti dengan menggunakan beras. Sala lauak dalam penelitian ini dibuat dari bahan pangan berprotein tinggi yaitu ikan dan
tepung beras yang ditujukan untuk menambah variasi makanan pelengkap dan makanan tambahan yang dapat dikonsumsi oleh anak
autis. Penelitian ini terdiri dari dua percobaan. Percobaan pertama dilakukan untuk mengetahui pengaruh variasi penggunaan jenis
ikan terhadap sifat sensoris sala lauak. Percobaan kedua dilakukan untuk mengetahui pengaruh variasi penggunaan jenis ikan
terhadap karakteristik kimia sala lauak. Setiap percobaan dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa penggunaan berbagai jenis ikan tidak berpengaruh pada parameter rasa dan aroma tetapi
berpengaruh terhadap parameter kenampakan, tekstur, dan overall dari sala lauak. Uji kimia menunjukkan bahwa Sala lauak ikan
kembung merupakan sala lauak yang memiliki komposisi gizi paling baik sehingga dapat dijadikan alternatif makanan tambahan
dan makanan pelengkap untuk memenuhi kecukupan gizi pada anak autis serta dapat dijadikan sebagai camilan sehat untuk anak
anak dan masyarakat pada umumnya.
Kata kunci : Anak Autis, Sala Lauak, Macam Ikan, Tepung Beras
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.