PROFITABILITAS DAN EFISIENSI TEKNIS USAHATANI BAWANG MERAH DI KABUPATEN BANTUL DAN KABUPATEN NGANJUK

Muhammad Fauzan

Abstract


The board objective of study is to evaluate the profitability and technical efficiency of shallot farming in Bantul and Nganjuk regency. The specific objectives are to (1) Evaluate the profitability of shallot farmers in the study area and (2) Determine the levefl of technical efficiency of shallot farmers. The primary data used for the study obtained using structured questionnaire administered to 60 selected farmers. Gross margin, net farm income, gross ratio, operation ratio, return on capital invested, and stochastic frontier production function were used to analyze the data. The study showed that (1) shallot farming in Bantul and Nganjuk regency was profitable with net income Rp 20.903.711,00/ha and Rp 35.294.540,00/ha, (2) the distribution of the technical efficiency indices revealed that the most of the farmers were technically efficient with mean TE Index of 0.802 (Bantul) and 0,929 (Nganjuk), (3) the result of the inefficiency model showed that years of education (Bantul) and age (Nganjuk) significantly increased the farmers technical efficiency.     

 

Tujuan utama penelitian ini adalah mengevaluasi profitabilitas dan efisiensi teknis usahatani bawang merah di Kabupaten Bantul dan Kabupaten Nganjuk. Secara spesifik, penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui profitabilitas usahatani bawang merah di lokasi penelitian dan (2) mengetahui tingkat efisiensi teknis petani bawang merah. Penelitian ini mengggunakan data primer hasil survey pada 60 petani responden dengan menggunakan kuisioner yang telah dirancang sesuai dengan tujuan penelitian. Gross margin, net farm income, gross ratio, operation ratio, return on capital invested, dan fungsi produksi frontier stokastik digunakan dalam penelitian ini untuk menganalisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) usahatani bawang merah di Kaupaten Bantul dan Kabupaten Nganjuk menguntungkan untuk dijalankan dengan net income Rp 20.903.711,00/ha and Rp 35.294.540,00/ha, (2) distribusi tingkat efisiensi teknis menunjukkan bahwa mayoritas petani telah mencapai tingkat yang efisien dengan rata-rata TE Index 0,802 (Bantul) dan 0,929 (Nganjuk), (3) hasil analisis model in-efisiensi menunjukkan bahwa tingkat pendidikan (Bantul) and umur (Nganjuk) berpengaruh signifikan terhadap peningkatan efisiensi teknis petani.


Keywords


shallot, profitability, technical efficiency, net farm income

Full Text:

PDF
rticle

References


Adiyoga, W. 1999. Beberaapa Alternatif Pendekatan untuk Mengukur Efisiensi atau In-Efisiensi dalam Usahatani. Jurnal Informatika Pertanian. Vol 8.

Balitbang Pertanian. 2005. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Bawang Merah. Departemen Pertanian. Jakarta

Bank Indonesia. 2013. Pola Pembiayaan Usaha Kecil Menengah Usaha Budidaya Bawang Merah. Departemen Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM. Jakarta

Bappenas. 2014. Studi Pendahuluan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Bidang Pangan dan Pertanian 2015-2019. Direktorat Pangan dan Pertanian. Jakarta

Coelli, 1996. A Guide to Frontier Version 4.1 : Program for Stochastic Frontier Production and Cost Function Estimation. CEPA Working Paper 07/96. University of New England. Australia

Mubyarto. 1982. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta.




DOI: https://doi.org/10.20961/sepa.v11i1.42248

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


 

Creative Commons License