ANALISIS DAYA SAING UBI KAYU INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL

Fahrisa Surya Pramesti, Endang Siti Rahayu, Agustono Agustono

Abstract


Abstract: This research aims to determine the competitiveness of cassava Indonesia
compared with competitor countries if the terms of its comparative advantages, and to
know the competitiveness of Indonesian cassava if the terms of its competitive
advantage. The basic method used is descriptive analytical method. Analysis of the
data used is the analysis of comparative advantage Revealed Comparative Advantage
(RCA) and analysis of competitive advantage Privat Cost Ratio (PCR). RCA analysis
results for commodities cassava Indonesia has a value of 0.7 or below one, which
means that during the period of cassava Indonesia does not have a comparative
advantage compared to other countries with the same commodity. While the results of
PCR analysis, farming cassava in Indonesia has a competitive advantage because it
has a PCR value of 0.36 or less than one, which means that to get the added value of
farm output by one unit cassava required additional domestic factor costs less than
one unit is equal to 0 , 36. While private profits is positive, it shows that the indication
of the results of farming cassava Indonesia supernormal and should lead to the
expansion or expansion in the future, unless the agricultural areas in Indonesia can
not be expanded or substitute crops are more profitable in private.

 

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya saing ubi kayu Indonesia
dibandingkan dengan negara pesaing jika ditinjau dari keunggulan komparatifnya, dan
mengetahui daya saing ubi kayu Indonesia jika ditinjau dari keunggulan
kompetitifnya. Metode dasar yang digunakan adalah metode deskriptif analitis.
Analisis data yang digunakan adalah analisis keunggulan komparatif Revealed
Comparative Advantage (RCA) dan analisis keunggulan kompetitif Privat Cost Ratio
(PCR). Hasil analisis RCA untuk komoditas ubi kayu Indonesia memiliki nilai 0,7
atau di bawah satu, yang berarti pada periode tersebut ubi kayu Indonesia tidak
memiliki keunggulan komparatif dibandingkan dengan negara lain dengan komoditas
yang sama. Sedangkan hasil analisis PCR, usahatani ubi kayu di Indonesia memiliki
keunggulan kompetitif karena memiliki nilai PCR 0,36 atau kurang dari satu, yang
berarti untuk mendapatkan nilai tambah output usahatani ubi kayu sebesar satu satuan
diperlukan tambahan biaya faktor domestik kurang dari satu satuan yaitu sebesar 0,36.
Sedangkan keuntungan privat bernilai positif, hal tersebut menunjukkan bahwa
indikasi dari hasil usahatani ubi kayu Indonesia supernormal dan harus mengarah pada
ekspansi atau perluasan di masa mendatang, kecuali apabila daerah pertanian di
Indonesia tidak dapat diperluas atau terdapat tanaman pengganti yang lebih
menguntungkan secara privat

 


Keywords


ubi kayu; ekspor; daya saing; kompetitif; komparatif

Full Text:

PDF


DOI: https://doi.org/10.20961/sepa.v14i1.21034

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


 

Creative Commons License