Komparasi Pemberlakuan SNI dan Batik Mark Sebagai Upaya Perlindungan IKM Batik Pandono di Laweyan Surakarta

Arissa Dwi Pangestu, Fakhrina Fahma

Abstract

Batik merupakan suatu warisan budaya Indonesia yang diakui oleh UNESCO sebagai warisan dunia. Seiring dengan perkembangan zaman, kehadiran batik – batik tiruan semakin banyak di pasaran. Permasalahan lain yaitu adanya klaim batik dari negara lain. Sehingga, hal ini mendorong kepada penggiat IKM batik untuk melakukan perlindungan ekstra, salah satunya yaitu dengan adanya sertifikasi Batik pada produk yang dihasilkan. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan komparasi sertifikasi antara sertifikasi SNI dengan pelabelan batik mark. Komparasi ini dilakukan guna mempermudah IKM batik dalam menentukan sertifikasi yang sesuai dengan keadaan IKM saat ini dan dapat memberikan hasil yang optimal sebagai upaya perlindungan IKM Batik Pandono. Penelitian ini menggunakan métode observasi langsung dan wawancara yang diolah menggunakan checklist. Sehingga, diperoleh hasil bahwa pada masing – masing sertifikasi memiliki tujuan yang berbeda, namun pelabelan batik mark dinilai lebih mudah diterapkan oleh IKM Batik Pandono dalam waktu dekat ini sesuai dengan kondisi IKM saat ini. 

Batik is an Indonesian cultural heritage that is recognized by UNESCO as a world heritage. Along with the times, the presence of artificial batik is increasingly on the market. Another problema is the existence of batik claims from other countries. Thus, this encourages for IKM Batik to take extra protection, one of which is the existence of Batik’s certification. This study aims to provide a certification comparison between SNI certification and batik mark labeling. This comparison is carried out to make it easier for IKM Batik to determine certifications that are in accordance with the current state of IKM and can provide optimal results as an effort to protect IKM Batik Pandono. This study used direct observation and interviews which were processed using a checklist. Thus, the result is that each certification has a different purpose, but batik mark labeling is considered easier to apply by IKM Batik Pandono in the near future in accordance with the current conditions of IKM.

Keywords

Batik, IKM, SNI, Batik Mark

References

Alhusain, Achmad Sani. (2015). Kendala dan Upaya Pengembangan Industri Batik di Surakarta Menuju Standardisasi. Jurnal Ekonomi & Kebijakan Publik, Vol. 6, No. 2: 199 – 213.

Fahma, Fakhrina.,dkk Esmaeilian. (2019). Penilaian Kesiapan UKM Batik dalam Sertifikasi SNI (Studi Kasus: UKM Batik di Surakarta). Jurnal Standardisasi, Vol. 21, No. 1.

Meylani, Susanty, A., & Rinawati, D. I. (2012). Penilaian Kesiapan UKM Batik Dalam Menerapkan SNI Batik (Studi Kasus: UKM Batik Solo dan Yogyakarta). Industrial Engineering Online Journal, Vol. 1, No. 4.

Perwitasari Y, dkk. (2019). Perencanaan Strategi Pengembangan SNI Berdasarkan Neraca Perdagangan, Standar Nasional, Struktur Industri Menggunakan Metode Analisis SWOT. Performa: Media Ilmiah Teknik Industri (2019), Vol. 18, No. 2: 113-124.

Sari, Indah Purnama., dkk. (2019). Urgensi Batikmark dalam Menjawab Permasalahan Batik Indonesia (Studi Kasus di Sentra Batik Tanjung Bumi). Jurnal Sosio e-kons, Vol. 11, No.1.

Setiawan, Joni., dkk. (2018). Kesesuaian Batik Tulis IKM Berdasarkan SNI 08-0513-1989. Jurnal Standardisasi. Vol. 20, No. 1.

Sholikhah, Imroatus., dkk. (2020). Industri Kreatif pada Batik Tulis Tenun Gedog: Kondisi Sosial-Ekonomi Pasca Covid-19. Jurnal Ekonomi, Manajemen, dan Akuntansi, Vol. 03, No. 01.

Sumarta, Nurmadi Harsa., dkk. (2021). Pedampingan Pengajuan Relaksasi Kredit pada UMKM Terdampak Covid-19 di Kelurahan Kauman, Surakarta. Jurnal Budimas, Vol. 03, No.01.

Utomo, Priyo., Dona Budi Kharisma. (2019). Implementasi Standardisasi Batik Berdasarkan Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2014 Tentang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian di Kota Yogyakarta. Jurnal Privat Law, Vol. VII, No. 2.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.