Analisis Penyebab Tingginya Angka Hairiness pada Benang Cd 40’s di Mesin Ring Spinning Perusahaan Pembuatan Benang PT XYZ

Mokh Afifuddin, Sugiyarto Sugiyarto, Isna Rusdiana

Abstract

Industri tekstil merupakan salah satu komoditi andalan industi manufaktur sekaligus menjadi motor penggerak pembangunan ekonomi nasional. PT XYZ merupakan salah satu industri tekstil terbesar yang yang memproduksi benang. Pengendalian mutu harus dilakukan untuk mencapai sasaran atau target yang telah ditetapkan perusahaan. Dari beberapa kualitas yang harus diuji hairiness menjadi perhatian tersendiri,  karena di PT XYZ terdeteksi adanya angka hairiness yang tinggi melebihi standar dan toleransi. Maka penelitian ini bertujuan untuk menganalisa penyebab utama atas tingginya hairiness dalam proses produksi benang CD 40’s di mesin ring spinning, serta dilakukan upaya penyelesaian dari masalah tersebut. Metode menganalisa permasalahan dengan menggunakan pendekatan diagram fishbone untuk mencari akar masalah dari permasalahan yang dihadapi. Ditemukan penyebab tingginya hairiness (bulu benang) pada benang CD 40’s karena snail wire yang cacat. Sehingga perlu dilakukan action plan untuk menangani masalah tersebut. Setelah dilakukan perbaikan, terjadi penurunan angka hairiness (bulu benang) sebesar 22% dan peningkatan strength (kekuatan) sebesar 10%..


Keywords

Bulu Benang; Fishbone; Kualitas; Ring spinning; Snail wire;

References

Afifuddin, M. (2019). Penerapan Line Balancing Menggunakan Metode Ranked Position Weight (RPW) untuk Meningkatkan Output Produksi pada Home Industri Pembuatan Sepatu Bola. Journal of Industrial Engineering, 39-46.

Carissoni, E., Dotti, S., Fleiss, F., Petccia, L., & Pieri, L. (2002). Spiining Cotton and Wool Spinning. Reference Books of Textile Technologies.

Fitriyani, I. W., & Herliansyah, M. K. (2015). Pengaruh Kehandalan Mesin Ring Spinning Terhadap Kualitas Produk Benang CD-32. etd repository ugm.

Hananto, A. (2018, Desember). Perancangan dan Pembuatan Sistem Transmisi Regangan (Drafting) dan Antihan (Twisting) pada Mesin Ring Spining Berbasis Mikrokontroller. Metal Indonesia, 40, 74-86.

Hangzhou. (2019, September 27). Hangzhou Yiniu Chemical Fiber. Dipetik Desember 2020, dari http://id.yiniuacy.com/: http://id.yiniuacy.com/news/basic-knowledge-of-yarn-hairiness-28299645.html

Haryono, L., & Susanty, A. (2018). Penerapan Total Productive Maintenance dengan Pendekatan Overall Equipment Effectiveness (OEE) dan Penentuan Kebijakan Maintenance pada Mesin Ring Frame Divisi Spinning I DI PT Pisma Putra Textile. Indusrial Engineering Online Journal, 3.

Hermanto. (2016). Perbandingan Kualitas Benang Ne 40 s Carded pada Mesin Ring Spinning Sebelum dan Sesudah Overhaul. Faktor Exacta, 5(3), 210-216.

Lusiana, A. (2007). Analisis Pengendalian Kualitas Produk Dengan Menggunakan Metode Six Sigma Pada PT. Sandang Nusantara Unit Patal Secang. Semarang: Thesis Fakultas Ekonomi.

Majumdar, A. (2010). Yarn hairiness and its reduction (Technical Textile Yarns ed.). (A. D. R. Alagirusamy, Penyunt.) Woodhead Publishing.

Pawitro. (1975). Teknologi Pemintalan. Bandung: Institut Teknologi Bandung.

Wang, W., Xin, B., Deng, N., Li, J., & Liu, N. (2018). Single Vision Based Identification of Yarn Hairiness Using Adaptive Hreshold and Image Enhancement Method. Measurement, 128, 220-230.

Wijaya, T. B., & Sulistyadi. (2020). Peningkatan Kualitas Imperfection Indicator (IPI) Benang P/C Ne1 45 pada Mesin Ring Spinning Toyoda Model RY dengan Setting Variasi Diameter Ring Flange dan Nomor Traveller. Jurnal Teknika, 95-102.

Wijayono, A., Iskandar, S., Rohmah, S., Irwan, & Putra, V. G. (2017). Penerapan Teknologi Pengolah Citra dan Fisika pada Bidang Tekstil. Yogyakarta: CV Mulia Jaya.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.