KEPERCAYAAN ORANG TUA TERHADAP GURU LAKI-LAKI TAMAN KANAK-KANAK

Ulwan Syafrudin

Abstract

Guru laki-laki di Taman Kanak-Kanak merupakan sosok Figur Pengganti Ayah di sekolah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kepercayaan orang tua terhadap guru laki-laki di taman kanak yang berlokasi di kelurahan labuhan ratu kota bandar lampung.  Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan jenis metode survei, Teknik pengumpulan data dengan angket dan dokumentasi, angket/kuisioner yang di sebar pada 126 Responden dengan spesifikasi orang tua memiliki anak di Taman Kanak-kanak dengan tenaga pengajar guru laki-laki .Teknik analisis data menggunakan analisis data statistik deskriptif. penelitian menunjukan orang tua masih memiliki kepercayaan bahwa guru laki-laki dapat menjadi guru di taman kanak-kanak dengan presentase kepercayaan pada dimensi kemampuan 83%. Dimensi Integritas 91,8% dan Dimensi Kebajikan 90,67%  di rata-rata setiap dimensi tingkat kepercayaan orang tua 88,49.

Keywords

Kepercayaan, Guru laki-laki, Taman kanak-kanak

Full Text:

PDF

References

Atika, A. R., & Purnamasari, Y. M. (2019). Persepsi orang tua terhadap layanan guru laki-laki dan guru perempian di taman kanak-kanak. JURNAL TUNAS SILIWANGI, 5(2).

Budi Rachman, Y. K. S. P., & Formen, A. (2022). Faktor minat laki-laki memilih profesi guru PAUD. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 6(5).

Drudy, S. (2008). Gender balance/gender bias: The teaching profession and the impact of feminisation. Gender and Education, 20(4). https://doi.org/10.1080/09540250802190156

Farquhar, S. (2016). Time in early childhood: Creative possibilities with different conceptions of time. Contemporary Issues in Early Childhood, 17(4). https://doi.org/10.1177/1463949116677925

Fu, C. S., & Li, K. C. (2010). Learning experiences of male pre-service preschool teachers in Taiwan. New Horizons in Education, 58(2).

Lusi, M., Firdausyi, A. N., & Tisnawati, N. (2020). Emansipasi guru laki-laki terhadap pendidikan anak usia dini di kota metro (perspektif stakeholder). Seminar Nasional Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat, 2(2).

Lyons, M., Quinn, A. & Sumsion, J. (2003). Males and early childhood care and education: Student staff and parent survey evidence. In G. White, S. Corby & C. Stanworth (eds.). Regulation, de-Regulationand Re-Regulation. The Scope of Employment Relations in the 21st Century. Proceedings of the 11th Annual Conference of the International Employment Relations Association.

Maulana, R. A., Kurniati, E., & Yulindrasari, H. (2020). Apa yang menyebabkan rendahnya keberadaan guru laki-laki di PAUD? JIV-Jurnal Ilmiah Visi, 15(1). https://doi.org/10.21009/jiv.1501.3

Meni Tsigra. (2010). Male teachers and children’s gender construction in Preschool Education. OMEP – World Congress.

Osborne, C., & McLanahan, S. (2007). Partnership instability and child well-being. Journal of Marriage and Family, 69(4). https://doi.org/10.1111/j.1741-3737.2007.00431.x

Sak, R. (2015). Comparison of self-efficacy between male and female pre-service early childhood teachers. Early Child Development and Care, 185(10). https://doi.org/10.1080/03004430.2015.1014353

Santrock, J. W. (2011). Masa perkembangan anak: Children. In 2.

Scelfo, J. (2007). Come back Mr. Chips: Stereotyping, low pay, lack of role models. Why the number of men teaching in schools is at a 40-year low. Newsweek, 150(12).

Sumarni, S., Andika, W., Laihat, L., & Suningsih, T. (2022). Pelatihan dan pendampingan pembuatan rencana pembelajaran berbasis holistik integratif bagi guru TK Yaa Bunayya Islamic School di Kelurahan Sialang. JOURNAL OF SRIWIJAYA COMMUNITY SERVICE ON EDUCATION (JSCSE), 1(2).

Refbacks

  • There are currently no refbacks.