Hubungan Konsumsi Fast Food dan Soft Drink dengan Kejadian Obesitas pada Remaja Usia 15-17 Tahun
Sari
Latar Belakang : Fast food dan soft drink keduanya banyak mengandung gula, terutama gula buatan. Gula buatan terbukti tidak baik untuk kesehatan karena dapat menyebabkan obesitas jika dikonsumsi terus menerus. Sehingga penulis tertarik untuk mengetahui hubungan konsumsi fast food dan soft drink dengan kejadian obesitas pada remaja umur 15-17 tahun.
Metode : Penelitian ini menggunakan rancangan observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X dan XI SMA Muhammadiyah 3 Jakarta dengan jumlah sampel 105 siswa. Teknik pengumpulan data dengan food frequency questionnaire dan formulir food recall. Data yang terkumpul dianalisis dengan Regresi Linear Berganda.
Hasil : Terdapat hubungan yang signifikan antara konsumsi fast food dengan kejadian obesitas remaja (β = 0,111) dan (p = <0,001) dengan persamaan (Y = 0,1X). Terdapat hubungan yang signifikan antara selera konsumsi soft drink dengan kejadian obesitas remaja (β = 0,05) dan (p = 0,018) dengan persamaan (Y = 0,05X). Semakin banyak remaja mengkonsumsi soft drink, dan fast food maka semakin tinggi risiko kejadian obesitas pada remaja umur 15-17 tahun. Kadar kortisol rata-rata pada siswa obesitas (A) dan non obesitas (B) berbeda tidak signifikan (A:B = 9,47:9,76).
Kesimpulan : Sehingga kesimpulan yang didapat pada penelitian ini adalah bahwa fast food dan soft drink keduanya banyak mengandung karbohidrat. Selanjutnya kelebihan karbohidrat akan diubah menjadi asam lemak oleh hormon kortisol yang ditandai dengan terjadinya obesitas.
Keywords : Fast Food, Soft Drink, Obesitas
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.