Studi Perbandingan Struktur Spasial Kota-Kota Terbelah Sungai: Kota Tenggarong, Kota Samarinda, Kota Tanjung Redeb, dan Kota Tanjung Selor

Agus Fitrianto, Edi Purwanto, Bangun Indrakusumo Radityo Harsritantogun

Abstract

Kota-kota di Kalimantan yang berkembang di sepanjang sungai sering menunjukkan karakter morfologi yang terbelah, ditandai dengan ketimpangan spasial antara dua sisi sungai. Ketidakseimbangan ini berdampak pada keterhubungan aktivitas, distribusi layanan publik, dan struktur ruang kota secara keseluruhan. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis komparatif terhadap struktur spasial empat kota sungai di Kalimantan, yaitu Kota Samarinda, Kota Tenggarong, Kota Tanjung Redeb, dan Kota Tanjung Selor. Analisis dilakukan dengan menggunakan enam indikator, yakni asal pertumbuhan, kepadatan penduduk, pola spasial, tata guna lahan, jaringan jalan, dan hierarki kota. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan deskriptif-kualitatif dengan teknik analisis spasial berbasis citra satelit, interpretasi dokumen RTRW, serta observasi lapangan untuk validasi kondisi eksisting. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keempat kota memiliki kesamaan dalam orientasi awal pertumbuhan dari garis air tetapi mengalami perbedaan signifikan dalam pola ekspansi dan konfigurasi spasial. Kota Samarinda menunjukkan morfologi kota yang lebih kompak dan terkoneksi secara hierarkis, sedangkan Kota Tanjung Selor dan Kota Tenggarong menunjukkan dominasi aktivitas pada satu sisi sungai dengan konektivitas terbatas. Perbedaan ini berkaitan erat dengan faktor historis, peran sungai sebagai batas atau penghubung, dan kehadiran infrastruktur pengikat seperti jembatan atau simpul transportasi. Penelitian ini menjawab kekosongan studi spasial komparatif pada kota-kota sungai menengah di Indonesia dan menawarkan pendekatan pembacaan morfologi yang mengintegrasikan aspek sejarah, ekologi, dan konektivitas spasial. Temuan ini penting sebagai masukan bagi perencanaan kota sungai yang lebih berkeadilan dan berkelanjutan.

Keywords

Kalimantan; konektivitas; kota sungai; morfologi; struktur spasial

Full Text:

PDF

References

Alhaliki, B. (2020). Pemetaan Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan Menggunakan Metode Simple Additive Weighting. JAMBURA: Journal Pf Informatics, 2(2), 63–72. https://doi.org/10.37905/jji.v2i2.7308

Brueckner, J. K., & Fansler, D. A. (1983). The Economics of Urban Sprawl: Theory and Evidence on the Spatial Sizes of Cities. The Review of Economics and Statistics, 65(3), 479–482. https://doi.org/10.2307/1924193

Caesarina, H. M., & Rahmani, D. R. (2020). Keterkaitan Permukiman Tepi Sungai dan Ruang Terbuka HijauBiru terhadap Kerentanan Bencana Banjir di Kota Kasongan Kalimantan Tengah. Seminar Nasional PLANOEARTH, 2, 88–92.

Chiaradia, A. J. F. (2019). Urban Morphology/Urban Form. The Willey Blackwell Encyclopedia of Urban and Regional Studies.

Christiawan, P. I., CItra, I. P. A., & Wahyuni, M. A. (2016). Penataan Permukiman Kumuh Masyarakat Pesisir di Desa Sangsit. Widya Laksana, 5(2). https://doi.org/10.23887/jwl.v5i2.8494

Faidi, A. (2015). Suku Dayak: Suku Terbesar dan Tertua di Kalimantan. Arus Timur.

Farber, S., & Li, X. (2013). Urban Sprawl and Social Interaction Potential: An Empirical Analysis of Large Metropolitan Regions in the United States. Journal of Transport Geography, 31, 267–277. https://doi.org/10.1016/j.jtrangeo.2013.03.002

Fitri, D. A., & Sulistinah. (2021). Faktor-Faktor Penyebab Munculnya Permukiman Kumuh Daerah Perkotaan di Indonesia (Sebuah Studi literatur). Swara Bhumi, 1(1), 1–9. https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/swara-bhumi/article/view/38202

Gordon, G. (1984). The Shaping of Urban Morphology. Urban History.

Hanifah, W., & Widyastuti, D. (2016). Penilaian Lingkungan Fisik Permukiman Kumuh di Kawasan Pesisir Kota Semarang. Jurnal Bumi Indonesia, 5(1).

Imang, N., & Nanang, M. (2019). Sejarah Penyebaran dan Seni Budaya Suku-Suku di Kabupaten Malinau. Samarinda : Mulawaran University Press.

Kairupan, F. F. ., Tondobala, L., & Waani, J. O. (2021). Revitalisasi Permukiman Kumuh Tepian Sungai Kampung Ngapa Berbasis Kampung Berkelanjutan. Fraktal: Jurnal Arsitektur, Kota Dan Sains, 6(1), 11–22. https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/fraktal/article/view/35793

Krisandriyana, M., Astuti, W., & Rini, E. F. (2019). Faktor yang Mempengaruhi Keberadaan Kawasan Permukiman Kumuh di Surakarta. Desa-Kota, 1(1), 24–33. https://doi.org/10.20961/desa-kota.v1i1.14418.24-33

Legendre, P., Dale, M. R. T., Fortin, M.-J., Casgrain, P., & Gurevitch, J. (2004). Effects of Spatial Structures on the Results of Field Experiments. Ecological Society of America, 85(12), 3202–3214. https://doi.org/10.1890/03-0677

Lynch, K. (1954). The Form of Cities. Scientific American.

Mentayani, I. (2019). Identitas dan Eksistensi Permukiman Tepi Sungai di Banjarmasin. Prosiding Seminar Nasional Lingkungan Lahan Basah. https://snllb.ulm.ac.id/prosiding/index.php/snllb-lit/article/view/235/236

Naing, N. (2016). Pemetaan Karakteristik Permukiman Kumuh Pesisir untuk Pengelolaan Bencana di Makassar. Jurnal Arstiketur Kota Dan Permukiman, 1(1), 1–13. https://jurnalftlama.umi.ac.id/index.php/losari/article/view/26

Nengroo, Z. A., Bhat, M. S., & Kuchay, N. A. (2017). Measuring Urban Sprawl of Srinagar City, Jammu and Kashmir, India. Journal of Urban Management, 6(2), 45–55. https://doi.org/10.1016/j.jum.2017.08.001

Pasaribu, T. M., & Jeumpa, K. (2021). Analisis Karakteristik Lingkungan Permukiman Kumuh di Kelurahan Bagan Deli, Kecamatan Medan Belawan. Jurnal Engineering Development, 1(1), 31–39. https://jurnal.unimed.ac.id/2012//index.php/edev/article/view/24818

Rahmat, R., Izziah, I., & Saleh, S. M. (2018). Pemanfaatan dan Penataan Ruang Tepi Sungai Krueng Aceh Kota Banda Aceh. Jurnal Arsip Rekayasa Sipil Dan Perencanaan, 1(1), 90–100. https://doi.org/10.24815/jarsp.v1i1.10359

Rosyada, N. D., Hardiana, A., & Rahayu, P. (2021). Faktor Prioritas dalam Pola Penanganan Permukiman Kumuh di Bantaran Sungai (Studi Kasus: Kali Pepe, Kota Surakarta). Region: Jurnal Pembangunan Wilayah Dan Perencanaan Partisipatif, 16(1), 45–57. https://doi.org/10.20961/region.v16i1.24904

Sabila, F., Caisarina, I., & Salsabila, A. (2021). Identifikasi Karakteristik Kawasan Permukiman Kumuh di Bantaran Sungai Krueng Daroy. Rumoh Journal of Architecture, 11(2), 40–48. https://doi.org/10.37598/rumoh.v11i2.154

Sihasale, D. A., & Lasaiba, M. A. (2022). The Role of Geography in Urban Spatial Planning. Jendela Pengetahuan, 15(1), 54–65. https://doi.org/10.30598/jp15iss1pp54-65

Slater, T. R., Kitchin, R., & Thrift, N. (2009). Urban Morphologies, Historical. In International Encyclopedia of Human Geography. International ENcyclopedia of Human Geography.

Umberan, M., Nurcahyani, L., Purba, J., & Hendraswati, H. (1994). Sejarah Kebudayaan Kalimantan. Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

UN Habitat. (2019). Peluncuran Prinsip-Prinsip Global PBB untuk Integrotas Informasi. UN Habitat. https://indonesia.un.org/id/sdgs/11/progress

Wulandari, M. A., & Sunarti. (2013). Tipologi Kerentanan Permukiman Kumuh Kawasan Pesisir terhadap Perubahan Iklim di Kota Tegal. Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota), 2(1), 85–93. https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/pwk/article/view/1413

Yustika, F. N., & Umilia, E. (2019). Identifikasi Faktor Penyebab Terjadinya Permukiman Kumuh di Kelurahan Kalisari Kecamatan Mulyorejo Kota Surabaya. Jurnal Teknik ITS, 8(2), C189–C193.

Zulkarnaini, W. R., Elfindri, & Sari, D. T. (2019). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permukiman Kumuh di Kota Bukittinggi. Jurnal Planologi, 16(2), 169–188. https://doi.org/10.30659/jpsa.v16i2.5047

Refbacks

  • There are currently no refbacks.