JALUR DISTRIBUSI PRODUK BATIK DI KELURAHAN LAWEYAN, KOTA SURAKARTA

Dian Pramita Sari, Istijabatul Aliyah, Rufia Andisetyana Putri

Abstract

Batik merupakan produk unggulan bagi Kota Surakarta. Salah satu kelurahan yang ditetapkan sebagai sentra batik di Kota Surakarta berdasarkan Surat Keputusan Walikota Surakarta Nomor 536/60 Tahun 2019 adalah Kelurahan Laweyan. Berdasarkan hasil interpretasi, Kelurahan Laweyan sebagai sentra batik memiliki dominasi aktivitas perdagangan dibandingkan dengan industri. Selama ini diketahui bahwa sentra batik di Kota Surakarta mampu memasarkan produknya hingga pasar global. Saluran distribusi memiliki peranan dalam memenuhi permintaan batik yang luas tersebut untuk terus berkembang dan meningkatkan perekonomian masyarakat setempat. Oleh karena itu, penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui saluran distribusi produk batik dari produsen di Kelurahan Laweyan. Penelitian ini merupakan penelitian deduktif dengan teknik analisis deskriptif kuantitatif dan pemetaan. Data didapat dari menyebar kuesioner kepada lembaga distribusi batik di Kelurahan Laweyan, observasi, dan melakukan studi literatur pembahasan terkait yang dipublikasikan secara resmi. Temuan pertama menunjukkan bahwa secara garis besar, produsen batik di Kelurahan Laweyan terbagi menjadi dua jenis, yaitu produsen batik cap-tulis dan produsen batik printing. Temuan kedua adalah produsen cenderung terletak mengikuti Jalan Sidoluhur, selebihnya memiliki persebaran yang acak. Temuan terakhir, sebanyak 25% produsen batik printing di Kelurahan Laweyan menyalurkan produknya kepada konsumen saja, 75% lainnya menyalurkan produknya ke pedagang besar dan pengecer. Sedangkan, 86% produsen batik cap dan tulis  menyalurkan kepada konsumen saja, dan 14% lainnya menyalurkan produknya kepada konsumen dan pengecer. Sehingga, saluran distribusi yang terbentuk dari produsen batik di Kelurahan Laweyan adalah produsen – pedagang besar – pengecer – konsumen, produsen – pengecer – konsumen, dan produsen – konsumen. Secara keseluruhan, 53% wilayah yang menjadi tujuan produk batik dari produsen batik di Kelurahan Laweyan adalah Pulau Jawa, diikuti luar negeri sebanyak 35%, dan luar Pulau Jawa sebanyak 12%. Maka dapat disimpulkan bahwa produsen batik di Kelurahan Laweyan menggunakan saluran distribusi langsung, tidak langsung, dan campuran dengan wilayah pemasaran yang mendominasi berada di dalam Pulau Jawa.

Keywords

batik; Kelurahan Laweyan; produsen batik; saluran distribusi

Full Text:

PDF

References

Mengatur Dan Melindungi Masyarakat, 3(3), 647–652. https://doi.org/10.33541/tora.v3i3.1163

Agung, I. G. N. (2006). Statistika Penerapan Model Rerata Sel Multivariat dan Model Ekonometri dengan SPSS. Jakarta: Yayasan SAD Satria Bhakti.

Anindita, R., Irwan, S., & Adriono. (2004). Pemasaran Hasil Pertanian. Surabaya: Papyrus.

Anwar, S. N. (2011). Manajemen Rantai Pasokan (Supply Chain Management): Konsep dan Hakikat. Dinamika Informatika, 3(2), 20–28. Retrieved from https://www.unisbank.ac.id/ojs/index.php/fti2/article/view/1315?PageSpeed=noscript

Daniel, M. (2002). Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: Bumi Aksara.

Dartu. (2006). Saluran Distribusi Meningkatkan Volume Penjualan Produk. SEGMEN: Jurnal Manajemen Dan Bisnis, 2(1), 10–20. https://doi.org/10.37729/sjmb.v0i1.6

Dharmmesta, B. S., & Irawan. (2000). Manajemen Pemasaran Modern (Edisi 2). Yogyakarta: Liberty.

Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Kota Surakarta. (2018). Penyusunan Pemetaan Profil dan Pengembangan Sentra Tekstil dan Produk Tekstil Tahun Anggaran 2018.

Flora, C. B., & Bregendahl, C. (2012). Collaborative community-supported Agriculture: Balancing Community Capitals for Producers and Consumers. The International Journal of Sociology of Agriculture and Food, 19(3), 329–346. https://doi.org/10.48416/ijsaf.v19i3.208

Foster, B. (2008). Manajemen Ritel. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Gay, L. R., Mills, G. E., & Airasian, P. W. (2009). Educational Research, Competencies for Analysis and Applications. New Jersey: Pearson Education.

Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. (2014). Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014 Tentang Produk Unggulan Daerah.

Kementerian Perindustrian Republik Indonesia. (2019). Diminati Pasar Global, Ekspor Batik Nasional Tembus USD 18 Juta. Kemenperin.Go.Id. Retrieved from https://kemenperin.go.id/artikel/21089/Diminati-Pasar-Global,-Ekspor-Batik-Nasional-Tembus-USD-18-Juta

Kotler, P. (2002). Manajemen Pemasaran. Jakarta: Prenhallindo.

Moersid, A. F. (2013). Re-Invensi Batik dan Identitas Indonesia dalam Arena Pasar Global. Jurnal Ilmiah Widya, 1(2), 121–128.

Naili, F., Naryoso, A., & Ardyan, E. (2017). Model of Relationship Marketing Partnerships Between Batik SMEs and Batik Distributors in Central Java, Indonesia. International Journal of Social Ecology and Sustainable Development, 8(4), 1–14. https://doi.org/10.4018/IJSESD.2017100101

Nasution, A. Z. (2001). Hukum Perlindungan Konsumen Suatu Pengantar. Jakarta: Diadit Media.

Nilasari, I., & Wiludjeng, S. (2006). Pengantar Bisnis. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Nurseto, S. (2016). Pengaruh Saluran Distribusi dan Promosi Terhadap Kinerja Pemasaran (Studi Kasus Pada UKM Furniture Kota Semarang). Jurnal Administrasi Bisnis, 5(2), 121–126. https://doi.org/10.14710/jab.v5i2.16237

Parmono, K. (1995). Simbolisme Batik Tradisional. Jurnal Filsafat, 28–35. https://doi.org/10.22146/jf.31609

Pemerintah Kota Surakarta. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Surakarta Tahun 2011-2031. , (2012).

Pemerintah Kota Surakarta. (2019). Surat Keputusan Walikota Surakarta Nomor 536/60 Tahun 2019 Tentang Sentra Industri Kecil dan Menengah Kota Surakarta.

Prahasta, E. (2006). Sistem Informasi Geografis: Tutorial Arcview. Bandung: Informatika.

Prasetianingtyas, D. (2011). Alur Distribusi Batik Tulis Kota Yogyakarta Tahun 2009 (Universitas Indonesia). Universitas Indonesia. Retrieved from http://www.digilib.ui.ac.id/detail?id=20289711&lokasi=lokal

Royan, F. M. (2004). Marketing Selebrities: Selebriti dalam Iklan dan Strategi Selebriti Memasarkan diri Sendiri. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Sari, H. (2019). Konsentrasi Spasial Industri Batik dan Rantai Nilai Distribusi Ekonominya di Kota Surakarta (Universitas Muhammadiyah Surakarta). Universitas Muhammadiyah Surakarta. Retrieved from http://eprints.ums.ac.id/78499/

Segetlija, Zdenko; Mesarić, Josip; Dujak, D. (2011). Importance Of Distribution Channels - Marketing Channels - For National Economy. Marketing Challenges in New Economy, 785–809. Pula: Juraj Dobrila University of Pula.

Shodiq, H. M. F. (2017). Kyai Ageng Henis Dalam Sejarah Industri Batik Laweyan Surakarta. Gema, 30(52), 2517–2536.

Sidabalok, J. (2006). Hukum Perlindungan Konsumen di Indonesia. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Slamet, G. (2013). Analisis Saluran Distribusi dan Perilaku Konsumen. Jurnal Mimbar Bumi Bengawan, 6(1).

Soebagiyo, D., & Wahyudi, M. (2008). Analisis Kompetensi Produk Unggulan Daerah Pada Batik Tulis dan Cap Solo di Dati Ii Kota Surakarta. Jurnal Ekonomi Pembangunan: Kajian Masalah Ekonomi Dan Pembangunan, 9(2), 184–197. https://doi.org/10.23917/jep.v9i2.1026

Sudiyono, A. (2001). Pemasaran Pertanian. Malang: Universitas Muhammadiyah.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sumarwan, U. (2011). Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Suryanto, M. H. (2016). Sistem Operasional Distribusi Pengukuran dan Analisis Keuangan Saluran Distribusi. Jakarta: Kompas Gramedia.

Susiliana, L. (2012). Pengaruh Saluran Distribusi Yang Efektif Terhadap Penjualan Di Batik Sukowati Sragen. Universitas Sebelas Maret.

Susilo, B. (2012). Aplikasi Pemetaan dan Analisis Spasial Untuk Kajian Potensi Ternak Ruminansia Kecil di Kabupaten Kulonprogo. Jurnal Geografi Gea, 12(2), 61–70. https://doi.org/10.17509/gea.v12i2.1780

Suwarno, H. L. (2006). Sembilan Fungsi Saluran Distribusi: Kunci Pelaksanaan Kegiatan. Jurnal Manajemen Maranatha, 6(1), 79–87. Retrieved from https://www.neliti.com/id/publications/112014/sembilan-fungsi-saluran-distribusi-kunci-pelaksanaan-kegiatan-distribusi-yang-ef

Thangaraja, A., & Abirami, A. (2018). The Consumer Experience on Geographical Indicators and Its Impact on Purchase Decision: an Empirical Study. International Journal of Pure and Applied Mathematics, 118(20), 2625–2630. Retrieved from https://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=3713469

Tjiptono, F., & Chandra, G. (2008). Pemasaran Strategik. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Toar, A. M. (1989). Tanggung Jawab Produk dan Sejarah Perkembangannya di Beberapa Negara. Penataran Hukum Perikatan II. Ujung Pandang.

Utami, C. W. (2010). Manajemen Ritel: Strategi dan Implementasi Bisnis Ritel Modern di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.

Utomo, T. J. (2009). Fungsi dan Peran Bisnis Ritel dalam Saluran Pemasaran. Fokus Ekonomi, 4(1), 44–55. https://doi.org/10.34152/fe.4.1.%25p

Wibowo, J. (2014). Pola Persebaran Industri Batik di Kota Pekalongan (Universitas Negeri Semarang). Universitas Negeri Semarang. Retrieved from http://lib.unnes.ac.id/21257/1/3211409022-s.pdf

Yulianita, C., & Genep Sukendro, G. (2019). Corak Batik dan Perilaku Komunikasi (Analisis Motif Batik Jogja dan Batik Solo). Koneksi, 3(1), 244–249. https://doi.org/10.24912/kn.v3i1.6216

Zulkarnain, I., & Nugroho, H. (2019). Analisis Perilaku Produsen dalam Mengembangkan Produk Berbasis Kearifan Lokal Tangerang Selatan. Inovasi: Jurnal Ilmiah Ilmu Manajemen, 6(2), 69–79. Retrieved from http://openjournal.unpam.ac.id/index.php/Inovasi/article/view/3974

Refbacks

  • There are currently no refbacks.