Perubahan Sentra Industri Kerajinan Batik Laweyan dalam Mendukung Kota Surakarta sebagai Kota Kreatif Desain

Ellyas Arini Wanda Rachmanto, Winny Astuti, Rufia Andisetyana Putri

Abstract

Kota Surakarta ditetapkan menjadi kota kreatif desain pada tahun 2013 oleh Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dengan dibentuknya SCCN (Solo Creative City Network) untuk di ajukan ke UNESCO sebagai salah satu kota kreatif di Indonesia. Kota kreatif desain memfokuskan pada kegiatan industri kerajinan yang mengunakan desain untuk menciptakan sebuah karya. Kota kreatif desain memiliki komponen dasar yaitu ekonomi, lingkungan, dan komunitas kreatif. Di Kota Surakarta terdapat 21 industri kreatif yang terbagi menjadi industri kreatif kuliner, seni pertunjukan, dan kerajinan. Industri kerajinan batik Laweyan merupakan industri kerajinan batik tertua di Kota Surakarta dan masih aktif hingga sekarang, sudah banyak mengalami pasang surut, serta tidak dapat dilepaskan pada perkembangan Kota Surakarta. Tujuan pada penelitian ini adalah untuk melihat perubahan dari sentra industri kerajinan batik di Kampung Batik Laweyan yang mendukung Kota Surakarta sebagai kota kreatif desain. Penelitian ini menggunakan analisis perubahan yaitu analisis Signed Rank Wilcoxon, dimana data yang dimasukan pada anlisis ini adalah data dari hasil rekap kuisioner yang pada definisi operasional dan menggunakan aplikasi SPSS. Analisis Signed Rank Wilcoxon dapat melihat perubahan serta nilai perubahan pada setiap komponen sentra industri kerajinan batik, sehingga dari analisis Wilcoxon ini dapat terlihat signifikansi perubahan. Selain itu penelitian ini juga menggunakan analisis deskriptif naratif untuk memberikan informasi lebih detail tentang perubahan yang terjadi di Kampung Batik Laweyan sesuai dengan komponen sentra industri kerajinan yang dapat mendukung Kota Surakarta sebagai kota kreatif desain. Perubahan yang terjadi pada komponen sentra industri kerajinan ini akan mendukung kota kreatif desain, apabila perubahan mengarah ke positif maka akan mendukung kota kreatif desain dan sebaliknya. Terdapat 2 komponen di sentra industri kerajinan Kampung Batik Laweyan yang tidak mengalami perubahan dan tidak dapat mendukung kota kreatif desain yaitu sarana edukasi dan perluasan pangsa pasar. Sehingga dapat direkomendasikan untuk pengembangan kawasan Kampung Batik Laweyan dengan pada sarana prasarana dan perluasan pangsa pasar.

Keywords

Kota Kreatif Desain; Kota Surakarta; Perubahan; Sentra Industri Kerajinan.

Full Text:

PDF

References

Achwan, R. (2013). Kelekatan Kelembagaan: Industri Distro Fesyen di Bandung. Jurnal Sosiologi MASYARAKAT, 18(2), 139-160. https://doi/org/10.7454/mjs.v18i2.3723 Bachri, S., Monoarfa, H., & Santi, I. N. (2014). Membangun Jaringan Pemasaran Industri Kreatif Kerajinan Kayu Ebony di Sulawesi Tengah. Jurnal Aplikasi Manajemen, 13(2), 299 - 303. Diakses dari https://jurnaljam.ub.ac.id/index.php/jam/article/view/770 Bappeda Kota Surakarta, 2016. Data Sentra Industri Kreatif di Kota Surakarta. Chakravarti, Laha, & Roy. (1968). Handbook of Methods og Applied Statistics. Journal of the American Atatistical Association, 1047-1049 Conover, W. (1999). Practical Nonparametric Statistics, Third Edition. Texas: Texas Tech University. Evans, J. (1994). Berfikir Kreatif, dalam Pengambilan Keputusan dan Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara. Fitriana, A. N., Noor, I., & Hayat, A. (2014). Pengembangan Industri Kreatif di Kota Batu (Studi Tentang Industri Kreatif Sektor Kerajinan di Kota Batu). Jurnal Administrasi Publik (JAP), 2(2), 281-286. Florida, R. (2001). The Rise of Creative Class dalam Cities and The Creative Class. Cambridge: Harvard Unversity Press. Fred, L. (1995). Organizational Behaviour. Seventh Edition. Singapore: McGraw-Hill, Inc. Frey, H. (1999). Designing The City. London: Martin Press. Fujita, M., & Thisse, J F. (1996). Economic of Agglomeration. Journal of The Japanese and International Economies, 10(4), 339-378. https://doi.org/10.1006/jjie.1996.0021 Gillmore, A. (2006). Networking in SMEs: Evaluating its Contribution To Marketing Activity. International Business Review, 15, 278-293. Hariadi, B. (2015). Strategi Manajemen. Jakarta: Banyumedia Publishing Hermawan, D. J. (2018). Pengaruh Jumlah Persediaan Bahan Baku dan Kapasitas Mesin Terhadap Volume Produksi Pada UD. Cahaya Restu Kota Probolinggo. CAPITAL, 1(2). Howkins, J. (2001). The Creative Economy: How People Make Money From Ideas. United Kingdom: The Penguin Press. Hurst, M. (1974). Transportation Geography : Comment And Reading. New York: Mc.Graw-Hill. Kaeppler, A. (1987). Pacific Festivals and Ethnic Identity. New Mexico: University of Mexico Press. Kristanto, R. (2009). Kewirausahaan Enterpreneurship Pendekatan Manajemen dan Praktik. Yogyakarta: Graha Ilmu. Lamb, C. (2001). Pemasaran. Edisi Pertama. Jakarta: Salemba Empat. Landry, C. (1995). The Creative City : A Toolkit For Urban Innovators. London: Comedia Merdekawati, A. Z. (2016). Kesesuaian Senta Industri Batik Masaran Kabupaten Sragen sebagai Sentra Industri Kreatif Kerajinan. Region, 7(2), 59-71. https://doi.org/10.20961/region.v7i2.11574 Munandar, U. (1999). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: PT Penerbit Rineka Cipta. Nafila, O. (2013). Peran Komunitas Kreatif dalam Pengembangan Pariwisata Budaya di Situs Megalitikum Gunung Padang. Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, 24(1), 65-80. Peraturan Presiden No. 2 Tahun 2015 Tentang RPJMN 2015-2019. Peraturan Presiden No. 33 Tahun 2012 Tentang Perluasan Kesempatan Kerja. Peraturan Presiden No. 6 Tahun 2015 Tentang Badan Ekonomi Kreatif. Rachmawati, A. F., Soeaidy, M. S., & Adiono, R. (2015). Upaya Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Ekonomi Lokal Melalui pemberdayaan Industri Kecil Menengah. Jurnal Administrasi Publik (JAP), 3(7), 1255-1260. Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas Tahun 2014 Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Surakarta Tahun 2016-2020 Sandi, I. M. (1985). Republik Indonesia Geografi Regional. Jakarta: Puri Margasari. Sanjaya, W. (2010). Strategi Pemberlajaran Berorientasi Stadar Proses Pendidikan. Jakarta: Predana Media Group. Stanton, W. (1984). Fundamentals of Marketing, 8th Edition. Jakarta: Erlangga. Sumarsono, S. (2003). Upah Minimum bagi Buruh dan Strategi Perjuangan Serikat Pekerja atau Serikat Buruh. Jurnal Analisis Sosial, 7(1), 77 Surat Keterangan Menteri dan UKM No: 32/Kep/M.KUKM/IV/2002 Tentang Pedoman Penumbuhan dan Pengembangan Sentra, Pusat Kegiatan di Kawasan/Lokasi Tertentu Taringan, S. D., & Syumanjaya, R. (2013). Analisis Pengaruh Kualitas Infrastruktur Jalan Terhadap Harga-Harga Pertanian di Kecamatan Dolok Silau. Jurnal Ekonomi dan Keuangan , 1(6). Diakses dari https://www.neliti.com/id/publications/14750/analisis-pengaruh-kualitas-infrastruktur-jalan-terhadap-harga-harga-hasil-pertan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian. Diakses dari http://pelayanan.jakarta.go.id/download/regulasi/undang-undang-nomor-5-tahun-1984-tentang-perindustrian.pdf Undang-Undang Pasal 39 No. 13 Tahun 2003 Tentang Perluasan Kesempatan Kerja. UNESCO (2014). UNESCO Creative Cities Network. Diakses dari https://en.unesco.org/creative-cities/creative-cities-map Wagner. (1972). Environment and Peoples. Prentice Hall: Englewood Cliffs. Wibowo, S. (2014). Petunjuk Mendirikan Perusahaan Kecil (Revisi). Kota Gede, Yogyakarta: Penebar Swadaya Widayatun, T. (1999). Ilmu Perilaku. Jakarta: Sagung Seto. Wulansari, D. (2009). Sosiologi Konsep dan Teori. Bandung: Refuka Aditama

Refbacks

  • There are currently no refbacks.