Museum Dewantara Kirti Griya Sebagai Objek Wisata dan Sumber Belajar Sejarah

Arlin Adinda Risty, Akhmad Arif Musadad, Hieronymus Purwanta

Abstract

Penelitian ini berjudul "Museum Dewantara Kirti Griya Sebagai Objek Wisata dan Sumber Belajar Sejarah." Tujuan penulisan ini adalah (1) untuk memahami alasan pendirian Museum Dewantara Kirti Griya, (2) untuk mengetahui pengelolaan museum tersebut, (3) untuk mengidentifikasi daya tariknya sebagai objek wisata dan sumber belajar sejarah, serta (4) untuk mengeksplorasi pemanfaatannya dalam konteks wisata dan pendidikan sejarah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus.Pengumpulan data dilakukan melalui langkah-langkah berikut: (1) wawancara, (2) observasi, dan (3) analisis dokumen. Informan utama dalam penelitian ini adalah pengelola dan pengunjung Museum Dewantara Kirti Griya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa museum ini didirikan berdasarkan keinginan Ki Hadjar Dewantara untuk menjadikan rumahnya di Jalan Tamansiswa No. 31 Yogyakarta sebagai museum. Pengelolaan museum dilakukan oleh pihak swasta, yaitu Majelis Luhur Persatuan Tamansiswa, yang menugaskan staf dari bidang pendidikan dan kebudayaan.Museum Dewantara Kirti Griya memiliki empat komponen daya tarik 4A: Attraction, Accessibility, Amenity, dan Ancillary. Museum ini menawarkan koleksi autentik yang menarik, berbagai fasilitas untuk pengunjung, serta layanan tambahan seperti pemandu wisata, wifi gratis, dan akses ke perpustakaan. Namun, masih diperlukan pengembangan untuk meningkatkan daya tariknya sebagai objek wisata. Museum ini memiliki potensi besar sebagai objek wisata dan sumber belajar sejarah, dengan enam ruang pameran yang menampilkan koleksi asli. Beberapa koleksi yang dapat digunakan sebagai sumber belajar sejarah meliputi: (1) bangunan museum itu sendiri, (2) koleksi artikel, (3) foto-foto kuno sejak tahun 1904, (4) benda-benda rumah tangga milik Ki Hadjar Dewantara dan keluarganya, serta (5) pustaka dalam berbagai bahasa yang tersedia di perpustakaan.
Keywords : Museum Dewantara Kirti Griya, Objek Wisata, Sumber Belajar Sejarah

Keywords

Museum Dewantara Kirti Griya, Objek Wisata, Sumber Belajar Sejarah

Full Text:

PDF

References

Anisa, A. N. (2023). Ki Hajar Dewantara Dan Revolusi Pendidikan Pada Masa Pergerakan Nasional Di Indonesia. JEJAK : Jurnal Pendidikan Sejarah & Sejarah, 3(1), 88–96. Diakses dari https://doi.org/10.22437/jejak.v3i1.24821

Dinas Kebudayaan. (2021). Museum Dewantara Kirti Griya Museum memorial tokoh pendidikan Indonesia. Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudhayan). Diskses dari https://kebudayaan.jogjakota.go.id/page/index/profil-museum-dewantara-kirti-griya

DIY, H. (2023). Nilai IPLM DIY Tertinggi Nasional. Pemerintah Daerah Istimewa Yigyakarta. Diakses dari https://jogjaprov.go.id/berita/nilai-iplm-diy-tertinggi-nasional

Dwijonagoro, K. R. . H. A. P., Dwijonagoro, K. R. . A. N., & Hadi, S. (2022). Museum Song Terus Sebagai Sarana Wisata Budaya Sejarah Di Kabupaten Pacitan. Jurnal Sejarah, 2(2), 1–13. Diakses dari https://online-journal.unja.ac.id/siginjai/article/view/21551

Fauziah, S. A., Suhud, U., & Febrilia, I. (2022). Faktor-Faktor Ketertarikan Berkunjung ke Daerah Wisata di Yogyakarta. Jurnal Bisnis, Manajemen, Dan Keuangan, 3(1), 114–127. Diakses dari http://pub.unj.ac.id/index.php/jbmk/article/view/639/363

Irawan, H., Santosa, Y. B. P., & Hidayat, A. (2022). Museum Gedung Pegadaian Sukabumi Sebagai Sarana Wisata Edukasi Sejarah. Jurnal Artefak, 9(2), 103. Diakses dari https://doi.org/10.25157/ja.v9i2.8381

Isdarmanto. (2017). Dasar-Dasar Kepariwisataan dan Pengelolaan Destinasi Pariwisata. Gerbang Media Aksara dan STiPrAm Yogyakarta. Diakses dari https://perpus.univpancasila.ac.id/repository/EBUPT190173.pdf

Moloeng, L. J. (2017). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset.

Mursidi, A. (2019). Peninggalan Sejarah Sebagai Sumber Belajar Sejarah Dalam Penanaman Nilai-Nila Kebangsaan. Banyuwangi merupakan wilayah yang memiliki beberapa Daerah yang berpotensi memiliki situs peninggalan sejarah yang sampai saat ini masih ada namun kondisi. Jurnal Ilmiah Kependidikan, 8(1), 41–57. Diakses dari https://core.ac.uk/download/pdf/276529979.pdf

Sujarwo, Santi, F. U., & Tristanti. (2018). Pengelolaan Sumber Belajar Masyarakat. 1–99. Diakses dari https://staffnew.uny.ac.id/upload/198703282014042002/pendidikan/buku pengelolaan sumber belajar 2018.pdf

Sutaarga, M. A. (1990). Studi Museologia. Proyek Pembinaan Permuseuman Jakarta. Proyek Pembinaan Permuseuman Jakarta. Diakses dari https://repositori.kemdikbud.go.id/13471/1/Studi museologia.pdf

Sutarto, J., Arbarini, M., Kristianto, H. D., & Loretha, A. F. (2022). Asesmen Kebutuhan Sumber Belajar Masyarakat. Semarang : Unnes Press. Diakses dari https://medium.com/@arifwicaksanaa/pengertian-use-case-a7e576e1b6bf

Tingginehe, A. M., Waani, J. O., & Wuisang, C. E. . (2019). Perencanaan Pariwisata Hijau Di Distrik Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat. Jurnal Spasial, 6(2), 511–520. Diakses dari https://doi.org/10.5614/jpwk.2014.25.1.1

Yogyakarta, D. P. K. (2022). Peta Wisata Yogyakarta. Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta. Diakses dari https://pariwisata.jogjakota.go.id/resources/download/peta-wisata-jogja-baru-127.pdf