Kepemimpinan Raden Mas Tumenggung Ario Soerjo Dalam Pemerintahan Jawa Timur Tahun 1945-1947
Abstract
Raden Mas Suryo merupakan seorang gubernur yang memiliki jiwa patriot, berani, dan tidak gentar menghadapi berbagai ancaman bangsa asing. Hal ini sudah terlihat sejak masih menjadi Bupati Magetan dalam menghadapi tekanan yang diberikan perwira Jepang. Sama seperti halnya saat menjabat sebagai gubernur, sifatnya tetap tidak berubah meskipun menduduki jabatan yang lebih tinggi sebagai pimpinan dalam pemerintahan Jawa Timur. 2) Dalam perjalanan karirnya, Raden Mas Suryo memulai pendidikannya di Sekolah Ongko Loro kemudian pindah ke Hollandsch Inlandsche School (HIS). Setelah lulus, Raden Mas Suryo melanjutkan sekolah di Opleidings School Voor Indlandsche Ambtenaar (OSVIA) hingga tahun 1918. Beliau diangkat sebagai Asisstant Indlandsche Bestuursambtenaar di kantor urusan daerah Ngawi selama kurang lebih dua tahun. Pada tahun 1920, Raden Mas Suryo mendapat tugas di Madiun sebagai Mantri Veld Politie pada, dari sinilah Raden Mas Suryo mendapatkan kesempatan untuk bersekolah di akademi kepolisian daerah Sukabumi. Raden Mas Suryo kembali ke Jawa Timur setelah menyelesaikan sekolahnya untuk menjadi Asisten Wedana di wilayah Madiun pada 1922.3) Salah satu aspek penting yang ada dalam pemerintahan Gubernur Suryo pada masa awal kemerdekaan adalah kebijakan sosial. Kebijakan tersebut dimaksudkan untuk membangun sebuah pondasi yang kuat dan menyatukan seluruh masyarakat Jawa Timur dalam semangat kemerdekaan Beberapa kebijakan diantaranya dalam sektor kesehatan, pendidikan, dan pemberdayaan masyarakat. Pada masa pemerintahan Gubernur Suryo, aspek ekonomi menjadi salah satu fokus pusat perhatian untuk mensejahterakan masyarakat Jawa Timur.4) Kedatangan tentara Sekutu pada 25 Oktober 1945 di Surabaya menimbulkan ancaman bagi bangsa. Diketahui Sekutu bersama tentara Netherlands Indies Civil Administration (NICA) ingin menguasai kembali wilayah Indonesia dengan mengeluarkan ultimatum terhadap rakyat Surabaya dan Jawa Timur untuk segera tunduk dan menyerahkan senjatanya. Menanggapi perintah tersebut, Gubernur Suryo bersama dengan Tentara Keamanan Rakyat (TKR), Polisi, laskar perjuangan, dan rakyat Jawa Timur yang tidak ingin merasakan dijajah kembali menegaskan untuk menolak perintah ultimatum tentara Sekutu. Keputusan Gubernur Suryo tersebut melahirkan sebuah pertempuran besar 10 November 1945 di Surabaya yang berlangsung hingga tiga minggu.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Abdurrahman, D. (1999). Metode Penelitian Sejarah. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.
Abijaya Sastra, Wildanu Eka, J. A. (2021). “Peranan Kepemimpinan Dalam Organisasi (Studi Kasus Peran Pimpinan dalam Menjaga Solidaritas Karyawan di PT.Nippon Indosari Corpindo).’’ Jurnal Soshum Insentif, 4(1), 17–26.
Basundoro P, dkk. (2018). Pasak Sejarah Indonesia Kekinian Surabaya 10 November 1945. Surabaya : Bag.Humas Pemerintah Daerah Kota Surabaya.
Dani, A & Purwaningsih. (2017). “Kepemimpinan Gubernur Suryo dalam Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya.” Jurnal Pendidikan Serajah, 5(3), 1082—1099.
Dirja, I.P. (2021). “Kendala dan Optimalisasi Pelaksanaan Undang-Undang Terkait Dengan Otonomi Daerah.” Jurnal Ekonomi dan Pendidikan, 18(1), 52-62.
INDRAWATI, M. (2018). “Peran Doel Arnowo Di Surabaya Tahun 1945-1952.” Avatara, 6(1),206-220.
Kartini, K. (1998). Pemimpin dan Kepemimpinan : Apakah Pemimpinan Abnormal itu?. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Kartini, K. (2008). Pemimpin dan Kepemimpinan: Apakah Kepemimpinan Abnormal itu?. Jakarta: Rajawali Press.
Kartodirjo, S. (2014). Pemikiran dan Perkembangan Historiografi. Yogyakarta: Ombak.
Kusuma Endra, Anwar Syaiful, Risman Helda, A. R. (2021). “Pertempuran Surabaya Tahun 1945 Dalam Perspektif Perang Semesta.” Jurnal Inovasi Penelitian, 1(12), 2825-2835.
Manus MPB, dkk. (1993). Tokoh-Tokoh Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Ohorella G.A, dkk. (2001). Sejarah Lokal : Peranan Rakyat Besuki (Jawa Timur) Pada Masa Perang Kemerdekaan. (1st ed.). Jakarta : Direktorat Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan Nasional.
Rivai V, M. D. (2011). Kepimpinan dan Perilaku Organisasi. Rajawali Press.
Soekanto, S. (2001). Sosiologi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sukardi K, H, Soewarno & Umiati (1991). Sejarah Revolusi Kemerdekaan (1945-1949) Daerah Jawa Timur. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Suradinata, E. (1995). Psikologi Kepegawaian dan Peranan Pimpinan Dalam Motivasi Kerja. Bandung: CV Ramadan
Sutjiatiningsih. (1977). Pahlawan Nasional Gubernur Suryo. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Terry, George R & Rue, L. W. (2010). Dasar-dasar Manajemen (cetakan 11). Jakarta: Bumi Aksara.