Ketegangan Sosial di Lampung Akibat Program Transmigrasi Di Era 1950an

Aan Budianto

Abstract

Penelitian ini berusaha mencari akar permasalahan ketegangan sosial di Lampung pada tahun 1950an. Sekian lama progam pemindahan penduduk sejak pemerintahan kolonial Belanda tahun 1905, namun ketegangan sosial baru muncul di era kemerdekaan. Situasi memanas saat diadakannya Kongres Adat pada Januari 1956 di Palembang yang berlanjut pada Maret 1957 di Bukit Tinggi. Hasil konggres menghasilkan tuntutan dan teks resolusi untuk menghentikan program pemindahan penduduk ke Lampung. Guna mencari jawaban mengenai permasalahan gejolak sosial di Lampung tersebut, dilakukan kajian sejarah kritis dengan mengumpulkan berbagai macam sumber seperti arsip-arsip berbentuk koran, foto, jurnal dan laporan pemerintah.

Hasil analisis dari sumber-sumber mengenai kajian ini dapat disimpulkan bahwa faktor utama munculnya gejolak sosial penolakan program transmigrasi di Lampung adalah semakin padatnya wilayah Lampung yang membuat ueuang gerak penduduka asli suku Lampung terdesak. Hal ini diperparah oleh kebijakan dari pemerintah yang terlalu memprioritaskan para pendatang. Pendatang dianggap kurang mampu dan butuh bantuan adaptasi sehingga pemerintah melahirkan kebijakan-kebijakan yang memprioritaskan pendatang, dan bahkan merampas hak-hak masyarakat adat. Salah satu kebijakan yang dianggap tidak adil adalah penggunaan tanah adat sebagai daerah penempatan trasnmigran yang melewati batas. Pada dasarnya masyarakat adat Lampung tidak merasa keberatan akan kedatangan para pendatang di Lampung. Falsafah hidup yang mereka miliki yaitu piil pesenggiri, sudah teruji dan terbukti sejak lama menerima dengan tangan terbuka para pendatang sejak pemerintahan Kolonial Belanda.

Keywords

Ketegangan Sosial, Lampung, Transmigrasi

Full Text:

PDF

References

Depdikbud Lampung 1997/1998. Sejarah Daerah Lampung. Lampung

Fachrudin, dkk. 1996. Falsfah Piil Pesenggiri: Sebagai Norma Tatakrama Kehidupan Sosial Masyarakat Lampung. Lampung: Arian Jaya.

Hadikusuma, Wilman. (1989): Masyarakat dan Adat Budaya Lampung, Bandung: Mandar Maju.

Kusworo, Ahmad. 2004. Pursuing livelihoods, imagining development: smallholders in Highland Lampung, Indonesia. Australian National University: Acton. A.C.T. ANU PRESS.

Lewang, Patrice. 2003. Ayo Ketanah Sabrang. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.

Naim, Mochtar. 1982. “Masalah Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah Adat dalam Kaitannya dengan Migrasi Penduduk. Jakarta: Direktorat Jendral Agraria, Departemen Dalam Negeri.

ORSTROM dan Departemen Tranmigrasi, “Transmigration and Spontaneous, Provinsi Lampung” dalam Riwanto Tirtosudarmo, Mencari Indonesia 2: Batas-batas Rekayasa Sosial (Jakarta: Lipi Press, 2010)

Sitorus, M. dkk. 1996. Integrasi Nasional: Suatu Pendekatan Budaya Masyarakat Lampung. Lampung: Arian Jaya.

Sukamto. 1973. “Masalah Penyediaan Lokasi Tranmigrasi dalam Rangka Pembangunan Daerah di Lampung. Jakarta: Program Perencanaan Nasional. F.E.U.I-BAPPENAS.

Swasono, Edi dan Masri Singarimbun (Ed). 1985. Sepuluh Windu Transmigrasi di Indonesia (1905-1985). Jakarta: UI Pres (cetakan II).

Tirtosudarmo, Riswanto. 2010. Mencari Indonesia: Batas-batas Rekayasa Sosial. Jakarta: LIPI Press.

Utomo, Kampto. 1975. Masyarakat Transmigran Spontan di Daerah Wai Sekampung (Lampung). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Utomo, Muhajir. Dkk.1997. 90 Tahun Kolonisasi, 45 Tahun Transmigrasi: Redistribusi Penduduk Indonesia. Jakarta: Puspa Swara.

Wamid, Palali dan Teguh W.S. 1971. Laporan Projek Transmigrasi di Lampung. Jakarta: Direktorat Jendral Transmigrasi.

Wertheim. 1999. Masyarakat Indonesia dalam transisi. Yogyakarta: Tiara Wacana

Widyatmoko, Benyamin G dan M. Irfan Affandi, “Transformasi Struktural di Wilayah Permukiman Transmigrasi Lahan Kering Terhadap Perekonomian Propinsi Lampung”, dalam Muhajir Utomo dkk, 90 tahun Kolonisasi, 45 Tahun Transmigrasi, (Jakarta: Puspaswara dan Departemen Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan RI, 1997)

Koran

Duta Masyarakat, Edisi 6 Juli 1966. “Lampung akan Menjadi Lumbung Padi”. Hlm 2.

Kedaulatan Rakyat, Edisi 4 November 1983. “Lampung Mini Indonesia”. Hlm 5.

Kedaulatan Rakyat, Edisi 4 November 1983. “Lampung Mini Indonesia”. Hlm 5.

Kompas, Edisi 20 September 2002. “Otonomi Kabupaten Lampung Tengah: Kuncinya Pendekatan Budaya”. Hlm 8.

Kompas, Edisi 8 September 2003. “Transmigrasi dan Kearifan Tradisional Lampung”. Hlm. 31.

Kompas, Edisi 15 Mei 2007. “Mencoba Menguak Sejarah Transmigrasi di Indonesia”. Hlm. 15.

Suluh Merdeka, Edisi 15 Oktober 1980. “Ciri-ciri Kependudukan Indonesia Dirasakan Menganggu Program Pembangunan”. Hlm 3.