Inokulasi Mikoriza pada Media Tanam Campuran Kompos Kotoran Kambing Terhadap Pertumbuhan Bibit Kakao

Dedi Kurniawan, Triara Juniarsih, Fitra Syawal Harahap

Abstract

Improvements in cocoa cultivation techniques need to be done by adding goat manure as a mixture of planting media to improve the physical properties of the soil in order to make it easier for roots to develop. This objective of this study was to determine concentration of mycorrhizae, the best growing media for cocoa seedlings, and interaction on the growth of cocoa seedlings. The method used was randomized block design with two factor. The first factor was the inoculation of mycorrhizae consisting of four levels: without inoculation of mycorrhizae 10 g/plant, 20 g/plant, and 30 g/plant. The second factor was the growing media with three levels of growing media: top soil, top soil + goat manure compost (1:1), and top soil + goat manure compost (1:2). The results showed that the growing media had a significant effect on the height and volume of plant roots. Growing media of top soil produced the best average seedling by 38.06 cm and root volume by 4.39 cm3. The interaction of giving mycorrhizae with growing media had a significant effect on root volume with the best treatment 10 g/plant mycorrhizae and top soil by 5.67 cm3. The results analysis of root infection by arbuscular mycorrhizal fungi showed the highest infection in the 20 g/plant mycorrhizae and top soil by 80%. Application of mycorrhizae with growing media can increase cocoa yield and growth. Planting media mycorrhizae infected to soil can affect cocoa seedling.

Keywords

organic fertilizer; root system; soil quality

Full Text:

PDF

References

Anas, I. (1997). Bioteknogi Tanah. Laboratorium Tanah. Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian IPB.

Arsyad, M., B. M. Sinaga & S. Yusuf. (2011). Analisis Dampak Kebijakan Pajak Ekspor dan Subsidi Harga Pupuk terhadap Produksi dan Ekspor Kakao Indonesia Pasca Putaran Uruguay. Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian, 8(1): 63-71.

Cahaya, A. T. & Nugroho, D. A. (2009). Pembuatan Kompos dengan Menggunakan Limbah Padat Organik (Sampah Sayuran dan Ampas Tebu). Semarang: Teknik Kimia Universitas Diponegoro.

Dalimunthe, R. R., Irsal & Meiriani. (2015). Respons Pertumbuhan Bibit Kakao (Theobroma cacao L.) terhadap Pemberian Pupuk Organik Vermikompos dan Interval Waktu Penyiraman Air pada Tanah Subsoil. Jurnal Agroekoteknologi, 3(1): 188-197.

Delvian. (2006). Keanekaragaman dan Potensi Pemanfaatan Cendawa Mikoriza Arbuskula (CMA) di Hutan Pantai. Disertasi Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Delvian. (2007). Pengaruh Spesies Inang dan Sumber Nutrisi Terhadap Pertumbuhan Spora Fungi Mikoriza Arbuskula. J. Natur Indonesia, 10(2): 70-72.

Einert, A. E. (1972). Performance of rice hull media for pot Easter lilies under three forcing systems. HortScience.

Hartatik, W. & Widowati. (2006). Pupuk Kandang, Pupuk Organik, dan Pupuk Hayati. Bogor: Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian.

Islami, Titiek, Utomo & Wani, H. (1995). Hubungan Tanah, Air, dan Tanaman. Semarang: IKIP Semarang Press.

Lambers, H., F. S. Chapin, & T. L. Pons. (1998). Plant Fisiological Ecalogical. New York: Springer-Verlag.

Mosse, B. (1981). Vesicular-Arbuscular Mycorrhiza Research for Tropical Agric. Research Buletin. HI of Tropical Agriculture and Human Resources. New Phytol. Manila.

Noertjahyani (2012). Respon Pertumbuhan Kolonisasi Mikoriza dan Hasil Tanaman Kedelai sebagai Akibat dari Takaran Kompos dan Mikoriza Arbuskular. Sumedang: Fakultas Pertanian Universitas Winaya Mukti.

Noli, Z. A., W. S. Netty & E. M. Sari. (2011). Eksplorasi Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA) Indigenous yang Berasosiasi dengan Begonia resecta di Hutan Pendidikan dan Penelitian Biologi (HPPB). Prosiding Seminar Nasional Biologi: Meningkatkan Peran Biologi dalam Mewujudkan National Achievment with Global Reach. Departemen Biologi FMIPA Universitas Sumatera Utara, Medan. hlm. 538-539.

Putro, I. S. (2013). Pengaruh Pupuk Hayati Mikoriza Terhadap Pertumbuhan dan Kesehatan Bibit Kakao (Doctoral dissertation, Universitas Gadjah Mada).

Rahmayanti, A. Y., Rini, M. V., Arif, M. S. & Yusnaini, S. (2013). Pengaruh pemberian fungi mikoriza arbuskular dan kompos kulit buah kakao pada pertumbuhan bibit kakao (Theobroma cacao L.). Jurnal Agrotek Tropika, 1(2).

Rungkat, J. A. (2009). Peranan MVA dalam Meningkatkan Pertumbuhan dan Produksi Tanaman. Jurnal FORMAS, 4: 270-276.

Sasli, I. (2004). Peranan Mikoriza Vesikula Arbuskula (MVA) dalam Peningkatan Resistensi Tanaman terhadap Cekaman Kekeringan. Makalah Pribadi Pengantar ke Falsafah Sains (PPS702). Sekolah Pasca Sarjana/ S3. Institut Pertanian Bogor.

Setiadi, Y. (1989). Pemanfaatan Mikroorganisme dalam Kehutanan. PAU Bioteknologi IPB-Lembaga Sumberdaya Informasi IPB. Bogor. 103 hal.

Sub Direktorat Statistik Tanaman Perkebunan. (2020). Statistik Kakao Indonesia 2019. Jakarta: Badan Pusat Statistik.

Suhardi. (1989). Mikoriza Vesikular Arbuskular (MVA). Pusat Antar Universitas (PAU) Bioteknologi UGM. Yogyakarta. 128 hlm.

Sulistyowati, E. (2014). Effectiveness of Sex Pheromone in Controlling Cocoa Pod Borer, Conopomorpha cramerella (Snell). Pelita Perkebunan, 30(2): 115-122.

Sumner, M. E. (Ed.). (1999). Handbook of soil science. CRC press.

Sundari, S., Tutik H., & Indah T. (2011). Isolasi dan Identifikasi Mikoriza Indigenous dari Perakatan Tembakau Sawah di Area Persawahan Kabupaten Pamekasan Madura. Surabaya: Jurusan Biologi, Fakultas Matematik dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Sepuluh November.

Tamin, R. P., Nursanti, & Albayudi. (2012). Indentifikasi Jenis dan Perbanyakan Endomikoriza Lokal di Hutan Kampus Universitas Jambi. J. Penelitian Universitas Jambi Seri SAINS, 14(1): 23-28.

Wicaksono, M. I., M. Rahayu, & Samanhudi. (2014). Pengaruh Pemberian Mikoriza dan Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan Bawang Putih. Jurnal Ilmu Pertanian, 29(1).