Uji Resistensi 22 Plama Nutfah Kapas terhadap Hama Utama pada Fase Generatif

Riki Rudianto, Dedi Supriyatdi, Mirodi Syofian, Jakty Kesuma

Abstract

Kapas (Gossypium sp.) merupakan salah satu andalan sub sektor perkebunan. Serat yang dihasilkan banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam industri tekstil di Indonesia. Namun, tanaman kapas banyak yang terserang hama seperti hama Dysdercus cingulatus, Bemissia tabaci, Spodoptera litura dan Antractomorpa crenulata sehingga produksi kapas rendah. Mekanisme resistensi tanaman terhadap serangan hama ada 3 kategori yaitu antixenosis, toleransi, dan antibiosis. Penelitian ini bertujuan untuk menguji resistensi tanaman kapas terhadap serangan hama. Penelitian dilaksanakan di lahan percobaan Politeknik Negeri Lampung dimulai pada bulan Mei sampai November 2018.  Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok non faktorial terdiri dari 22 perlakuan dan 2 kali ulangan dengan masing-masing perlakuan terdiri dari 5 tanaman, sehingga diperoleh 220 tanaman. Data hasil pengamatan diolah melalui analisis varian (Anova) jika nilai rata-rata berbeda maka dilanjutkan dengan uji BNT 5%. Hasil penelitian menunjukan bahwa Plasma nutfah kapas FDH 834 resisten terhadap kerusakan daun tetapi rentan terhadap kerusakan kerusakan batang pada fase generatif dan plasma nutfah kapas SA 2465 resisten terhadap hama penggerek buah.

Keywords

cotton damage, damage intensity, varieties

Full Text:

PDF

References

Amiroh, A. (2009). Pemakaian Jenis Pupuk Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kapas Berbiji Pala Tumpangsari Kedelai (Glycium max). 1(1): 30–36.

Dewi, E. S. (2014). Aspek Agronomi Tanaman Kapas. Jakarta timur.

Fahn, S. (1990). Plant anatomy. 4 th Ed. Butter worthheinemann 2(3): 165–72.

Hagenbucher, S., Eisenring, M., Meissle, M., & Romeis, J. (2017). Interaction of Transgenic and Natural Insect Resistance Mechanisms against Spodoptera littoralis in Cotton. Pest Management Science. 73(8): 1670–1678.

Harsanti, L. (2016). Pengamatan Sifat Agronomi, Mutu Serat dan Hama Penyakit Galur Mutan Harapan Kapas (Gossypium hirsutum L.) di Citayam Bogor. 12(2): 123–132.

Hidayati, N., & Nurrohmah, S. H. (2017). Inventarisasi Serangga pada Kebun Koleksi Klon Kaliandra (Calliandra calothyrsus) yang Berpotensi Sebagai Hama. In Prosiding SNPBS. URL:http: //hdl.Handle.Net/11617/9316. Diakses pada 8 November 2019.

Johnson, J., Macdonald, S., Meyer, L., Norrington, B., & Skelly, C. (2014). Agricultural Outlook Forum The World and United States Cotton Outlook.URL:http://www.usda.gov/oce/forum/2014_Speeches/Cotton.pdf. Diakses pada 8 November 2019.

Kasno, A., Trustinah, & Rahmiana, A. (2015). Seleksi Galur Kacang Tanah Adaptif Pada Lahan Kering Masam. Jurnal Penelitian Pertanian Tanaman Pangan 32(1): 16–24.

Kementerian Pertanian. (2014). Kementerian Pertanian. URL: http://aplikasi.pertanian.go.id/bdsp/newkom.asp. Diakses pada 8 November 2019.

Mavi, H. S., & Tuper, G. J. (2004). Agrometeorogi principles and applications of climate studies in agriculture. Food products press, New York.

Natasa, A. A., Elza, Z., & Adiwirman. (2016). Pertumbuhan dan Kandungan Serat beberapa Varietas Kenaf (Hibiscus cannabinus L.). JOM Faperta. 71(1): 233–238.

Pracaya. (1999). Pengendalian Hama Dan Penyakit Tanaman. Penebar Swadaya, Jakarta.

Pracaya. (2008) .Pengendalian Hama Dan Penyakit Tanaman Organik. Kanisius, Yogyakarta.

Sahid, M. (2001). Budi Daya Kapas Lahan Tadah Hujan. Penelitian Tembakau dan Serat, Hal. 109-118.

Tengkano, W., & Suharsono. (2005). Uat grayak Spodoptera litura Fabricius (Lepidoptera: Noctuidae) pada Tanaman Kedelai dan Pengendalianya. Buletin Palawija (10): 43–52.