Dampak Gempa Bumi Terhadap Kelayakan Usaha Sapi Potong Model Integrasi Padi-Ternak di DIY (Studi Kasus di Kecamatan Jetis, Kabupaten Bantul)

Sugeng Widodo, N. Hidayat, Suharsono Suharsono

Abstract

Selain korban jiwa, rumah dan infrastruktur lainnya, gempa bumi yang terjadi di DIY dan sebagian wilayah Jawa Tengah pada 27 Mei 2006 memberikan dampak negatif terhadap sektor pertanian khususnya sub sektor peternakan. Hal ini secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap produktivitas dan kualitas ternak yang dipeliharanya. Hal ini karena selama 2 sampai 3 minggu pasca gempa petani masih sibuk dengan bersih-bersih rumah serta urusan logistik. Kondisi ini juga berpengaruh terhadap pengelolaan sapi potong model kelompok yang sudah berjalan dengan baik menjadi terlantar. Lokasi penelitian merupakan korban berat karena gempa yaitu Kecamatan Jetis Kabupaten Bantul. Di lokasi inilah telah diterapkan introduksi teknologi Padi-Ternak dengan menggunakan ternak potong jenis Siemental dan Limousin. Metodologi pendekatan adalah mengestimasi kelayakan finansial saat fase Pra pemulihan (1 sampai 2 bulan); fase Pemulihan (3 sampai 6 Bulan) dan fase Rekonstruksi (1 sampai 2 tahun) pasca gempa berdasarkan pada data dan hasil analisis sebelum gempa terjadi. Metode penelitian secara Quick Assessment (QA) di wilayah gempa dan dilakukan wawancara terbuka secara partisipatif pada 10 responden dari 30 anggota kelompok ternak yang mengintroduksikan teknologi SIPT. Berdasarkan hasil analisis kelayakan usaha sebelum gempa, usaha ternak sapi potong layak dengan indikator nilai B/C>1,0,  Net Present Value (NPV) positif dan Internal Rate of Return (IRR) aktual>IRR estimate. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) pada fase Pra Pemulihan secara finansial usaha ternak sapi potong mengalami kerugian dengan indikator nilai Net B/C<1,0 ; IRR<IRR estimate (12%) dan nilai NPV negatif, (2) pada fase Pemulihan dan fase Rekonstruksi usaha ternak sapi potong sudah mulai pulih dan memberikan keuntungan dengan indikator nilai Net B/C>1,0; NPV positif dan IRR aktual>IRR estimate, namun pada (3) fase Rekonstruksi usaha sapi potong ini mengalami keuntungan dengan indikator nilai Net B/C>1,0; NPV positif dan IRR aktual>IRR estimate.

 

Kata kunci : sapi potong, integrasi padi-ternak, kelayakan, pasca gempa

Full Text:

PDF

References

Badan Pusat Statistik D.I.Yogyakarta. 2004. Yogyakarta Dalam Angka 2004-2005. Badan Pusat Statistik Prop. D.I.Yogyakarta.

Badan Pusat Statistik, 2004. Bulletin Statistik Perdagangan Luar Negeri. Import. Edisi Juni 2004. Badan Pusat Statistik. Jakarta.

Badan Pusat Statistik, 1995. Bulletin Statistik Perdagangan Luar Negeri. Import. Edisi Juni 2004. Badan Pusat Statistik. Jakarta.

Dinas Pertanian Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Statistik Peternakan. 2000-2004. Dinas Pertanian Prop. D.I.Yogyakarta. 2005.

Dinas Pertanian Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Laporan Tahunan Tahun 2006. Dinas Pertanian Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Gittinger, J.P. 1986. Analisis Ekonomi Proyek-Proyek Pertanian. Eds (II). Universitas Indonesia Press, Jakarta.

Diwyanto, K. dan B. Haryanto. 2000. Restrukturisasi Peta Kesesuaian dan Pemberdayaan Sumberdaya Unggulan. Makalah di Sampaikan dalam “Revitalisasi Keterpaduan Unggul Ternak dalam Sistem Usaha Tani”, Bogor, 21 Februari-6 Maret 2000.

Monografi Desa Canden. 2003. Kecamatan Jetis. Kabupaten Bantul, Yogyakarta.

Sunandar, 2005. Keunggulan Komparatif Usaha Ternak Sapi Potong di Kabupaten Gunung Kidul. Agros. Universitas Janabadra, Yogyakarta. 8(1): 43-54.

Tim Juknis SIPT. 2001. Petunjuk Teknis SIPT. Petunjuk Teknis Operasional SIPT Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Dinas Pertanian. Bagian Proyek Pengembangan Padi Terpadu, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.