Produksi dan Kualitas Susu Sapi Perah Penderita Mastitis yang Mendapat Pengobatan Antibiotik
Abstract
This study aims to determine differences of production, the physical quality and chemical quality of dairy cattle mastitis patients before and after treatment with antibiotics penicillin-streptomycin. This research was conducted in farmer group (KTT) Subur Makmur, Banyuanyar Village, District Ampel, Boyolali. The material used is 15 cows PFH suffering from mastitis in lactation period 3rd trimester, aged 3 to 5 years. Combinations of antibiotics used is penicillin G 3 grams of mixed powder injection streptomycin sulfate injection of 1 gram powder is then dissolved with aquadestilata until volume of 15 ml. Antibiotics do 1
times a day for 5 days intramuscularly and intramammae. This research was carried out experimentally with two treatments and 15 replications. Data were analyzed by paired sample t-test (paired sample t-test). The analysis showed highly significant (P<0,01) on milk production, protein content, lactose, fat, nonfat dry (BKTL) and the Californian Mastitis Test (CMT), significant differences (P<0,05) pH, color, smell and consistency as well as the difference was not significant (P>0,05) against density. The conclusion of this research is the treatment of penicillin-streptomycin antibiotic use in dairy cows mastitis patients effectively improve the production, chemical quality and physical qualities but can not improve the density of milk.
Keywords: mastitis, production, physical quality, chemical and bacteriological quality, milk, penicillin, streptomycin
Full Text:
PDFReferences
Abdelrady, A. and M. Sayed. 2009. Epidemiological Studies On Subclinical Mastitis In Dairy Cows In Assiut Governorate. Veteriner World. pp. 373-380.
Adriani. 2010. Penggunaan somatik cell count (SCC), jumlah bakteri dan california mastitis test (CMT) untuk deteksi mastitis pada kambing. Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan. 13(5): 229-234.
Akoso, B.T. 1996. Kesehatan Sapi. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Amran, M.U. 2013. Produksi dan Karakteristik Fisik Susu Sapi Perah Dengan Pemanfaatan Bahan Baku Lokal berupa Umbi Ubi Jalar (Ipomoea batalas) sebagai Pakan Alternatif. Skripsi. Jurusan Produksi Ternak. Fakultas Peternakan. Universitas Hasanuddin. Makassar.
Basya, S. 1983. Berbagai faktor yang mempengaruhi kadar lemak susu sapi perah. Wartazoa. 1(2): 13-15.
Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. 2011. Rencana Strategis Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Tahun 2010-2014. Kementerian Pertanian. Republik Indonesia.
Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. 2014. Manual Penyakit Hewan Mamalia Cetakan ke-2. Kementerian Pertanian. Republik Indonesia.
Direktorat Jenderal Peternakan. 2007. Indeks Obat Hewan Indonesia Edisi VI. Departemen Pertanian. Republik Indonesia.
Eckles, C.H., W.R. Combs and H. Macy. 1980. Milk and Milk Product. Mc.Graw-Hill Book Co. New York.
Fajrin, F., Sarwiyono dan P. Surjowardojo. 2013. Hubungan level mastitis terhadap produksi dan kualitas susu pada sapi perah. Jurnal Universitas Brawijaya. Malang. http://jurnal.ub.ac.id. (Diakses pada tanggal 18 Januari 2016).
Gurmessa, J. and M. Achenef. 2012. Effect of lactation stage, pregnancy, parity and age on yield and major components of raw milk in bred cross Friesian Holstein cows. World Journal of Dairy and Food Sciences. 7(2): 146-149.
Gustiani, E. 2009. Pengendalian cemaran mikrobia pada bahan pangan asal ternak (daging dan susu) mulai dari peternakan sampai dihidangkan. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Peternakan. 28(3): 96-100.
Harmon, R.J. 1994. Physiology of mastitis and factors affecting somatic cell counts. Journal of Dairy Science. 77(7): 2103-2112.
Hassan, H.J. 2013. Variations in milk composition of some farm animals resulted by sub-clinical mastitis in AlDiwania Province. Bas. Journal Veterinary Result. 12(2): 17-24.
Hastiono, S. 1984. Mastitis mikotik, radang kelenjar susu oleh cendawan pada ternak perah. Wartazoa. 1(4): 9-12.
Herendra, M.H.P. 2009. Pengaruh Proses Distribusi terhadap Peningkatan Angka Kuman pada Susu Sapi Segar di Peternakan Ram Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali. Skripsi. Fakultas Kedokteran. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Huda, M.K. 2007. Tampilan SNF dan Berat Jenis Susu Sapi PFH yang Diberi Ransum dengan Tingkat Konsumsi Berbeda. Skripsi. Fakultas Peternakan. Universitas Brawijaya.
Ikiz, S., B. Basaran, E.B. Bingol, O. Cetin, G. Kasikci, N.Y. Ozgur, M. Ucmak, O. Yilmaz, M.C. Gunduz dan A. Sabuncu. 2013. Presence and antibiotic susceptibility patterns of contagious mastitis agents (Staphylococcus aureus and Streptococcus agalactiae) isolated from milks of dairy cows with subclinical mastitis. Turkish of Journal Veterinary and Animal Sciences. 37(5): 569-574.
Kitchen, B.J. 1981. Bovine mastitis milk compositional changes and related diagnostic tests. Journal of Dairy Science. 48(1): 167-188.
Kusmanto dan A.M. Hidayati. 2011. Total bakteri dan sifat organoleptik minuman sari tempe dengan variasi waktu penyimpanan. Jurnal Pangan dan Gizi. 2(3): 75-87.
Lee, C.S., F.B.P. Wooding and P. Kemp. 1980. Identification properties, and differential counts of cell populations using electron microscopy of dry cows secretions, colostrum and milk from normal cows. Journal of Dairy Research. 47(1): 39-50.
Maitimu, C.V., A.M. Legowo dan A.N. AlBaarri. 2013. Karakteristik mikrobiologis, kimia, fisik dan organoleptik susu pasteurisasi dengan penambahan ekstrak daun Aileru (Wrightia calycina) selama penyimpanan. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan. 2(1): 18-29.
National Mastitis Council. 2001. Guidelines on normal and abnormal raw milk based on somatic cell counts and signs of clinical mastitis. Bulletin International Dairy Federation 321. pp. 39.
Nurdin, E. 2007. Pengaruh pemberian tongkol bunga matahari (Helianthus annuus l.) dan probiotik terhadap penurunan derajat mastitis pada sapi perah Fries Holland penderita mastitis sub-klinis. Jurnal Indonesia Tropical Animal Science. 32(2): 76-79.
Owens, W.E., S.C. Nickerson, R.L. Boddie, G.M. Tomite and C.H. Ray. 2001. Prevalence of mastitis in dairy heifers and effectiveness. Journal Dairy Science. 84(4): 814-817.
Poeloengan, M. 2009. Aktivitas air perasan dan ekstrak etanol daun encok terhadap bakteri yang diisolasi dari sapi mastitis subklinis. Dalam: Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2009. Balai Besar Penelitian Veteriner. Bogor. Hal. 300-305.
Poutrel, B. and M. Ducelliez. 1978. Study of factors influencing the effectiveness of two treatments, penicillinstreptomycin and rifamycin, against experimentally induced staphylococcal mastitis in lactating cows. Station de Pathologie de la Reproduction, Centre de Recherches de Tours, 1. N R A. Nouzilly. France. 9(3): 471-487.
Primadani, A.H., Sarwiyono dan P. Surjowardojo. 2013. Pengaruh teat dipping menggunakan dekok daun kersen (Muntingia calabura L.) terhadap hasil uji reduktase dan uji berat jenis susu sapi FH laktasi. Jurnal Universitas Brawijaya. Malang. http://jurnal.ub.ac.id. (Diakses pada tanggal 19 Januari 2016).
Reugg, P.L. and D.J. Reinemann. 2002. Milk quality and mastitis test. Scientific Paper. University of Wisconsin. Madison.
Rismardiati, D.U. 1985. Preparat Penisilin dalam Pengobatan Mastitis Sapi Perah. Skripsi. Fakultas Kedokteran Hewan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Schroeder, J.W. 2012. Mastitis Control Program: Mastitis Bovine and Milking Managenent. Exstention Dairy Specialist. North Dakota University Fargo. North Dakota.
Sevia, A., M. Taibi, A. Albenzioa and G. Musci. 1999. Effect of parity on milk yield, composition, somatic cell count, renneting parameters and bacteria counts of comisana ewes. Small Ruminant Research. 37(2000): 99-107.
Sharif, A., M. Umer and G. Muhammad. 2009. Mastitis control in dairy production. Journal of Agriculture and Social Sciences. 5(3): 102-105.
Soedono, A., R.F. Rosdiana dan B.S. Setiawan. 2003. Beternak Sapi Perah Secara Intensif. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Standar Nasional Indonesia. 2011. Susu Segar. Bagian 1: Sapi. SNI 3141.1:2011. Badan Standarisasi Nasional. Republik Indonesia.
Sudarman, A. dan D. Diapari. 2012. Suplementasi Tepung Daun Sirih (Piper betle l.) dalam Ransum Sapi Perah untuk Mencegah dan Mengobati Penyakit Mastitis Subklinis guna Meningkatkan Produksi Susu. Laporan Akhir Hibah Kompetitif Penelitian Strategis Nasional. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Sudarwanto, M. dan E. Sudarnika. 2008. Hubungan antara pH susu dengan jumlah sel somatik sebagai parameter mastitis subklinik. Media Peternakan edisi Agustus 2008. Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner. Fakultas Kedokteran Hewan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 31(2): 107-113.
Sudarwanto, M., H. Latif dan M. Noordin. 2006. The relationship of the somatic cell counting to sub-clinical mastitis and to improve milk quality. Dalam: Proceedings of the 1st International American Anti-Vivisection Society Scientific Conference. Faculty of Veterinary Medicine, Bogor Agricultural University. Bogor. Hal. 78-82.
Sudhan, N. A. and N. Sharma. 2010. MastitisAn Important Production Disease of Dairy Animals. SMVS‘ Dairy Year Book 2010. Jammu. pp. 72-88.
Supar dan T. Ariyanti. 2008. Kajian pengendalian mastitis subklinis pada sapi perah. Dalam: Prosiding Prospek Industri Sapi Perah Menuju Perdagangan Bebas 2020. Balai Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Departemen Pertanian. Bogor. Hal. 360-366.
Suriyasathaporn, W. 2010. Milk quality and antimicrobial resistance against mastitis pathogen after changing from a conventional to an experimentally organic dairy farm. Asian-Australian Journal Animal Science. 23(5):659- 664.
Susanty, H. dan E. Nurdin. 2012. Efek pemberian temu putih (Curcuma zedoaria) terhadap kualitas susu sapi perah penderita mastitis subklinis. Jurnal Peternakan Indonesia. 14(2): 368-372.
Suwandi. 2003. Peran antibiotika dalam pengobatan ternak di kandang percobaan. Dalam: Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Balai Penelitian Ternak. Bogor. Hal. 58-61.
Suwito, W. dan S. Indarjulianto. 2013. Staphylococcus aureus penyebab mastitis pada kambing peranakan etawah: epidemiologi, sifat klinis, patogenesis, diagnosis dan pengendalian. Wartazoa. 23(1): 1-7.
Taylor, V. 2006. The warning signs of Mastitis: analyzing a combination of factors to decide when to treat. Ministry of Agriculture. Food and Rural Affairs. Ontario._http://www.omafra.gov.on.ca /english/livestock/dairy/facts/06- 049.htm. 20 Januari 2016.
Teddli, C. and F. Yu. 2007. Mixed methods sampling: a typology with examples. Journal of Mixed Methods Research. 1(1): 77-100.
Usmiati, S. dan Abubakar. 2009. Teknologi Pengolahan Susu. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian. Bogor.
Utami, K.B., L.E. Radiati dan P. Surjowardojo. 2014. Kajian kualitas susu sapi perah PFH (studi kasus pada anggota Koperasi Agro Niaga di Kecamatan Jabung Kabupaten Malang). Jurnal- Jurnal Ilmu Peternakan. 24(2): 58-66.
Utomo, B. dan D.P. Miranti. 2010.Tampilan produksi susu sapi perah yang mendapat perbaikan manajemen pemeliharaan. Caraka Tani. 25(1): 21- 25.
Refbacks
- There are currently no refbacks.