Pengaruh Penambahan Etanol dengan Variasi Jarak antar Sirip Persegi pada Pemanasan Bahan Bakar
Abstract
Artikel ini ditulis bertujuan untuk mengetahui penurunan terbesar konsumsi bahan bakar dari penambahan etanol dan pemanasan bahan bakar bensin melalui pipa kapiler bersirip persegi terhadap konsumsi bahan bakar. Variasi presentase campuran premium dan etanol 0%, 5%, 10%, 15%, 20%, 25%, dan 30%.Jarak antar sirip divariasi dari 10 mm, 20 mm, dan 30 mm. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan analisis data deskriptif. Data diperoleh dari lamanya waktu konsumsi bahan bakar dengan variasi presentase campuran premium dan etanol 0%, 5%, 10%, 15%, 20%, 25%, dan 30%. Hasil penelitian ini menunjukkan penurunan konsumsi terbesar pada kadar etanol 25% premium 75%, dan pemanasan bahan bakar menggunakan pipa tembaga dengan jarak antar sirip 10 mm. Penelitian ini dapat menjadi salah satu metode dalam penghematan bahan bakar.
References
Anonim. (1995). Toyota New Step 1 Training Manual. Jakarta: PT. Toyota Astra Motor
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. (2011). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Angger, R.T (2011) Pengaruh Pemanasan Bahan Bakar Bensin melalui Pipa Kapiler di dalam Upper Tank Radiator dan Putaran Mesin terhadap Konsumsi Bahan Bakar pada Mesin Daihatsu Taruna CX Tahun 2000. Skripsi Tidak Dipublikasikan, Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi. Kenaikan BBM tak dapat Dihindari. Diperoleh 12 Maret 2014, dari http://www.bphmigas.go.id/index.php.
Bioenergi Alternatif, (2011), Sumatera Utara: Universitas Sumatera Utara.
Faizin R. (2013). Pengaruh Penggunaan Elektroliser Air dan Pemanasan Bahan Bakar Bensin melalui Pipa Kapiler Bersirip Transversal Profil Persegi di dalam Upper Tank Radiator terhadap Konsumsi Bahan Bakar pada Mesin Toyota Kijang. Skripsi Tidak Dipublikasikan, Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Firdaus, M.Y. (2012a). Pembakaran. Diperoleh 7 April 2014 dari http://muhammadyusuffirdaus.wordpress.com/2012/01/22/pembakaran/
Happer & Row. (1985). Prinsip – Prinsip Perpindahan Panas. Terj. Prijono A. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Hidayatullah, P. & Mustari, F. (2008). Rahasia Bahan Bakar Air. Jakarta: PT Cahaya Insan Suci.
Mir, N. A., Mazharuddin, K. M., & Majid, M. (2011). Ethanol Fuel Production through Microbal Extracellular Enzymatic Hydrolysis and Fermentation from Renewable Agrobased Cellulosic Wates (Versi Elektronik). Research Article Bio Technology, 2 (2), 321-331. Diperoleh 18 Maret 2014, dari http://www.ijpbs.net/volume2/issue2/bio/34.pdf
Putra, T.D & Suswanto, B. (2010). Pemanasan Bahan Bakar Bensin dengan Komponen Radiator sebagai Upaya Meningkatkan Kinerja Mesin Bensin 4 Langkah. Skripsi Tidak Dipublikasikan, Malang: Universitas Widyagama
Sudirman, U. (2008). Hemat BBM dengan Air. Jakarta: PT Kawan Pustaka.
Sutomo, Murni, Senen, & Rahmat. (2010). Pengaruh Elektroliser terhadap Kepekaan Bahan Bakar pada Mesin Diesel 1 Silinder 20 HP. Gema Teknologi, 16, (2), 82-86. Diperoleh 16 Mei 2012, dari http://eprints.undip.ac.id/35008/1/Pengaruh_Elektroliser.pdf
Suyatno, A. (2010). Pengaruh Pemanasan Bahan Bakar dengan Radiator Sebagai Upaya Meningkatkan Kinerja Mesin Bensin. Skripsi Tidak Dipublikasikan, Malang: Universitas Widyagama.
Unit Pelaksanaan Teknis Kerja Mojokerto 2009. Sistem Bahan Bakar Konvensional. Diperoleh 25 Maret 2014, dari http://blkimojokerto.files.wordpress.com/2009/09/sistem-bahan-bakar-konvensional.pdf.
VL, Maleev. (1991). Internal Combustion Engine, California: McGraw-Hill Book Company.
Refbacks
- There are currently no refbacks.