Ekstrak Buah Pinang Sebagai Alternatif Pewarna Tekstil Jumputan

Yasmi Teni Susiati, Enggar Kartikasari

Abstract

Batik merupakan identitas bangsa Indonesia karena merupakan warisan kemanusiaan dan budaya bangsa Indonesia, termasuk juga tekstil jumputan sebagai kain tradisional. Penelitian ini secara umum ingin mengetahui efektivitas ekstrak buah pinang dalam pewarnaan tekstil ditinjau dari ketahanan luntur warna terhadap pencucian menggunakan fiksator kapur sirih dan gambir. Hipotesis penelitian ini adalah: 1) Ada pengaruh positif dan signifikan antara fiksator kapur sirih terhadap ekstrak buah pinang, 2) Ada pengaruh positif dan signifikan antara fiksator gambir terhadap ekstrak buah pinang, 3) Ada perbedaan antara fiksator kapur sirih dengan gambir terhadap ekstrak buah pinang. Penelitian ini dilakukan di laboratorium PKK FKIP UST. Populasi penelitian: tekstil, ekstrak buah pinang, fiksator kapur sirih dan gambir. Sampel penelitian terdiri dari tekstil jumputan, zat pewarna alam ekstrak buah pinang, dan fiksator kapur sirih dan gambir dengan dua perlakuan, yaitu konsentrasi 10% dan 20%. Metode penelitian menggunakan eksperimen dan yang selanjutnya diuji di Laboratorium Balai Besar Kerajinan dan Batik. Penilaian secara visual dilakukan dengan cara membandingkan hasil perubahan yang terjadi pada sampel sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI) yaitu grey scale. Hasil penelitian menunjukkan: 1) Ada pengaruh positif antara fiksator kapur sirih terhadap ekstrak buah pinang, 2) Ada pengaruh positif antara fiksator gambir  terhadap ekstrak buah pinang, 3) Tidak ada perbedaan yang berarti antara fiksator kapur sirih dan gambir pada dua perlakuan. Secara visual  tanpa fiksator hasil menunjukkan warna coklat muda, sedangkan fiksator kapur sirih menghasilkan warna coklat tua dan gambir menghasilkan coklat kekuningan. Berdasarkan hasil penelitian disarankan agar pengrajin batik menggunakan pewarna alam. 

Refbacks

  • There are currently no refbacks.