PENGARUH SUHU TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN ANTIMIKROBIA EKSTRAK BIJI MELINJO (Gnetum gnemon L.) DENGAN PELARUT ETANOL DAN AIR

Adi Wisnu Soehendro, Godras Jati Manuhara, Edhi Nurhartadi

Abstract

ABSTRAK
Melinjo (Gnetum gnemon L.) merupakan tanaman yang banyak terdapat di daerah Asia Tenggara termasuk Indonesia. Berdasarkan
data BPS (Badan Pusat Statistik) tahun 2013, rata-rata produksi melinjo di Indonesia adalah 220.086 ton. Hingga saat ini, terutama
bagian biji tanaman, hanya dikonsumsi setelah diolah menjadi emping. Baru-baru ini, beberapa penelitian menyebutkan bahwa
ekstrak biji melinjo memiliki aktivitas antioksidan dan antimikrobia. Untuk mendapatkan ekstrak dari biji melinjo, banyak faktor
eksternal yang mempengaruhi, beberapa di antaranya adalah pemilihan suhu ekstraksi dan pelarut yang digunakan untuk ekstraksi.
Penelitian mengenai efek kesehatan dari ekstrak biji melinjo, susunan protein, dan juga aktivitas antioksidan dan antimikrobianya
telah dilakukan. Walaupun begitu, masih belum ada perbandingan total fenol, aktivitas antioksidan dan antimikrobia ekstrak biji
melinjo pada suhu ekstraksi dan pelarut yang berbeda.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari variasi suhu dan pelarut yang digunakan dalam ekstraksi pada total fenol,
aktivitas antioksidan dan antimikrobia ekstrak biji melinjo. Terdapat tiga tahap pada penelitian ini, tahap pertama adalah
pembubukan biji melinjo melalui pengeringan, pengecilan ukuran dan pengayakan untuk mendapatkan bubuk biji melinjo. Tahap
kedua adalah ekstraksi biji melinjo, bubuk biji melinjo direndam dalam pelarut (etanol dan air) pada suhu yang telah ditentukan (45,
60, dan 75oC), tahap ini dilakukan dua kali untuk setiap sampel. Tahap terakhir adalah analisis total fenol (Folin-Ciocalteu),
aktivitas antioksidan (DPPH dan Reducing Power) dan antimikrobia (Well-diffusion) ekstrak biji melinjo yang dihasilkan, analisis
untuk setiap sampel dilakukan dua kali.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi suhu ekstraksi yang digunakan, total fenol, aktivitas antioksidan, dan
antimikrobia ekstrak biji melinjo semakin tinggi. Selain itu, pelarut etanol menunjukkan kinerja yang lebih baik apabila
dibandingkan dengan pelarut air terutama pada analisis aktivitas antimikrobia dimana pelarut air tidak menunjukkan aktivitas
apapun. Perlakuan terbaik adalah ekstrak yang menggunakan suhu ekstraksi 75oC dan pelarut etanol.
Kata kunci: Ekstraksi, Biji Melinjo, Suhu, Pelarut Etanol, Pelarut Air, Aktivitas Antioksidan, Aktivitas Antimikrobia

Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.