Multiple Accountabilities Disorder dalam Kajian Penganggaran Hibah dan Bantuan Sosial Kota Surakarta

Yuliana Kusuma Dewi, Herwan Parwiyanto

Abstract

Penganggaran senantiasa dihiasi oleh kontestasi kepentingan dari aktor-aktor yang terlibat sehinga memicu patologi akuntabilitas anggaran. Organisasi dalam melakukan pertanggungjawaban mengalami konflik ekspektasi dari tuntutan aktor-aktor dalam penganggaran (Multiple Accountabilities Disorder). Artikel ini bertujuan  menganalisis fenomena MAD dalam kajian penganggaran dana hibah dan bantuan sosial. Teori Multiple Accountabilities Disorder menginduk dari Jonathan GS Koppel (2005), dengan dimensi transparency, liability, controllability, responsibility, dan responsiveness. Kajian analisis menggunakan sudut pandang administrasi dengan fokus analisis politik anggaran dalam konflik akuntabilitas. Hasil penelitian menunjukkan gejala patologi akuntabilitas anggaran buck passing, Antrophy of Personal Responsibility dan MAD. Diindikasikan dari adanya penyelewengan dan kasus korupsi dana hibah dan bantuan sosial di Sukararta. Patologi MAD dalam penganggaran hibah dan bansos terindikasi dari konflik ekpektasi antara dimensi controllability, responsibility, dan responsiveness. Berdasarkan hasil kajian, penganggaran hibah dan bansos perlu disertai monitoring-evaluasi berbasis outcome dan pendampingan berpastisipasi kelurahan-kecamatan sebagai upaya memperkecil peluang penyelewengan pada target group.

Kata kunci: akuntabilitas, bantuan sosial, hibah, multiple accountabilites   disorder, penganggaran.

Full Text:

PDF

References

Abdullah, S. & Rona, R., 2014. Pengaruh Sisa Anggaran, Pendapatan Sendiri, dan Dana Perimbangan terhadap Belanja Modal. Iqtishadia, 7(1), pp. 179-202.

Adisasimita, R., 2011. Pengelolaan Pendapatan dan Penganggaran Daerah. Pertama ed. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Ainun, Y., 2015. Kompas.com. [Online] Available at: http://regional.kompas.com/read/2015/03/19/13344011/waspadai.penyelewengan.dana.hibah.dan.bansos.jelang.pilkada

[Accessed 2 Oktober 2017].

Davis, O. A., Dempster, M. & Widalvsky, A., 1966. A Theory of the Budgetary Process. The American Political Science Review, LX(3), pp. 529-547.

DEMOS, 2011. Representasi Popular dalam Penganggaran Partisipatif, Jakarta: Lembaga Kajian Demokrasi dan Hak Asasi, DEMOS .

Gunawan, H., 2014. Tribunnews-Jabar. 16 September 2014. Korupsi Hibah 2012, Semua Anggota Dewan Titip Proposal. [Online] Available at: m.tribunnews.com/amp/regional/2014/09/16/korupsi-hibah-2012-semua-anggota-dewan-titip-proposal [Accessed 20 Mei 2018].

Halim, A. & Damayanti, T., 2007. Akuntabilitas Birokrasi Publik: Potret dari Pertanggungjawaban Administratif dan Politik. In: II, ed. Pengelolaan Keuangan Daerah. II ed. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, pp. 51-67.

Hartono, R., 2013. Dana Hibah: 31 LSM Fiktif Rugikan Negara 50 juta. , Surakarta: Pusdok-Solopos.

Ismail, M., 2017. Dugaan Korupsi Polresta Tetapkan dua tersangka Kasus Kube, Surakarta: Pusdok-Solopos.

Koppell, J. G., 2005. Pathologies of Accountability: ICANN and the Challenge of “Multiple Accountabilities Disorder”. Public Administration Review, 65(1), pp. 94-108.

Mardiasmo, 2009. Akuntansi Sektor Publik. IV ed. Yogyakarta: ANDI.

Mitchell, D. & Thurmaier, K., 2012. Currents and Undercurrents in Budgeting Theory: Exploring the Swirls, Heading upstream. The Foundations of Public Administration Series, pp. 1-31.

Parwito, 2013. Merdeka.com. [Online] Available at: https://m.merdeka.com/peristiwa/bpk-telusuri-penyelewengan-dan bansos-di-jawa-tengah [Accessed 2 Oktober 2017].

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 2016 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Red-Solopos, 2015. Solopos. [Online] Available at: http://www.solopos.com/2015/02/04/korupsi-dana-hibah-jadi-pimpinan-orkes-keroncong-anggota-dprd-kota-solo-terdakwa-kasus-korupsi-574304 [Accessed 30 Maret 2018].

Red-Solopos, 8 Agustus 2015. Solopos. [Online] Available at: http://www.solopos.com/2015/08/08/solopos-hari-ini-dana-hibah-rawan-politisasi-631199 [Accessed 39 Maret 2018].

Ridwan, G. & Widadi, A., 2016. Potensi Penyelewengan Dana Hibah & Bantuan Sosial Pada Provinsi Banten Tahun APBD 2014-2015 Sebesar Rp 114,76 M- Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran.

Ritonga, I. T. & Alam, M. I., 2010. Apakah Incumbent Memanfaatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk Mencalonkan Kembali dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada). Purwokerto, Simposium Nasional Akuntansi XIII Purwokerto 2010.

Schillemans, T. & Bovens, M., 2011. The Challenge of Multiple Accountability: Does Redundancy lead to Overload. pp. 1-34.

Seknas-FITRA, 2014. Seknas-FITRA. [Online] Available at: seknasfitra.org/fitra-dana-hibah-dan-bansos-rawan-korupsi [Accessed 2 Oktober 2017].

Sucitra, D., 2015. BantenHits. [Online] Available at: http://m.bantenhits.com/mega-metropolitan/berita/39205/ini-temuan-bpk-pada-apbd-banten-2014-yang-menyimpang [Accessed 2 Oktober 2017].

Sudibyo, A., 2013. Suara merdeka. [Online] Available at:http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/pilkada/2013/05/15/157027/ ICW-Calon-Incumbent-Rawan-Selewengkan-Bansos [Accessed 30 Maret 2018].

Sudibyo, A. & et.al, 2014. Suara Merdeka. [Online] Available at: http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2014/03/19/256034/Alokasi-Timpang-Daerah-Menjerit-[Accessed 30 Maret 2018].

Suwarto, T., 2017. Pikiran Rakyat. [Online] Available at: www.pikiran-rakyat.com/nasional/2017/03/30/polresta-surakarta-tahan-2-tersangka-korupsi-bansos[Accessed 2 Oktober 2017].

Refbacks

  • There are currently no refbacks.