POTENSI SUMBERDAYA AIR DAN PERHITUNGAN VOLUME PENAMPUNG AIR HUJAN UNTUK MENGATASI KEKURANGAN AIR DI DAERAH WONOGIRI SELATAN
Abstract
Abstract
Residents in the area south of Wonogiri is a karst mountain areas often experience water shortages during the dry season. Most of the population utilizing rain water, lake water, river water and underground river to meet their water needs. In the rainy season the multiple sources into a water source like a mainstay of the community at large. But in the dry season water sources are reduced potency or even dry.
This study aims to determine how the potential of water resources and how the volume of PAH (rainwater reservoir) to meet the water needs of the population.
In South Wonogiri area are surface water resources such as lakes and springs and groundwater in the form of wells, luweng and caves or underground streams. Of the 38 lakes there are 29 of them are intermittent, ie dry in the dry season. In this area there are 21 springs that discharge has ranged from 1-20 liters/sec. Underground water found in Luweng Wonokerti, Luweng Sapen, Luweng Betet, Sodong Cave, Cave Kutah, and Cave Karangpulut. Potential dug wells is very low, there are only a few and dry in the dry season. Encountered in deep wells Gebangharjo Village, Pracimantoro, Watangrejo and debit Goboh with a discharge about 5 liters/sec.
Monthly rainfall intensity average in the area Pracimantoro starting in January to December (mm) 332, 317, 301, 162, 76, 52, 33, 42, 62, 75, 176, and 268 are very potential as a source of water. Rainwater can be used optimally to meet the water needs throughout the year with respect to the roof, the amount of water required each household/day and the volume of PAH.
Keywords: luweng, caves, springs, rainwater, PAH
Abstrak
Penduduk di daerah Wonogiri sebelah selatan yang merupakan daerah pegunungan karst sering mengalami kekurangan air pada musim kemarau. Sebagian besar penduduk memanfaatkan air hujan, air telaga, air sungai bawah tanah dan mata air untuk memenuhi kebutuhan air mereka. Pada musim hujan beberapa sumber tersebut menjadi sumber air andalan bagai masyarakat pada umumnya. Namun pada musim kemarau sumber-sumber air tersebut berkurang potensinya atau bahkan kering.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana potensi sumberdaya air dan berapa volume PAH (penampung air hujan) untuk memenuhi kebutuhan air penduduk.
Di daerah Wonogiri Selatan terdapat sumberdaya air permukaan berupa telaga dan mata air serta air bawah tanah berupa sumur, luweng dan gua atau sungai bawah tanah. Dari 38 telaga ada 29 di antaranya bersifat intermittent, yaitu kering pada musim kemarau. Di daerah ini juga terdapat 21 mata air yang mempunyai debit berkisar dari 1-20 liter/detik. Air bawah tanah dijumpai di Luweng Wonokerti, Luweng Sapen, Luweng Betet, Gua Sodong, Gua Kutah, dan Gua Karangpulut. Potensi sumur gali sangat rendah, hanya terdapat beberapa dan kering pada musim kemarau. Sumur bor dijumpai di Desa Gebangharjo, Pracimantoro, Watangrejo dan Goboh dengan debit sekitar 5 liter/detik.
Curah hujan bulanan rata-rata di daerah Pracimantoro mulai bulan Januari hingga Desember berturut-turut (mm) 332, 317, 301, 162, 76, 52, 33, 42, 62, 75, 176, dan 268 sangat potensi sebagai sumber air. Air hujan dapat dimanfaatkan secara optimal untuk memenuhi kebutuhan air sepanjang tahun dengan mempertimbangkan luas atap, jumlah kebutuhan air setiap KK/hari dan volume PAH.
Kata kunci: luweng, gua, mata air, air hujan, PAHFull Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.