Sintesis Karbon Aktif Tempurung Ketapang (Terminalia catappa) Sebagai Adsorben Minyak Jelantah

Megiyo Megiyo, Herman Aldila, Fitri Afriani, Robby Gus Mahardika, Sito Enggiwanto

Abstract

Abstract: Activated carbon is the most common adsorbents used in regeneration of cooking oil process. Waste frying oil is a residual of frying that has been destructed due to repeated use. For reusable, it must through by oil regeneration process to eliminate impurities and free radicals. One of the abundant biomass and feasible to be activated carbon is ketapang shell. The synthesis of activated carbon used activator H2SO4 11% with ratio 1: 4 (w / v) followed by thermal activation at 650oC for 2 hours. Activated carbon is then mixed with waste frying oil with variations of 5%, 7.5% and 10% and is left for 24 hours. As an antioxidant to free radicals added extract iding-iding (Stenochlaena palustris) of 5%. Based on the observation data SEM pore distribution on activated charcoal fairly evenly with the average pore width around 10 mm. The results of acid number and free fatty acid test showed that the greater amount of activated carbon used, the value of acid number and free fatty acid content will decrease. The optimum condition was obtained on 10% active carbon and 5% extract with 0.8% acid value and 0.78% free fatty acid content.

 

Abstrak: Karbon aktif merupakan salah satu adsorben yang umum digunakan dalam upaya peningkatan regenerasi minyak jelantah. Minyak jelantah merupakan limbah hasil sisa penggorengan yang telah terdestruksi akibat pemakaian yang berulang-ulang. Untuk dapat digunakan kembali minyak jelantah harus mengalami proses regenerasi minyak untuk menghilangkan impuritas dan radikal bebas. Salah satu biomassa yang begitu melimpah dan layak untuk dijadikan karbon aktif adalah tempurung ketapang. Sintesis karbon aktif tempurung ketapang dilakukan dengan menggunakan aktivator H2SO4 11% dengan perbandingan 1:4 (b/v) dilanjutkan dengan aktivasi termal pada temperatur 650oC selama 2 jam. Karbon aktif yang diperoleh kemudian dicampurkan dengan minyak jelantah dengan variasi 5%, 7,5% dan 10% dan dibiarkan selama 24 jam. Sebagai penangkal radikal bebas ditambahkan ekstrak iding-iding (Stenochlaena palustris) sebesar 5%. Berdasarkan hasil pengamatan data SEM sebaran pori pada arang aktif tempurung ketapang cukup merata dengan lebar pori rata-rata berkisar 10 mm. Hasil uji bilangan asam dan kadar asam lemak bebas menunjukkan bahwa semakin besar jumlah karbon aktif yang digunakan maka nilai bilangan asam dan kadar asam lemak bebas akan semakin menurun. Kondisi optimum diperoleh pada komposisi 10% karbon aktif dan 5% ekstrak iding-iding dengan nilai bilangan asam 0,8% dan kadar asam lemak bebas 0,78%.

Keywords

Karbon aktif; minyak jelantah; adsorben

Full Text:

PDF

References

Aldila, H., Mahardika, R. G., Megiyo, & Enggiwanto, S. (2017). Variasi Temperatur Pengadukan Dalam Peningkatan Kualitas Minyak Jelantah Berbasis Arang Aktif Ketapang (Terminalia catappa) dan Ekstrak Iding-Iding (Stenochlaena palustris). Pangkalpinang: SNPPM FT 2017.

Djatmiko, B., & Widjaja, A. P. (1985). Teknologi Minyak dan Lemak. Bogor: Departemen THP IPB.

Fauziah, N. (2009). Pembuatan Arang Aktif secara Langsung dari Kulit Acasia Mangium Wild dengan Aktivasi Fisika dan Aplikasinya sebagai Absorban. Bogor: IPB.

Halimah, S. N. (2016). Pembuatan dan Karakterisasi serta Uji Adsorbsi Karbon Aktif tempurung Kemiri (Aleurites moluccana) terhadap Metilen Biru. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Kalapathy, U., & Proctor, A. (2000). A New Method for Free Fatty Acid Reduction in Frying Oil Using Silicate Films Produced from Rice Hull Ass. JAOCS, 593-598.

Kirk, R. E., & Othmer, F. (1992). Encyclopedia of Chemical Technology. In K. S. Suslick (Ed.). New York: Interscience Publishing Incorporated.

Kristinah, H. D. (2009). Potensi Bentonit sebagai Penjernih Minyak Goreng Bekas. Universitas Diponegoro, Semarang.

Kwaghger, A. a. (2013). Optimization of conditions for the preparation of activated carbon from mango nuta using HCl. America Jurnal of Engineering Research ( AJER ), 02(07), 74- 85.

Lempang, I. R., Fatimawali, & Pelealu, N. (2016). Uji Kualitas Minyak Goreng Curah dan Minyak Goreng Kemasan di Manado. Pharmacon, 5, 155-161.

Mahardika, R. G., Aldila, H., Megiyo, & Enggiwanto, S. (2017). Pengaruh Ekstrak Iding-Iding (Stenochlaena palustris) pada Proses Peningkatan Kualitas Minyak Jelantah Menggunakan Karbon Aktif Ketapang (Terminalia catappa). Pangkalpinang: SNPPM FT 2017.

Purnomo, S. E. (2010). Pembuatan Arang Aktif dari Kulit Biji Kopi Kering. Yogyakarta: Universitas islam Sunan Kalijaga.

Sembiring, M. T., & Sinaga, T. S. (2003). Arang Aktif Pengenalan dan Proses Pembuatannya. Jurnal Kimia Digitized, 2-9.

Widayat. (2007). Studi Pengurangan Bilangan Asam, Bilangan Peroksida dan Absorbansi dalam Proses Pemurnian Minyak Goreng Bekas dengan Zeolit Alam Aktif. Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan, 6(1), 7-12.

Winarni, Sunarto, W., & Mantini, S. (2010). Penetralan dan Adsorbsi Minyak Goreng Layak Konsumsi. Jurnal Sains dan Teknologi, 46-56.

Winarno, F. G. (1999). Minyak Goreng dalam Menu Masyarakat. Bogor: Pusbangtepa IPB

Refbacks

  • There are currently no refbacks.