Perencanaan Ruang Terbuka Hijau Berbasis Ekologi dan Sosial di Kampung 3-4 Ulu Laut, Kota Palembang
Abstract
Kampung 3-4 Ulu Laut merupakan salah satu pemukiman padat penduduk di Kota Palembang dengan permasalahan Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang tidak memenuhi standar dari kebutuhan ruang terbuka pada kawasan permukiman di area perkotaan. Penelitian ini memiliki tujuan untuk (1) mengidentifikasi potensi dan permasalahan RTH di daerah permukiman Kampung 3-4 Ulu Laut, (2) menganalisis RTH berdasarkan aspek ekologi dan sosial, dan (3) merencanakan rancangan RTH di Kampung 3-4 Ulu Laut berdasarkan aspek ekologi dan sosial. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif yang digunakan adalah analisis lahan dan SWOT. Metode kuantitatif yang digunakan adalah analisis kesesuaian lahan dan Indeks Hijau Biru Indonesia (IHBI). Berdasarkan hasil yang didapatkan dari perhitungan IHBI, RTH pada tapak mencapai 50% luasan total tapak. Jenis dan luasan tipologi RTH yang ada pada tapak adalah sempadan sungai (1,8 ha), sempadan pejalan kaki (0,6 ha), taman kelurahan (2,1 ha), taman RW (2,1 ha) dan taman RT (0,4 ha). Perencanaan lanskap RTH di tapak dilakukan berdasarkan kebutuhan ruang terbuka sebagai tempat beraktivitas sosial dengan memperhatikan ekologi sebagai ruang perkembangan ekosistem. Rencana pengembangan lanskap mengadaptasi konsep perencanaan kota urban acupuncture dan green links untuk menciptakan RTH sesuai dengan kebutuhan lingkungan dan masyarakat.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Adiyanto, J. (2016). Kajian Perubahan Ruang Terbuka pada Kawasan Bersejarah dengan Metode Space Syntax (Studi kasus Kawasan Kampung Kapitan Palembang). Jurnal Perencanaan Wilayah Dan Kota, 27(2), 103–118. https://doi.org/10.5614/jrcp.2016.27.2.3
Aguspriyanti, C. D. (2021). Green Corridors: Potensi Peningkatan Ruang Terbuka Hijau Publik Ramah di Kota Padat (Studi Kasus Kota Malang). Jurnal Arsitektur ZONASI, 4(2), 234–345. https://doi.org/10.17509/jaz.v4i2.33439
Al-Hinkawi, W. S., & Al-Saadi, S. M. (2020). Urban Acupuncture, a Strategy for Development: Case Study of Al-Rusafa, Baghdad. IOP Conference Series: Materials Science and Engineering, 881(1). https://doi.org/10.1088/1757-899X/881/1/012002
Exner, A., & Schützenberger, I. (2018). Creative Natures. Community gardening, social class and city development in Vienna. Geoforum, 92(January 2017), 181–195. https://doi.org/10.1016/j.geoforum.2018.04.011
Hastita, D. H., Yuslim, S., & Luru, M. N. (2020). Kajian Fungsi Sosial-Budaya Ruang Terbuka Hijau Publik Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan. Jurnal Arsitektur Lansekap, 6(2), 272–278. https://doi.org/10.24843/jal.2020.v06.i02.p15
Hemingway, J. M., & Mazarro, A. D. C. (2022). Pinning Down Urban Acupuncture: From a Planning Practice to a Sustainable Urban Transformation Model? Planning Theory and Practice, 23(2), 305–309. https://doi.org/10.1080/14649357.2022.2037383
Henny, C., Kurniawan, R., & Akhdiana, I. (2019). Floating Treatment Wetlands and Submerged Vegetation for Water Quality Improvement of an Urban Lake in Megacity Jakarta, Indonesia. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 308(1). https://doi.org/10.1088/1755-1315/308/1/012005
Hernández, R. C., & Camerin, F. (2024). The application of ecosystem assessments in land use planning: A case study for supporting decisions toward ecosystem protection. Futures, 161(April). https://doi.org/10.1016/j.futures.2024.103399
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia. (2022). Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2022 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau. Jakarta: Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. (2022). Ruang Terbuka Hijau (RTH).
Lerner, J. (2014). Urban Acupunture: Celebrating Pinpricks of Change that Enrich City Life. Washington, DC: Island Press.
Medved, P., Kim, J. I., & Ursic, M. (2020). The urban social sustainability paradigm in Northeast Asia and Europe. International Review for Spatial Planning and Sustainable Development, 8(4), 16–37. https://doi.org/10.14246/irspsd.8.4_16
Newman, P. (2015). Planning Issues and Sustainable Development. International Encyclopedia of the Social & Behavioral Sciences: Second Edition, 17(1991), 198–201. https://doi.org/10.1016/B978-0-08-097086-8.74025-6
Nurika, F. B. P., Wiryani, E., & Jumari. (2019). Keanekaragaman Vegetasi Riparian Sungai Panjang Bagian Hilir di Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang. Jurnal Akademika Biologi, 8(1), 30–34.
Pomianowski, W., & Solon, J. (2020). Modelling patch mosaic connectivity and ecological corridors with GraphScape. Environmental Modelling & Software, 134, 104757. https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.envsoft.2020.104757
Sholikati, I., Soeprobowati, T. R., & Jumari, J. (2020). Vegetasi Riparian Kawasan Sub-DAS Sungai Gajah Wong Yogyakarta. Jurnal Ilmu Lingkungan, 18(2), 401–410. https://doi.org/10.14710/jil.18.2.401-410
Wiersma, Y. F. (2022). A review of landscape ecology experiments to understand ecological processes. Ecological Processes, 11(1). https://doi.org/10.1186/s13717-022-00401-0
Refbacks
- There are currently no refbacks.