Peri-urbanisasi dan Perubahan Struktur Ruang Perkotaan di Kawasan Solo Baru
Abstract
Solo Baru merupakan kawasan fungsional yang secara administratif berada di Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo. Perkembangan Solo Baru merupakan proses pemekaran dari Kota Surakarta ke wilayah peri-urbannya. Pembangunan Solo Baru digagas oleh developer yang dipengaruhi oleh keterbatasan lahan di Kota Surakarta. Rencana pengembangan Solo Baru sebagai kota satelit dimulai sejak tahun 1980. Solo Baru kemudian berkembang sebagai pusat bisnis ditandai dengan tumbuhnya aktivitas perdagangan jasa seperti supermarket, hotel, mal, dan aktivitas ekonomi lainnya, yang kemudian membentuk suatu konsentrasi kegiatan baru yang mengarah pada perubahan struktur ruang di kawasan tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana perubahan struktur ruang perkotaan pada proses peri-urbanisasi di Solo Baru. Penelitian ini menggunakan data time series yang terdiri dari tiga titik tahun data yaitu tahun 2000, 2011, dan 2020. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif menggunakan teknik analisis statistika deskriptif, dan analisis spasial dengan Sistem Informasi Geografis (SIG). Hasil analisis menunjukkan bahwa secara keseluruhan proses peri-urbanisasi di Solo Baru menyebabkan perubahan secara fisik maupun nonfisik yang merubah struktur ruang di kawasan. Struktur ruang di kawasan Solo Baru menunjukkan perubahan sejak tahun 2000-2020 meskipun pada dasarnya berbentuk pusat kegiatan banyak. Pada tahun 2000, model struktur ruang di kawasan Solo Baru berbentuk noncentered yang terdiri dari pusat-pusat kecil yang saling berhubungan satu sama lain. Pada tahun 2011, model struktur ruang di kawasan Solo Baru berubah menjadi memiliki satu pusat utama dan beberapa subpusat pelayanan. Pada tahun 2020, satu pusat utama tersebut semakin berkembang, diikuti oleh adanya beberapa pusat dan subpusat pelayanan yang saling terhubung satu sama lain. Selain itu, pengaruh aksesibilitas kawasan Solo Baru dengan Kota Surakarta terlihat mempengaruhi terbentuknya pusat dominan tersebut.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Arifia, D., Soedwiwahjono, & Rizon Pamardhi Utomo. (2017). Pengaruh Perkembangan Kegiatan Perdagangan dan Jasa terhadap Perubahan Penggunaan Lahan di Kawasan Solo Baru. Aristektura, 15(1), 1–9.
Astuti, I. D., Rahayu, M. J., & Utomo, R. P. (2015). Peran Perkembangan Kegiatan Industri dan Perdagangan Jasa terhadap Perubahan Struktur Ruang Kawasan Solo Baru. Arsitektura, 13(1).
Astuti, P. W. (2010). Pengaruh Perkembangan Kota Surakarta terhadap Permukiman di Kawasan Solo Baru. Skripsi, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, Indonesia. Diakses dari: https://digilib.uns.ac.id/dokumen/detail/13830/Pengaruh-perkembangan-kota-Surakarta-terhadap-permukiman-di-kawasan-Solobaru
Bahadure, S., & Kotharkar, R. (2015). Assessing Sustainability of Mixed Use Neighbourhoods through Residents’ Travel Behaviour and Perception: The Case of Nagpur, India. Sustainability, 7(9), 12164–12189. https://doi.org/10.3390/su70912164
Bangun, D. F. (2021). Analisis Pola Persebaran Pusat Oleh-Oleh Khas Lampung Menggunakan Metode Average Nearest Neighbor. Skripsi, Fakultas Teknik, Universitas Lampung, Indonesia. Diakses dari: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/60589
Briassoulis, H. (2020). Theoretical and Modeling Approaches (2nd ed.). Morgantown: WVU Research Repository.
Chen, Y., Wen, Y., & Li, Z. (2017). From Blueprint to Action: The Transformation of the Planning Paradigm for Desakota in China. Cities, 60, 454–465. https://doi.org/10.1016/j.cities.2016.04.010
Cobbinah, P. B., Gaisie, E., & Owusu-Amponsah, L. (2015). Peri-urban Morphology and Indigenous Livelihoods in Ghana. Habitat International, 50, 120–129. https://doi.org/10.1016/j.habitatint.2015.08.002
Daniastri, S. (2016). Kota Solo Baru : Ketergantungan atau Kemandirian? Tesis, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, Indonesia.
Fahmi, F. Z., Hudalah, D., Rahayu, P., & Woltjer, J. (2014). Extended Urbanization in Small and Medium-sized Cities: The Case of Cirebon, Indonesia. Habitat International, 42, 1–10. https://doi.org/10.1016/j.habitatint.2013.10.003
Fausan, M. I. (2018). Kajian Struktur Ruang Kawasan Perdagangan di Kota Makassar. Skripsi, Fakultas Sains dan Data, UIN Alauddin Makassar, Indonesia. Diakses dari: https://repositori.uin-alauddin.ac.id/12251/1/Kajian struktur ruang kawasan perdagangan di Kota Makassar.pdf
Firman, T. (2004). Demographic and Spatial Patterns of Indonesia’s Recent Urbanisation. Population, Space, and Place, 10(6), 421–434. https://doi.org/10.1002/psp.339
Harahap, F. R. (2019). Impact of Urbanization for City Developments in Indonesia. Jurnal Society, 1(1), 25–45.
Hidayati, M. K. (2014). Faktor yang Memengaruhi Preferensi Bermukim Masyarakat di Perumahan di Kawasan Industri Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar. Tugas Akhir, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, Indonesia.
Hudalah, D., Winarso, H., & Woltjer, J. (2007). Peri-Urbanization in East Asia: A New Challenge for Planning? International Development Planning Review, 29(4). https://doi.org/https://doi.org/10.3828/idpr.29.4.4
Ilma, F., & Rakhmatulloh, A. R. (2014). Pembentukan Struktur Ruang Kompak di Kawasan Banyumanik Kota Semarang. Jurnal Pembangunan Wilayah & Kota, 10(2), 139. https://doi.org/10.14710/pwk.v10i2.7645
Lahagina, J. J. G. P., Ir. R. J. Poluan, M. S., & Windy Mononimbar, S. M. (2015). Kajian Struktur Ruang Kota Tomohon. Spasial, 1(1), 45–53.
Latifah, S., & Handoyo, P. (2014). Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Menjadi Perumahan Elit. Jurnal Paradigma, 02(03), 1–10.
Lukman, W. K., & Prakoso, E. (2020). Interaksi antara Jaringan Jalan dengan Struktur Ruang Kabupaten Kendal. Skripsi, Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada, Indonesia.
Mardiansjah, F. H., Handayani, W., & Setyono, J. S. (2018). Pertumbuhan Penduduk Perkotaan dan Perkembangan Pola Distribusinya pada Kawasan Metropolitan Surakarta. Jurnal Wilayah dan Lingkungan, 6(3), 215. https://doi.org/10.14710/jwl.6.3.215-233
Mardiansjah, F. H., Rahayu, P., & Rukmana, D. (2021). New Patterns of Urbanization in Indonesia: Emergence of Non-statutory Towns and New Extended Urban Regions. Lingkungan Hidup dan Urbanisasi Asia.
Mokodongan, B. K., Sela, R. L. ., & Karongkong, H. H. (2014). Identifikasi Pemanfaatan Kawasan Bantaran Sungai Dayanan di Kotamobagu. Sabua, 6(3), 273–283.
Muamar, A., Ali, A., & Fattah, V. (2017). Studi Perkembangan Aktivitas Perekonomian pada Struktur Ruang Pusat Kota Palu. Journal Katalogis, 5(4), 194–205.
Narain, V., Anand, P., & Banerjee, P. (2013). Periurbanization in India: A Review of the Literature and Evidence. SaciWATERs, 7823–7830.
Permatasari, D., & Pradoto, W. (2019). Analisis Perkembangan Kecamatan Colomadu dan Kecamatan Grogol Sebagai PKLp dan WPU Surakarta Berdasarkan Faktor Internal. Jurnal Pengembangan Kota, 7(2), 172–180. https://doi.org/10.14710/jpk.7.2.172-180
Pontoh, N. K., & Setiawan, I. (2008). Struktur Ruang Kota. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rahayu, S. (2009). Kajian Konversi Lahan Pertanian di Daerah Pinggiran Kota Yogyakarta Bagian Selatan (Studi Kasus di Sebagian Daerah Kecamatan Umbulharjo). Pembangunan Wilayah dan Kota, 5(3), 365‐372. Diakses dari: http://eprints.undip.ac.id/27432/
Shaw, B. J., van Vliet, J., & Verburg, P. H. (2020). The Peri-urbanization of Europe: A Systematic Review of a Multifaceted Process. Landscape and Urban Planning, 196(April 2019), 1–11. https://doi.org/10.1016/j.landurbplan.2019.103733
Statistical Commission European Union. (2020). A Recommendation on the Method to Delineate Cities, Urban, and Rural Areas for International Statistical Comparisons. Statistical Commission, 3(March), 1–33.
Webster, D., & Muller, L. (2011). Peri-Urbanization: Zone of Rural-Urban Transition. Human Settlement Development, 1.
Webster, D. R. (2002). On the Edge: Shaping the Future of Peri-urban East Asia. In Asia Pacific Research Center. Stanford: Stanford University.
Woltjer, J. (2014). A Global Review on Peri-Urban Development and Planning. Jurnal Perencanaan Wiilayah dan Kota, 25(1), 1–16. Diakses dari: http://www.tulane.edu/~sbc2003/pdfdocs/0561.PDF
Wu, B. S., & Sui, D. (2015). Modeling Impacts of Globalization on Desakota Regions: A Case Study of Taipei Metropolitan Area. Environment and Planning B: Planning and Design, 43(2), 320–340. https://doi.org/https://doi.org/10.1177/0265813515605216
Yeh, A. G.-O., & Wu, F. (2013). Internal Structure of Chinese Cities in the Midst of Econmic Reform. Urban Geography, 16(6), 521–554.
Yunus, H. S. (2008). Dinamika Wilayah Peri-Urban: Determinan Masa Depan Kota (1st ed.). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Refbacks
- There are currently no refbacks.