Faktor-faktor yang Mendorong Penggunaan Ruang Publik bagi Warga di Permukiman Padat (Studi Kasus Lingkungan Rusunawa Begalon I & II, Kota Surakarta)
Abstract
Peningkatan populasi penduduk yang masif berdampak pada semakin tingginya permintaan terhadap lahan permukiman. Permasalahan keterbatasan ruang adalah masalah yang umumnya ada di lingkungan permukiman padat penduduk. Khususnya, permasalahan keterbatasan ruang dalam studi ini mengacu pada keterbatasan ruang publik untuk mewadahi aktivitas bersama. Permasalahan ini dapat dilihat melalui perilaku masyarakat yang secara spontan menggunakan ruang-ruang kosong sebagai ruang publik untuk memenuhi kebutuhan interaksi sosial. Penggunaan ruang publik untuk interaksi sosial ini didorong oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain terdiri atas variabel aksesibilitas, kebersihan, keamanan, sarana dan prasarana, ragam aktivitas, dan kebijakan ruang publik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor utama yang mendorong masyarakat dalam menggunakan ruang publik melalui metode analisis faktor. Penelitian ini membagi identifikasi faktor pendorong penggunaan ruang publik pada dua kategori kelompok masyarakat, yaitu masyarakat yang tinggal di dalam Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) dan masyarakat yang tinggal di luar Rusunawa. Berdasarkan hasil analisis, faktor utama yang mendorong wargadi dalam Rusunawa dalam menggunakan ruang publik adalah kondisi sarana prasarana, sedangkan faktor utama bagi warga yang tinggal di luar Rusunawa adalah aksesibilitas.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Amal, C. A., Amalia, A. A., & Amin, S. F. A. (2020). Intensitas Penggunaan Ruang Terbuka Komunal di Lingkungan Kampus Kota Makassar. Jurnal Linears, 2(2), 55–65. https://doi.org/10.26618/j-linears.v2i2.3122
Bahri, A. S. (2019). Perilaku Sosial Remaja dalam Menggunakan Ruang Publik Perkotaan. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar, Indonesia. Diakses dari: https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/5862-Full_Text.pdf
Deliyanto, B. (2011). Pendekatan Eco-Spatial Behavior Penghunian Rumah Susun Kota Baru Bandar Kemayoran. Tesis, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Indonesia. Diakses dari: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/52688
Dewi, Z. L. & N. Y. (2015). Pemanfaatan Ruang Bersama di Rusunawa Kaligawe, Semarang. RUANG, 4, 181–190.
Fuseini, I., & Kemp, J. (2016). Characterising Urban Growth in Tamale, Ghana: An Analysis of Urban Governance Response in Infrastructure and Service Provision. Habitat International, 56, 109–123. https://doi.org/10.1016/j.habitatint.2016.05.002
Gehl, J. (1989). Life Between Buildings: Using Public Space. In Landscape Journal (Vol. 8). Washington DC: Island Press. https://doi.org/10.3368/lj.8.1.54
Gomes, P. S. (2012). Factors of God Public Space Use. XIII Coloquio Ibérico de Geografia, 1–11. Santiago de Compostela: Meubook. Diakses dari: https://shs.hal.science/halshs-01422747/file/Factors_of_good_public_space_use.pdf
Hakim, R., & Utomo, H. (2002). Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap : Prinsip Unsur dan Aplikasi Desain. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Hantono, D. (2019). Kajian Perilaku pada Ruang Terbuka Publik. NALARs, 18(1), 45. https://doi.org/10.24853/nalars.18.1.45-56
Hantono, D., Sidabutar, Y. F. D., & Hanafiah, U. I. M. (2018). Kajian Ruang Publik Kota Antara Aktivitas dan Keterbatasan. Langkau Betang: Jurnal Arsitektur, 5(2), 80. https://doi.org/10.26418/lantang.v5i2.29387
Illiyin, D. F., & Idajati, H. (2015). Faktor-Faktor yang Memengaruhi Masyarakat dalam Penggunaan Ruang Terbuka Publik sebagai Fungsi Sosial di Gor Delta Sidoarjo Berdasarkan Preferensi Masyarakat. Jurnal Teknik ITS, 4(2), C114–C118.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. (2018). Pemanfaatan Rusunawa. Diakses dari: https://bpsdm.pu.go.id/center/pelatihan/uploads/edok/2018/11/7920a_3_-_Modul_Pemanfaatan_Rusunawa.pdf
Noviantri, R. U., Wiranegara, H. W., & Supriatna, Y. (2019). Jenis Ruang Publik di Kampung Kota dan Sense of Community Warganya (Kasus: Kampung Kali Apuran, Jakarta Barat). Jurnal Pengembangan Kota, 7(2), 191–198. https://doi.org/10.14710/jpk.7.2.191-198
Pakerti, P. N. (2020). Identifikasi Karakteristik Kawasan Permukiman Kumuh Berdasarkan Tipologi Permukiman Kumuh (Studi Kasus: Desa Mekarsari dan Desa Setiamekar). Institut Teknologi Nasional.
Parkinson, J. R. (2015). Democracy and Public Space. In Oxford University Press. New York: Oxford University Press. https://doi.org/10.1093/acprof:osobl/9780199214563.001.0001
Partanen, J. (2015). Indicators for Self-Organization Potential in Urban Context. Environment and Planning B: Planning and Design, 42(5), 951–971. Diakses dari: https://doi.org/10.1068/b140064p
Prihutami, D. (2008). Ruang Publik Kota yang Berhasil (Universitas Indonesia). Universitas Indonesia. Diakses dari: http://www.bakosurtanal.go.id/assets/download/artikel/BIG RuangTerbukaHijauyangSemakinTerpinggirkan.pdf.
Purnamasari, A., & Muta’ali, L. (2012). Kajian Spasial Ruang Publik (Public Space) Perkotaan untuk Aktivitas Demonstrasi Mahasiswa di Kota Makassar. Jurnal Bumi Indonesia, 1(2), 27–36.
Purwanto, E., & . W. (2012). Pola Ruang Komunal di Rumah Susun Bandarharjo Semarang. DIMENSI (Jurnal Teknik Arsitektur), 39(1), 23–30. https://doi.org/10.9744/dimensi.39.1.23-30
Rahmi, D. H., Wibisono, B. H., & Setiawan, B. (2001). Rukun and Gotong Royong: Managing Public Plaves in an Indonesian Kampung. In P. Miao (Ed.), Public Places in Asia Pasific Cities (pp. 119–134). Dordrecht: Springer.
Roo, G. De. (2020). Self-Organization and Spatial Planning - Foundations, Challenges, Constraints and Consequences Self-Organization and Spatial Planning. In Spatial Planning in a Complex Unpredictable World of Change (pp. 54–97). Groningen: Cooperatie InPlanning UA. https://doi.org/10.17418/B.2016.9789491937279.3
Safriani, A. (2015). Urgensi Pengaturan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Jurisprudentie, 2(26), 23–31.
Sujatini, S., Soemardi, T. P., Alamsyah, A. T., & D., L. (2015). Model of Temporary Public Open Space in City Kampong, with SEM Analyze (Case Study Paseban, Jakarta). International Journal of Engineering and Technology, 2, 156–159.
Susanti, W. D. (2014). Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pemanfaatan Ruang Terbuka Publik. Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan, 6(1), 29–36. Diakses dari: https://core.ac.uk/reader/33698640
Tamariska, S. R., Lestari, A. D. E., Septania, E. N., & Ulum, M. S. (2019). Peran Ruang Komunal dalam Menciptakan Sense of Community Studi Komparasi Perumahan Terencana dan Perumahan Tidak Terencana. Jurnal Koridor: Jurnal Arsitektur dan Perkotaan, 10(1), 65–73. https://doi.org/10.32734/koridor.v10i1.1388
Tamariska, S. R., Ronauly, A. A., Nugraha, M. S., Fillah, A. Z., & Nurhasan, T. (2017). Peran Ruang Komunal terhadap Keberlanjutan Sosial Studi Komparasi Perumahan Terencana dan Perumahan Tidak Terencana. E039–E046. https://doi.org/10.32315/ti.6.e039
Wellman, B & Leighton, B. (1979). Networks, Neighborhoods, and Communities: Approaches to the Study of the Community Question. Urban Affairs Review, 14(3), 363–390.
Wijaya, A. (2019). Permukiman Kumuh Perkotaan di Manggarai Jakarta Selatan. IKRA-ITH Teknologi, 3(2), 17–26. Diakses dari: https://journals.upi-yai.ac.id/index.php/ikraith-teknologi/article/view/702
Refbacks
- There are currently no refbacks.